48

512 Kata

Bunda tampak terkejut melihat kedatanganku, ia terlihat senang walau sambil ngomel-ngomel. "Kenapa pulang malam? Dari Bandung ke Purwakarta kan lumayan? Gimana kalau kamu masuk angin? Ayo, makan dulu! Pasti belum makan kan? Iqbal juga, ayo ikut Bunda ke meja makan." Bunda memberondong kami dengan banyak pertanyaan hingga aku tak diberi kesempatan menjawab. Iqbal hanya tersenyum, ia pun mencium punggung tangan bunda setelah Bunda baru selesai berbicara. "Kita pulang tadi sore, Bun. Cuma karena kemagriban di jalan jadi kita menepi dulu ke mall buat salat sekalian makan juga," jawabku pelan-pelan seraya menggandeng bunda mengajaknya duduk. "Ah, syukurlah," ucap bunda lega. Ia mengusap dadanya. "Kenapa pulang gak ngabarin Bunda?" tanya bunda kemudian setelah kami sama-sama duduk. "Dadaka

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN