37

572 Kata

Ningsih malah jadi kikuk untuk meneruskan makannya, karena melihat suasana yang berubah drastis gara-gara pria Arab yang tersesat ini. Aku pun beranjak kemudian menarik lengan Ibrahim agar ikut keluar denganku. Namun, baru saja aku hendak menarik Ibrahim, seseorang datang menatap ke arahku. Ah, aku merasa dejavu. "Dia lagi?" Iqbal menghampiri, melepaskan tanganku yang masih mencekal lengan Ibrahim. Huft. Sepertinya akan banyak drama dimulai. Aku segera berjalan ke belakang Iqbal lalu mendorongnya agar segera duduk di kursi. Kemudian kembali menarik tangan Ibrahim agar dia segera keluar. Jangan sampai drama itu terjadi, karena kami tidak sedang syuting film. Namun, Ibrahim menepis dengan halus lalu ikut duduk berhadapan dengan Iqbal. Ningsih tentu saja merasa terganggu. Ia menghentikan

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN