Bab 28

2939 Kata
Mesya menatap Adrel, menunggu respon yang mungkin akan diberikan oleh suaminya. Sampai saat ini, sejujurnya ada banyak hal yang ingin dikatakan oleh Mesya. Sayangnya, Mesya sendiri tidak tahu harus memulai semuanya dari mana. Ada banyak ketakutan yang terasa terus menghimpit dadanya. Mesya takut kalau Adrel akan berpikiran hal yang buruk tentang Dira. Bagaimanapun juga, sebagai seorang adik, Mesya tentu tidak akan membiarkan jika ada orang yang berpikiran buruk mengenai Dira meskipun itu adalah suaminya sendiri. Entahlah, sekalipun dia memang tidak memiliki ikatan darah dengan Dira, Mesya tetap terasa terikat emosi dengan Kakaknya itu. Beberapa kali, sekalipun saat mereka sedang memiliki masalah, Mesya memang sering merindukan kakaknya. Mereka tumbuh besar bersama, tidak saling melihat dan berbicara selama tiga tahun, semua itu cukup menyakitkan. Jujur saja, ada banyak luka yang telah Dira torehkan. Tapi, semua itu tidak serta merta membuat Mesya merasa harus menghilangkan Kakaknya dari kisah masa kecilnya. Apapun yang terjadi, dulu orang tuanya memang mengangkat Dira sebagai anak mereka. Mesya tidak akan bisa mengubah apa yang telah terjadi di masa lalu. Mau tidak mau, dia harus menerima keadaan. Menerima juga Dira sebagai saudaranya meskipun mereka memang tidak memiliki hubungan darah. Bukahkan saat ini darah bukan segalanya? Ada yang sangat dekat sekalipun tidak memiliki ikatan darah yang sama. Ada juga yang menjadi sangat asing padahal tinggal di rumah yang sama dan memiliki darah yang sama. Tidak, tidak ada yang bisa mengatur semua itu. “Ada apa memangnya? Kamu mau bicara apa?” Adrel mengusap puncak kepala Mesya sekilas. Membuat Mesya kembali merasakan sentuhan suaminya. Mesya memejamkan matanya sekilas. Apapun yang terjadi, sekarang Mesya masih memiliki seorang suami yang jelas akan menjaganya, bagaimana dengan Dira? Wanita itu pasti sangat bersedih karena kehilangan Damar. Damar adalah segalanya untuk Dira. Mesya pikir, mereka memang dua orang yang perlu disatukan. Dira berusaha keras untuk mendapatkan Damar, setelah itu dia mendapatkannya. Mereka menikah selama bertahun-tahun.. tidak ada yang tahu kalau akhirnya akan begini, bukan? Sayangnya memang tidak ada yang bisa menjamin jika semua pasangan suami istri akan selalu utuh bersama. Mesya tidak menutup matanya untuk hal mengerikan seperti itu. Tapi, memikirkan hidup tanpa seseorang yang kita kira akan menemani kita hingga akhir napas, semua itu sangat sulit. Ketika memutuskan untuk bersama dengan Adrel, Mesya sudah memikirkan apa saja yang harus dia lakukan untuk selanjutnya. Dia akan terus bersama dengan Adrel karena hari itu, baik Adrel maupun Mesya, mereka memang sudah sama-sama menyerahkan diri masing-masing untuk hidup bersatu selamanya. Saat ini, mereka memang masih bersama, tapi.. siapa yang tahu apa yang akan terjadi di masa depan? Jangan, Mesya tidak akan sanggup jika harus merasakan pedihnya perceraian seperti yang dirasakan oleh Dira. Tidak, Mesya tidak akan bisa hidup sendirian setelah apa yang mereka lewati bersama. Hanya dengan Adrel, Mesya bisa melepaskan semua beban yang membuat pundaknya berat. Hanya pria itu.. “Kamu.. Adrel, aku rasa ada sesuatu yang terjadi sama Mbak Dira. Aku rasa kamu menyembunyikan sesuatu dari aku..” Mesya menatap Adrel dengan pandangan tidak yakin. Jika siang hari, Mesya akan sulit mendapatkan waktu berdua bersama dengan Adrel mengingat jika seperti