"Bal, makan dulu, yuk! Sekalian salat magrib," ajakku pada sahabat satu ini. Sebetulnya kami telah sampai di kota kelahiran, sehingga hanya butuh lima belas menit lagi kami sampai rumah. Namun, suara adzan menarikku untuk singgah dulu. Takut gak keburu! "Oke!" jawabnya ia memelankan laju motornya. Kemudian menepi di salah satu tempat makan yang disediakan di pusat perbelanjaan yang kini ada di depan kami. Setelah menyimpan motor, Iqbal berjalan masuk ke tempat makan yang paling dekat dengan parkiran motor. Aku menariknya mengajaknya untuk salat dulu. "Hei, kalau makan dulu nanti gak keburu! Yuk, salat dulu!" Kutarik tangannya dan menunjuk mushala yang terdapat tak jauh dari kami. Iqbal tampak mengusap tengkuknya seperti heran, tapi langsung mengikuti aku pergi. Di waktu magrib ternya