Semakin Dalam , Semakin Nikmat

1605 Kata
Ada banyak obrolan yang tercipta antara Amora dan Galuh. Galuh menceritakan jika lusa dia akan menikah lagi dengan laki-laki yang sudah Daniel pilih untuknya. Iya Galuh mengatakan jika laki-laki itu adalah pilihan Daniel karena Daniel hanya memberikannya dua pilihan, menikah dengan lelaki itu ,atau menikah dengan Daniel sendiri. Galuh tentu tidak bisa menikah dengan Daniel, karena itu akan terdengar sangat tidak masuk akal, dan pada akhirnya Galuh menyetujui pilihan Daniel karena ternyata Luci dan David juga setuju dengan pilihan Daniel. "Ini adalah perhiasan yang Luci, Mommy nya Daniel berikan pada Nana, dan dia meminta Nana untuk menggunakannya lusa di hari pernikahan Nana." Ucap Galuh saat membuka satu kotak perhiasan yang isinya kalung dengan liontin bermata berlian merah muda yang diperkirakan bernilai ratusan juta lalu menunjukkannya pada Amora dan Amora merasa takjub dengan kilau perhiasan itu. Meskipun Amora bukanlah orang biasa yang akan terlihat begitu mengagumi sebuah berlian, nyatanya Amora juga langsung menunjukkan ekspresi sukanya pada kalung berliontin berlian itu. Modelnya terlihat sederhana tapi dari kesederhanaan itulah Amora jatuh cinta pada kalung itu. "Tapi Nana gak bisa pake itu secara bersamaan, karena calon suami Nana juga memberikan satu set perhiasan untuk Nana gunakan di hari pernikahan kami!" Sambung Galuh dan Amora langsung mengangguk mengerti. "Oh sayang sekali Nana, padahal ini sangat cantik!" Seru Amora masih memperhatikan kalung itu dan Galuh justru mengambil kalung itu lalu berdiri dan berjalan ke belakang punggung Amora kemudian memasang kalung itu di leher Amora. "Nana,,,!" Amora terkejut tapi sebisa mungkin dia kembali bersikap normal saat Galuh justru memberi isyarat diam padanya. "Menurut Nana ini memang cantik, tapi tentu sudah tidak lagi cantik di Nana yang sudah berusia hampir empat puluh tahun,"______" tapi ini cantik di kamu yang masih sangat muda." Ucap Galuh saat berhasil memasang kalung itu di leher Amora lalu kembali duduk menghadap Amora. Amora memperhatikan dadanya, benar-benar terlihat cantik. "Bagaimana kalau kamu yang pakai ini untuk Nana besok. Aku yakin Luci tidak akan keberatan jika kalung itu di pakai oleh calon menantunya!" Ucap Galuh lagi dan tiba-tiba Amora merasa kesulitan untuk sekedar menelan nafasnya sendiri. "Tidak Nana. Ini terlalu berlebihan!" Tolak Amora lembut tapi Galuh langsung menggeleng dengan sangat cepat. "No no no. Tidak ada yang berlebihan untuk seorang wanita cantik sepertimu. Lagi pulang bukankah kau adalah kekasih cucuku, dan aku yakin si tengil itu serius denganmu karena meskipun bocah itu terkenal dengan stempel Playboy, nyatanya sampai saat ini dia belum pernah membawa seorang wanita pulang dan memperkenalkan wanita itu sebagai kekasihnya kepada Nana juga kepada kedua orang tuanya, dan , kamu adalah satu-satunya wanita yang berani dia perkenalkan sebagai kekasihnya pada Nana." Ucap Galuh apa adanya. "Dan Apa kamu tahu artinya itu? Iya, kau memang spesial untuknya!" Sambung Galuh benar-benar berharap jika kali ini bocah tengil itu akan serius dengan wanita ini, dan jujur Galuh berharap setelah ini , Daniel akan memikirkan untuk melangkah ke jenjang pernikahan karena ternyata dia juga sama seperti Luci dan David , ingin melihat Daniel betah di rumah dan mulai mengambil alih bisnis mereka yang mulai keteteran. Lain Galuh lain pula Amora. Saat Galuh begitu mengharapkan sesuatu yang lebih dari Amora nyatanya Amora justru ingin muntah ketika membayangkan dirinya harus menikah dan menjadi istri dari si playboy cap kuda Nil, Daniel Fabiano. 