Motor Ibrahim pun menepi tepat di depan kosan Iqbal. Iqbal dan Ningsih sepertinya belum sampai. Aku pun memutuskan segera pulang. "Thanks ya, Baim. Hati-hati di jalan!" "Wokeh!" Waktu menunjukkan pukul delapan malam setibanya di kamar. Aku pun segera mengambil air wudhu kemudian mendirikan salat isya, karena setelah ini aku akan langsung tidur. Selepas melaksanakan salat, tak lupa skincare malam kugunakan. Lelah, itu yang kurasakan. Aku pun bergegas merebahkan tubuh memejamkan mata. Namun, baru saja aku mengambil posisi ternyaman ponsel yang masih dalam sling bag berdering. Kuabaikan saat di dering pertama dan kedua, tapi saat dering ketiga aku tak bisa lagi berdiam diri. Dengan sangat malas aku bangun dan mengambil ponselku, mungkin panggilan penting dari seseorang sehingga ia menelp