ini, para keluarga tidak akan berhenti mengunjungi Mesya. Ya, seperti orang di desa pada umumnya yang selalu bersikap ramah, jauh sebelum Mesya datang mengunjungi satu per satu rumah mereka, mereka sendiri yang akan datang ke sini dan menemui Mesya. Meskipun mereka memang sudah berkunjung, nanti ketika ada waktu Mesya juga akan tetap pergi ke rumah mereka satu demi satu. Ini dilakukan untuk tetap menjalankan jalinan komunikasi.. sebagai orang yang lebih muda, akan sangat lebih baik kalau Mesya yang datang ke rumah mereka. Mesya menghela napas. Benar, mungkin ini memang saat yang tepat untuk membicarakan pembicaraan mereka beberapa lalu. Sesuatu yang masih saja mengganggu pikiran Mesya. Tidak, Mesya harap ini hanya rasa takutnya yang tidak berdasar saja. Ada banyak hal yang selama ini Mesya takutkan, tapi tidak semuanya benar-benar terjadi. Sungguh, menyembunyikan sesuatu dari Adrel, rasanya sangat tidak menyenangkan. Mesya tidak akan sanggup menahan lebih lama. Itu semua bukan hal yang selama ini Mesya lakukan. “Sya, kamu ngomong apa lagi? Aku nggak sembunyiin apapun” Adrel ganti bertanya. Beberapa waktu lalu Adrel memang mengatakan kalau pria itu memang sedang menyembunyikan sesuatu darinya. Sayangnya sampai sekarang Adrel belum mengatakan apapun. Apa Adrel memang sudah lupa pada pembicaraan mereka beberapa hari lalu? Mesya menghembuskan napasnya pelan. Ada banyak hal yang terus mengganggunya. Mesya tidak suka seperti ini. Mereka berdua jarang didatangi masalah, kini.. tepat ketika Dira datang, Mesya mulai merasa kalau mereka akan mendapat satu masalah besar. Benar, ini memang bukan perasaan yang tepat. Mesya tidak seharusnya memikirkan hal yang buruk tentang kakaknya. Tapi, setelah beberapa kejadian tidak terduga yang terjadi secara tiba-tiba, sepertinya Mesya memang tidak akan bisa menghentikan rasa khawatirnya. Sesuatu dalam hatinya terus menuntut untuk bertanya pada Adrel mengenai hal yang beberapa waktu ini terjadi. Dira.. apa yang terjadi pada wanita itu? “Dulu, kamu yakin kalau Mbak Dira memang benar-benar kembali setelah lilin itu mati?” Mesya sangat yakin kalau Adrel masih mengingat kejadian yang terjadi lebih dari sepuluh tahun yang lalu. Sekalipun memang sudah lama berlalu, hari itu jelas tidak akan bisa dilupakan oleh siapapun. Tidak, Mesya bahkan ingat dulu selama berbulan-bulan Mesya masih merasa takut ketika tahu berhadapan berdua dengan kakaknya. Dibanding duduk di rumah dengan Dira, Mesya jelas lebih memilih tinggal di rumah Bude Karti kalau memang Bapak dan Ibu sedang tidak di rumah. Benar, sekalipun kejadiannya memang sudah berlalu, melihat bagaimana keadaan Dira yang sangat mengerikan, Mesya jelas tidak akan bisa langsung bersikap biasa saja. Dira kerasukan makhluk asing yang jelas sangat mengerikan. Mesya.. sekalipun saat itu dia sudah tumbuh menjadi seorang remaja perempuan yang sudah besar, entah kenapa Mesya tetap merasa ketakutan ketika harus berdua saja dengan Dira. Ada sesuatu yang mengerikan yang entah kenapa sangat terasa kegelapannya ketika Mesya ada di rumah bersama dengan Dira. Wanita itu menyembunyikan rahasia besar yang tidak pernah dia katakan pada siapapun. Bahkan, Mesya berani bertaruh jika Bapak dan Ibu juga tidak tahu apa yang membuat dira sampai kerasukan. Sekarang, bertahun-tahun sudah berlalu, tapi Mesya masih merasa ada yang salah dengan kejadian yang sudah terjadi di masa lalu. Mesya harap, semuanya memang sudah berakhir. “Sya, kamu ngomong apa? Dia jelas kembali. Kamu sendiri yang melihat semuanya, kan? Kita ada di sana, kamu tahu segala hal yang terjadi di sana” Adrel berbicara sambil tersenyum. Tampaknya pria itu memang kaget dengan apa yang Mesya tanyakan. Iya, kejadiannya memang sudah berlalu selama bertahun-tahun, tapi setelah Adrel mengatakan sebuah rahasia kecil yang selama ini tidak pernah Mesya ketahui, entah kenapa perasaan takut itu kembali hadir. Seperti ada sesuatu yang salah dengan kakaknya. Mesya menghela napas. Ya Tuhan, apa yang akan terjadi? Mesya tidak bisa tenang. Ada saja sesuatu yang terus timbul dalam dirinya. Sebuah pertanyaan yang sayangnya tidak akan bisa Mesya tanyakan dengan mudah. Lagi pula, Mesya tidak akan mungkin menanyakan semua ini pada Dira. Mengingat hal buruk yang terjadi di masa lalu, Mesya pikir ini bukan hal yang perlu ditanyakan pada wanita itu. Tapi, jika bukan Dira, siapa yang bisa Mesya mintai jawaban? Adrel memang bersama dengan dirinya pada saat kejadian itu. satu-satunya hal yang membuat Mesya menarik tangannya dan memutuskan untuk menutup mata dan telinganya saat itu adalah Adrel. Mesya pikir Adrel akan menjaga nyala api di lilin itu ketika tangan Mesya tidak menjaganya. Tapi, Mesya sungguh tidak tahu kalai kejadian yang sebenarnya adalah.. api itu sempat mati. Bapak dan Ibu memang selalu mengajari Mesya untuk tidak mempercayai paranormal. Tapi, hari itu memang hanya paranormal yang bisa membantu Dira untuk terlepas. Jika sudah seperti itu, bukankah seharusnya Mesya juga mempercayai apa yang dia katakan mengenai pengusiran setan yang dilakukan oleh orang itu? Dia jelas mengatakan kalau nyala apinya harus dijaga agar Dira bisa kembali. Lalu, kalau sampai mati.. apa yang akan terjadi? Mesya benar-benar tidak mengerti dengan apa yang terjadi. Saat itu, ketika Mesya membuka matanya, semua memang baik-baik saja. Tidak ada yang salah karena Dira juga tampak kembali dalam keadaan yang baik-biak saja. Jadi, Mesya tentu tidak merasa ada satupun yang salah. Tapi, pengakuan Adrel beberapa hari lalu.. semua itu semakin mengganggu Mesya. Apalagi dengan tinggal Dira yang semakin aneh. Kejadiannya memang sudah lama, tapi kita memang tidak tahu kapan dampak dari suatu kejadian akan berakhir. Mesya hanya bisa berharap kalau semuanya akan beik-baik saja. “Tapi api dari lilin itu beneran mati, Adrel. Aku.. aku nggak tahu kalo itu yang terjadi..” Mesya kembali menatap Adrel. Sekarang, giliran Adrel yang tampak menghela napas dengan kesal. Ah, Mesya jadi merasa bersalah kalau benar ini yang terjadi. Jujur saja, Mesya sangat tahu kalau Adrel sedang memikirkan sesuatu sehingga pria itu tidak bisa tidur dan lebih memilih menikmati angin segar di pagi hari. Tinggal di desa membuat Mesya selalu bisa menghidup udara segar kapanpun dia mau. Jika dipikir-pikir, mungkin tinggal di desa akan membuat dia jadi bertambah sehat. Masih tidak banyak polusi yang ada di tempat ini. semuanya masih terasa sangat alami.. terasa sangat menyenangkan ketika melihat langit gelap yang dipenuhi dengan bintang. Tidak seperti di kota dimana langitnya tampak sepi tanpa cahaya apapun. Mungkin bintang-bintang yang ada di kota memang tertutupi dengan polusi udara yang seakan menguasai segalanya. Ah, Mesya jadi rindu dengan masa kecilnya dimana dia akan terus menatap langit sambil menghitung banyaknya bintang ketika Bapak mengajaknya pergi ke warung untuk membeli jajan. Iya, itu adalah saat yang paling menyenangkan untuk Mesya. Sekarang, semuanya sudah banyak berubah. Mesya tidak akan bisa merasakan itu semua. Ya, sayang sekali.. “Sya, dia kembali. Mbak Dira sudah kembali. Apa yang sebenernya kamu pikirin? Itu juga sudah lama, Sya. Kenapa kamu baru bahas sekarang? Kejadian sepuluh tahun lalu, kamu beneran tanya tentang itu?” Entah kenapa tapi apa yang dikatakan oleh Adrel memang membuat Mesya merasa sangat kecewa. Iya, itu memang kejadian yang susah sangat lama terjadi. Memangnya kenapa kalau Mesya baru bertanya sekarang? Lagi pula Adrel juga baru memberi tahu satu fakta mengejutkan yang ternyata terjadi.. tidak, Mesya sungguh tidak tahu kenapa Adrel malah memberikan respon seperti itu. Sejujurnya, seiring dengan berjalannya waktu, Mesya memang sudah mulai lupa pada apa yang terjadi di masa lalu. Kejadian itu sudah berlalu sepuluh tahun yang lalu, Mesya mungkin memang sudah bisa melupakan apa yang terjadi di saat itu, tapi.. Ketika Adrel kembali mengungkit satu hal penting yang masih berhubungan dengan hari itu, entah kenapa Mesya kembali merasa gelisah. Ada sesuatu yang salah jika memang Adrel saat itu melihat lilin itu sempat mati. Pasti, pasti ada sesuatu yang terjadi. Sayangnya, sekarang Adrel tempat tidak memikirkan apa yang saat itu telah terjadi. Entah kenapa Adrel bisa setenang ini setelah menyembunyikan satu fakta yang paling mengejutkan untuk Mesya. Mesya menghembuskan napasnya dengan lelah. Benar, kejadiannya memang sudah sepuluh tahun yang lalu. Tapi, baru beberapa hari yang lalu Adrel memberi tahu hal yang sangat mengejutkan. Mesya tentu tidak bisa menahan dirinya lagi untuk bertanya pada Adrel. Saat kejadian itu, hanya ada Adrel dan Mesya. Hanya mereka yang benar-benar tahu mengenai apa yang terjadi. “Aku baru kalau lilin itu pernah mati. Kamu baru kasih tahu ke aku. Adrel, beneran.. ini semua menggangu pikiran aku..” Tidak bisa menahan lagi, Mesya memutuskan untuk kembali berbicara. Dia harus mengatakan apa yang selama ini mengganggu dirinya. Dira, apa yang sebenarnya terjadi pada wanita itu? Jujur saja, mungkin Mesya memang sudah berusaha mengabaikan segala hal yang terdengar sedikit misterius di dalam diri Dira. Sayangnya, masih ada lagi satu hal yang tidak bisa Mesya mengerti. Adrel mengangkat tangannya untuk membuat Mesya menatap ke arah pria itu, Mesya menghembuskan napasnya dengan lelah. Apa yang sebenarnya terjadi? Mesya memang merasa jika Adrel sedang menyembunyikan sesuatu dari dirinya. Tapi apa? Apa yang disembunyikan oleh pria itu? Mereka tidak pernah seperti ini sebelumnya. Apa yang sedang terjadi? Kenapa terasa sangat sulit mengatakan apa yang sebenarnya terjadi? Dulu, Ibu selalu berkata pada Mesya ketika dia sedang berkunjung bersama dengan Adrel. Kata Ibu, rumah tangga Mesya memang termasuk ke dalam rumah tangga yang adem ayem. Mereka berdua jarang sekali bertengkar karena dibanding adu mulut, Adrel dan Mesya jelas lebih memilih duduk dan berbicara berdua tanpa saling menyalahkan satu sama lain. Mereka lebih memilih menyelesaikan masalah tanpa berbelit-belit. Baik Adrel dan Mesya juga saling terbuka satu sama lain sehingga setiap masalah yang mendatangi mereka bisa diselesaikan dengan sangat mudah. Tapi, kata Ibu, suatu saat mereka juga akan menemukan satu titik yang membuat mereka jadi kesal satu sama lain. Hidup bersama dengan orang yang sama selama bertahun-tahun, pasti ada rasa jenuh yang mendatangi mereka. Pasti juga ada rasa kesal karena mereka terus melakukan hal yang sama. Sekalipun pernikahan Mesya dan Adrel termasuk ke dalam pernikahan yang baik-baik saja, tidak menutup kemungkinan kalau suatu saat mereka juga akan mendapatkan satu masalah kecil, tapi sulit untuk diselesaikan. Mesya tahu jika saat-saat itu akan tiba. Sekarang, Mesya juga sedang bingung caranya mengatakan pada Adrel apa yang sebenarnya dia rasakan. Ini hanya masalah kecil, seharusnya mereka bisa menyelesaikan ini semua dengan cara yang sangat mudah. Sayangnya, ternyata benar apa yang dikatakan Ibu bertahun-tahun yang lalu, akan ada ada masalah kecil yang akan sedikit rumit untuk diselesaikan. Mesya menatap Adrel sejenak. Beberapa saat kemudian Mesya melepaskan tangan Adrel yang ada di rahangnya. Mesya menggelengkan kepalanya sejenak. Mungkin, ini memang bukan saat yang tepat untuk berbicara dengan Adrel. Pria itu sendiri tidak mau mengatakan apapun padanya, seakan Adrel memang tidak ingin membahas apa yang sebenarnya terjadi. Jika sudah seperti ini, mereka mau melakukan apa? Sangat tidak berguna jika Mesya terus memaksakan untuk membahas sesuatu. Mereka tidak akan mendapatkan apapun.. sungguh, mereka tidak akan mendapatkan apapun. “Sya..” Adrel menahan tangan Mesya ketika wanita itu beranjak berdiri. Untuk apa Mesya tetap di sini jika mereka tidak ingin membicarakan apapun? Mesya menghembuskan napasnya sekali lagi. Sekalipun saat ini dia sedang merasa sedikit kesal, Mesya tidak boleh sampai terbawa emosi. Bagaimanapun Adrel adalah suaminya, selama Adrel tetap berbicara dengan sopan padanya, Mesya juga harus melakukan hal yang sama. Tidak akan baik jika Mesya sampai berbicara yang buruk pada suaminya. Tapi, menahan diri untuk tidak berbicara dengan suara keras ternyata juga tidak semudah yang Mesya pikir. Benar, dari pada tetap berada di sini, mungkin akan lebih baik kalau Mesya segera pergi. Sayangnya sekarang tangannya sedang digenggam oleh Adrel. Pria itu sedang menatap Mesya dengan pandangan memohon agar Mesya tidak perlu pergi dan menghindari apa yang terjadi. Sungguh, Mesya sangat tidak ingin menghindar, Adrel saja yang tidak mau mengatakan apapun. Oh astaga, sebenarnya mereka ini sedang bertengkar masalah apa? “Apa yang kamu mau, Sya? Kejadian itu udah lama. Semuanya udah baik-baik aja . kenapa tanya masalah itu lagi? Aku bahkan udah nggak terlalu ingat sama apa yang terjadi hari itu” Adrel berbicara dengan suara lembut yang terdengar menahan dirinya juga terbawa emosi juga. Ah, kejadian itu memang sudah lama berlalu. Mereka bisa membicarakan segalanya tanpa perlu bertengkar. Bukankah memang biasanya seperti itu? Mesya akhirnya kembali duduk. Dia tersenyum singkat. Tidak, tidak akan ada kejadian seperti sepuluh tahun lalu.. semuanya akan baik-baik saja. Dira sudah kembali. Kakaknya itu hanya terlihat aneh karena dia memang sedang ada banyak pikiran. “Iya, kejadiannya emang sudah lama. Tapi aku jelas masih kepikiran setelah kamu bilang tentang­­—” “Sya.. nggak akan masalah yang terjadi. Sepuluh tahun yang lalu.. kamu tahu? Sampai sekarang Mbak Dira baik-baik aja” Mesya menghembuskan napasnya lagi. Adrel memang mengatakan apa yang sebenarnya terjadi. Tapi, dibalik itu semua.. ada hal lain yang masih Mesya khawatirkan. Dira memang sudah baik-baik saja, tapi.. apa benar wanita itu baik-baik saja? Mesya takut kalau kakaknya itu menyimpan satu masalah yang tidak mau dia bagi dengan Mesya. Satu masalah Dira yang Mesya ketahui dengan pasti. Perceraian wanita itu dengan Damar. Dira jelas sangat terpukul karena kejadian itu. Meskipun sampai saat ini Mesya memang belum mengetahui apa yang menjadi penyebab dalam perceraian Dira, Mesya jelas tetap merasa prihatin dengan apa yang dialami oleh kakaknya. Siapapun itu, jika mereka sudah menikah, perceraian adalah hal yang paling mengerikan. Tidak pernah ada satupun pasangan yang ingin bercerai. Semua itu karena keadaan yang memaksa mereka. Kadang, ada pasangan yang masih belum bisa menahan ego masing-masing setelah mereka menikah. Ada yang masih bersikap seperti seorang anak-anak padahal seharusnya mereka mulai bersikap dewasa setelah membina rumah tangga. Meskipun keadaannya seperti itu, Mesya sangat yakin jika tidak akan ada orang yang ingin mengalami perceraian. Seberat apapun masalah yang terjadi, sesakit apapun luka yang diberikan, tidak akan ada orang yang ingin bercerai. Mereka bercerai karena memang tidak ada lagi yang bisa dilakukan selain berpisah. Memaksakan untuk tetap bersama setelah apa yang terjadi pasti akan terus menambah luka yang ada. Mesya sangat tahu, sekalipun sudah bercerai, luka itu juga tidak akan pernah bisa hilang dengan mudah. Setidaknya, dengan bercerai, tidak akan ada lagi luka yang harus dirasakan. Mesya tidak akan berani mengambil keputusan untuk hidup tanpa Adrel karena mungkin, dia memang tidak akan pernah bisa hidup tanpa Adrel di sisinya. Tidak, setelah mereka menikah, banyak hal yang berubah. Adrel adalah manusia yang membuat Mesya merasa tidak akan sanggup jika harus hidup tanpanya. Mungkin, kalau keadaan memang memaksa, Mesya akan tetap hidup.. tapi tidak akan ada lagi kebahagiaan yang terasa sama. Dalam setiap kebersamaan mereka, Mesya selalu mengatakan kalau dia ingin selalu bahagia bersama dengan Adrel. “Iya.. aku Cuma lagi kepikiran tentang dampak yang harus­—” “Sya, dia baik-baik saja..” Kali ini Adrel menekan setiap kata yang dia ucapkan. Mesya menghela napas. Apa yang baik-baik saja? Apakah Adrel tidak melihat apa yang terjadi pada Kakaknya selama ini? Dira tidak sama. Wanita itu sering menatap kosong ke arah yang tidak jels. Pernah juga memberikan penjelasan yang semakin membuat Mesya merasa jika ada sesuatu yang salah dengan kakaknya. Entah itu memang karena ada tekana batin yang dirasakan Dira karena perceraiannya atau.. itu sesuatu yang masih berhubungan kejadian bertahun-tahun yang lalu. Mesya sungguh tidak tahu.. Dia sama sekali tidak mengerti dengan apa yang terjadi. Tapi, asalkan ada Adrel di sampingnya, Mesya sangat yakin kalau semuanya akan tetap baik-baik saja. Asalkan Adrel tetap menggenggam tangannya, Mesya percaya jika tidak akan ada hal buruk terjadi padanya. Semuanya akan tetap aman dan terkendali.. Ya, Mesya sangat percaya dengan hal itu. “Aku harap semuanya tetap baik-baik saja.. aku khawatir kalau sesuatu yang buruk bakal dateng dan rusak semua kebahagiaan kit” Mesya mengangkat tangannya, mencoba meraih Adrel untuk semakin dekat dengan dirinya. Berada di dekat Adrel membuat Mesya kembali menyadari satu hal, dia memang sangat membutuhkan Adrel. Benar, hanya pria itu yang bisa membuat Mesya merasa terkendali padahal tadi Mesya jelas merasakan banyak sekali emosi yang bergerak di dalam pikirannya. Dengan Adrel, Mesya merasa bisa mengendalikan segalanya yang ada dalam dirinya. “Semuanya akan selalu baik-baik saja..”  
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN