Han Jiyan menatap An Lu tajam dengan bibir yang menyunggingkan senyum. Berhenti berlari ketika telah sampai di tengah hutan yang cukup gelap dengan pohon-pohon besar yang menjulang tinggi. Tanahnya juga lembab karna sinar matahari tak sampai di tempat ini. “Ayah hanya bilang jika tetesan darah yang bisa mengendalikan enak prefektur kerajaan itu ada padamu. Tapi aku benar-benar tak menyangka jika ternyata ada kekuatan yang luar biasa di dalam dirimu, nona muda Zhao,” ucap Han Jiyan, masih menatap pada wajah An Lu yang memang cantik. “Nona Zhao, coba pikirkan. Jika kau memberontak kepemimpinan ayahandaku, semua rakyat di Dong Yue akan menjadi korban keegoisanmu.” “Ciih!” An Lu meludah ke samping. Melipat tangan di depan d**a, balas menatap kedua mata merah Han Jiyan tanpa rasa takut sediki