'Oh tidak. Amit amit cabang bayi. Aku gak mau menikah sama laki-laki mezum itu. Sekalipun hanya dia satu-satunya laki-laki yang tersisa di dunia ini, aku gak mau menikah dengannya. Nggak!' batin Amora benar-benar mengutuk dirinya untuk sesuatu yang menurutnya sangat tidak masuk akal. "Ohh,,," hanya kata oh yang berhasil lolos dari bibir Amora karena ternyata dia bingung harus menanggapi pernyataan Galuh, terlebih lagi Daniel sudah membantunya lepas dari pesta memalukan semalam. Amora juga mengingat kesepakatan dia dan Daniel untuk menjadi kekasih pura-pura laki-laki itu sampai mereka kembali ke Paris dan mereka juga sepakat untuk bersikap profesional. "Oh tenang Amora. Tenang. Ini hanya akan berlangsung satu minggu, sampai acara pernikahan Monica selesai. Setelahnya kau akan bebas dari playboy cap kuda Nil ini." Batin Amora mencoba menenangkan perasaan gundahnya sendiri. "Jadi katakan. Bagaimana kau bisa menemukan cucu Nana yang tengil itu, ahh?" Tanya Galuh pada Amora dan Amora langsung terlihat malu, sekaligus mual saat mengingat pertemuan pertama dia dengan Daniel di depan pintu pemberangkatan pesawat hari itu, tapi sebisa mungkin Amora bersikap tenang dengan menarik nafas dan menghembuskannya dengan sangat pelan, untuk menghalau rasa gugupnya. "Oh itu. Kami bertemu di,,,,!" Amora bingung dan terlihat berpikir untuk mencari jawaban yang tepat, dan saat itu Amora ingat alasan Daniel kemarin pada Monica dan Brian saat ditanya perihal masalah yang sama. "Anu,,, itu ,,, kami sama-sama bekerja di Paris. Dan kemarin kami juga sengaja pulang ke Indonesia bersama hanya untuk menghadiri pernikahan Nana. Katanya dia ingin memberikan kejutan untuk Nana dengan membawa ku di hati pernikahan Nana, tapi lihatlah, dia benar-benar tidak konsekuen dengan perjanjian kami, dia justru membawaku kesini sebelum acara pernikahan Nana jadi sepertinya kejutannya akan gagal." Jawab Amora mulai bisa melakoni perannya sebagai kekasih Daniel, dan sepertinya jika terus seperti ini, bisa dipastikan Amora akan berubah menjadi pemeran drama karena kepandaiannya berbohong. Oh Daniel benar-benar memberi pengaruh buruk untuk Amora. Setidaknya itu yang Amora pikirkan tapi belum tentu itu pula yang Daniel rasakan. "Dasar bocah tengil. Dia emang seperti itu, tapi percayalah, sebenarnya dia orang yang baik. Emang sih dia rada playboy, bahkan saking Playboy nya, dulu saat dia baru berusia 10 tahun dan Nana baru-baru menikah dengan oppa-nya, dia bahkan sudah punya cita-cita untuk menikahiku dan memiliki dua istri dan pernyataannya itu langsung dia utarakan pada oppanya.” Ucap Galuh terkekeh mengingat hari itu, saat Daniel mengatakan ingin menikahinya. " Tapi tentu saja kami tidak begitu ambil pusing mengingat saat itu dia baru berusia 10 tahun." Sambung Galuh . "Tapi percayalah, dia bukan pembual , Amor. Dia tipe laki-laki jujur, dengan gaya bicara yang ceplas-ceplos!" Jelas Galuh dan Amora langsung tertawa saat Galuh menceritakan bagaimana Daniel yang ingin menjadikannya istri saat wanita ini masih berstatus istri kakeknya. "Hahaha. Jadi dia udah se playboy itu dari kecil?" Kutip Amora dan Galuh langsung mengangguk, meskipun itu artinya dia menelanjangi satu keburukan cucunya, tapi menurut Galuh itu jauh lebih baik daripada bersikap munafik dengan meninggikan atau menonjolkan karakter baik cucunya, karena jika dia sudah menceritakan segala sikap buruk cucunya dan Amora masih bisa menerima itu semua, maka itu artinya Amora benar-benar mencintai Daniel. Iya, sesederhana itulah cara berpikir orang tua. "Pantes sekarang dia sudah bertransformasi menjadi playboy cap buaya nyengir!" Sambung Amora yang benar-benar tidak bisa menahan tawanya saat mengingat percakapan Daniel lewat telepon di pesawat beberapa detik sebelum pesawat mereka lepas landas kemarin. "Apa yang kalian tertawakan ahh?" Timpal Daniel yang tiba-tiba sudah masuk dan langsung duduk di belakang Amora sembari memeluk punggung dan merapatkan wajah di sisi wajah Amora. Amora tidak menolak atau memberontak ketika Daniel bersikap seperti itu, dia justru kembali tertawa karena cerita sepele Galuh tadi. "Daniel. Apa kau tau, Nana baru saja menceritakan jika dulu kau pernah mengajak Nana menikah saat Nana masih menjadi istri Oppa kamu!" Jawab Amora yang benar-benar tidak bisa menghentikan tawanya membayangkan kekonyolan Daniel saat itu tapi Daniel justru menggigit giginya sendiri ke arah Galuh karena membuatnya malu luar biasa sekarang. "Nana,,,!" Daniel. "Kenapa? Emang bener kok. Itu adalah fakta!" Tolak Galuh sambil melotot pula ke arah Daniel. "Kenapa malah menceritakan masalah konyol itu sih? Kan Daniel jadi malu!" Seru Daniel sembari menyembunyikan wajahnya di bahu dan ceruk leher Amora, tapi Amora masih saja tertawa seolah tidak menyadari apa yang saat ini Daniel lakukan di bahunya. "Eleh, sok kali kau bilang malu. Perasaan dari dulu kamu nggak punya malu!" Balas Galuh saat bangkit dari duduknya dan menyimpan kotak perhiasan yang sebelumnya dia tunjukkan pada Amora dan membiarkan Amora menggunakan kalung itu di lehernya. "Nana benar. Dia emang gak punya malu. Benar-benar muka tembok!" Timpal Amora yang kali ini memegang perutnya karena keram karena kesulitan untuk meredam tawanya. "Nana. Ayolah. Jangan membuat ku merasa semakin malu!" Ucap Daniel tapi Galuh pilih berlalu dari kamar itu, tidak ingin mendengar segala keluh kesah Daniel yang tetap tidak mau mengakuinya dirinya playboy atau sejenisnya. Amora masih saja tertawa dan kali ini Daniel justru gemas dengan wanita itu karena Daniel merasa diolok. "Jangan tertawa Amor, atau aku akan,,," Daniel. "Kau benar-benar buaya Daniel. Tidak heran jika hari itu aku melihatnya mu sedang melakukan adegan messum di pintu pemberangkatan pesawat. Kau memang se messum itu!" Ucap Amora dengan tawa yang benar-benar tidak bisa dia redam. "Amor. Aku mohon jangan tertawa, atau aku akan,,," ucapan Daniel kembali terjeda karena Amora kembali memotong ucapnya. "Aku membayangkan, bagaimana jika besok para kekasihmu tiba-tiba nongol di pernikahan Nana kamu, dan mengaku hamil dan meminta pertanggung jawabanmu, oh itu pasti akan ter,,,,," suara Amora tertahan di tenggorokan karena Daniel lebih dulu membungkam mulut Amora dengan ciumannya. Amora benar-benar terdengar sangat cerewet dan Daniel sudah sangat gemas ingin membungkam tawa wanita itu dengan ciumannya. Daniel melumat kedua belah bibir Amora, menahan wajah Amora untuk tetap di posisi itu karena saat ini Amora tengah duduk di depan Daniel dengan Daniel yang memeluk bahu Amora dan sekarang Daniel juga menahan wajah Amora untuk tetap di posisi itu. Diam. Amora seketika diam, mencerna apa yang saat ini terjadi padanya, dan sikap diam itu Daniel manfaatkan untuk melakukan sentuhan lebih. Iya, Daniel melumat belah bibir bawah Amora dengan sangat lembut, lalu bergantian ke belah bibir atasnya. Benar-benar melumatnya dengan lumatan lembut dengan sentuhan nafsu sedikit, tapi otak Amora yang sedang struk tetap diam dengan aksi Daniel saat ini. Merasa tidak mendapatkan penolakan dari Amora , Daniel justru semakin menikmati ciumannya, menggigit sedikit belah bibir Amora hingga Amora meringis dan membuka sedikit belah bibirnya dan kesempatan Daniel manfaatkan untuk menelusupkan lidahnya ke dalam rongga mulut Amora, karena semakin dalam , semakin nikmat hingga,,,,
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN