Bab 47

1379 Kata
Mesya menghela napasnya sejenak. Sebenarnya Mesya memang senang kalau suaminya mau ikut dan menemaninya. Acara arisan tidak membiarkan suami atau orang lain datang peraturan yang resmi. Kalau suami ikut seperti ini, biasanya hanya diadakan di acara-acara tertentu. Baiklah, sekarang mungkin adalah saat yang sangat tepat untuk memamerkan suaminya pada semua wanita di sana. Mesya akan mengatakan satu rahasia yang sanga menggelikan. Rata-rata wanita di sana memang sangat cantik, tapi kebanyakan dari mereka memiliki suami yang tidak tampan. Kadang ada yang perutnya buncit. Kadang ada yang terlalu tua. Sudahlah, Mesya tidak boleh sampai mengejek orang lain hanya karena Mesya memiliki suami tampan yang sangat menggoda. Semua orang sudah iri dengan Mesya tanpa perlu Mesya melakukan apapun. Mesya hanya tinggal berjalan sambil menggandeng tangan Adrel, sudah.. semua orang pasti akan menatap ke arah mereka berdua. Kadang, yang menatap mereka bukan hanya wanita, beberapa kali juga Mesya melihat seorang pria yang sedang menatap ke arah mereka berdua. Ah, jadi pria juga mengikuti kalau suami Mesya memang sanga tampan? “Di sana nanti digodain sama ibu-ibu, loh..” Mesya malah semakin menggoda suaminya. Untuk sesaat Mesya kembali melihat jika suaminya sedikit enggan dengan ide untuk datang ke arisan. Kalau sekarang sih, Mesya sudah sangat santai jika harus datang ke arisan itu. Perlahan Mesya memang sudah mulai terbiasa dengan kebiasaan teman-temannya yang berasal dari kalangan tinggi. Ya, begitulah, Mesya hanya harus mengambil sisi positifnya saja untuk dilakukan. Kalau yang negatif, sebaiknya Mesya tidak perlu meniru. Bagi sebagian orang, menggunakan baju berharga puluhan juta juga adalah suatu keharusan. Iya, mereka orang kaya, mereka bisa melakukan apapun yang mereka mau. Tapi, sekalipun Mesya mampu membeli juga, Mesya tidak akan selalu membeli pakaian dengan puluhan juga itu. Hanya ada beberapa pakaian dengan merk terkenal di dunia yang dimiliki oleh Mesya, ya.. itupun semuanya adalah hadiah dari Adrel yang dibeli pria itu tanpa mengatakan apapun pada Mesya. Adrel memang sering kali seperti itu. Tapi, kalau belanja sendiri, Mesya akan lebih menyesuaikan dengan kebutuhannya saja. Tidak perlu yang terlalu mahal asalkan sudah pantas dan juga enak digunakan. Mendapatkan suami seperti Adrel adalah mimpi yang tidak pernah Mesya pikirkan sebelumnya. Awalnya, dengan keadaan yang dia miliki, Mesya berpikir dia hanya akan mendapatkan suami yang biasa-biasa saja. Seorang suami yang bekerja untuk mencukupi kebutuhan makan sehari-hari, ternyata Mesya salah. Dia mendapatkan seorang pengusaha yang sudah sukses dengan keluarga yang luar biasa. Untungnya Adrel tetap mau hidup sederhana bersama dengan Mesya. Karena Mesya adalah istri Adrel, mungkin juga tidak akan pantas kalau Mesya menggunakan pakaian yang terlalu biasa. Orang di luar sana yang tidak mengerti dengan sifat Mesya, mereka bisa menghujat Adrel sebagai suami yang pelit dan tidak memperhatikan istrinya. Tidak, mulai dari Mesya menjadi istri Adrel dan melihat orang-orang yang sering mereka temui saat ada pesta, sejak saat itu Mesya memang berusaha keras untuk menyesuaikan dirinya. Mesya tidak ingin terlihat menggunakan pakaian yang terlalu mahal, tapi juga tidak ingin menggunakan pakaian yang terlalu murah. Mesya akan menggunakan pakaian biasa dengan harga normal tapi juga yang terlihat baik. Kalau para wanita sosialita itu, mereka menggunakan pakaian mahal bukan hanya karena mereka ingin pamer. Tidak, bukan hanya karena itu. Menggunakan pakaian mahal memang adalah bagian dari kebiasan mereka. Lagi pula, kalau mereka mampu, kenapa tidak boleh? Orang sering kali menghujat tanpa mengerti apa yang terjadi. Mereka memang mampu membeli pakaian itu tanpa harus merasa kesusahan, lagi pula.. mereka membeli menggunakan uang mereka sendiri, kenapa orang lain yang menghujat? Mesya sering membaca banyak hujatan seperti itu di salah satu media sosial. Kata Adrel, Mesya tidak perlu memikirkan orang-orang seperti itu. Yang pertama, bukan Mesya yang dihujat. Yang kedua, Mesya tidak mengenal mereka semua. Yang ketiga, kenapa Mesya harus memikirkan orang-orang tidak berguna yang menghujat seseorang yang sama sekali tidak berhubungan dengannya? Ya, orang zaman sekarang memang seperti itu. Mereka kalau iri bida melakukan apapun. Mesya harap semua orang bisa membeli apapun yang mereka inginkan sehingga tidak perlu iri dengan kepunyaan orang lain. Memangnya, setelah menghujat orang yang mampu seperti itu, apakah mereka mendapatkan keuntungan? “Kamu jangan gitu, dong.. aku jadi tampah males..” Adrel melangkahkan kakinya untuk duduk di ranjang. Mesya tertawa pelan. Astaga, pria ini sama sekali tidak merasa gentar ketika harus memimpin sebuah rapat besar dengan nilai jutaan dollar, tapi sekarang dia merasa gugup karena harus berhadapan dengan ibu-ibu. Mungkin ini yang dikatakan sebagai kekuatan kaum wanita. Seorang pria seperti Adrel saja merasa gentar. Ah, suaminya ini memang sangat menggemaskan. Mesya tidak mengerti lagi.. Pria itu selalu semangat kalau membelikan Mesya barang-barang mahal yang harganya sering membuat Mesya sakit kepala, tapi sekarang dia tidak ingin menghadiri satu-satunya acara Mesya yang rutin dan juga penting. Ya, kata Adrel, karena Mesya adalah istrinya, Mesya harus selalu menggunakan barang-barang yang mahal agar tidak ada orang yang menghujat Adrel. Sebenarnya Mesya juga tidak mengerti apa yang diinginkan oleh orang lain, mereka akan menghujat Mesya kalau sebagai istri Adrel, Mesya selalu tampil sederhana dan jauh dari kata mewah. Tapi di luar sana ada banyak sekali orang yang dihujat karena mereka tampil terlalu mewah. Jadi, mana yang harus dilakukan? Sekalipun Mesya adalah istri Adrel, Mesya memang sangat jarang menggunakan pakaian mewah yang harganya sampai jutaan rupiah. Tidak, Mesya masih suka baju diskonan yang ada di pusat perbelanjaan. Kalau bisa dapat yang murah, kenapa harus beli yang malah? Iya, bukan? “Dih, aku ini nggak mau bohong, aku bilang apa adanya.. tapi kamu tenang aja, sih. Nanti aku bakal jagain kamu. Sekarang kita gantian, biasanya kamu yang jagain aku, sekarang ganti aku yang jagain kamu..” Mesya menatap Adrel dengan pandangan gemas. Adrel menghela napas sejenak. Mesya tahu kalau pria itu pasti sekarang sedang sangat tidak senang. Dibanding disuruh datang ke acar wanita seperti itu, Adrel akan lebih senang kalau diminta memasak dan membersihkan rumah. Ya, suaminya itu memang sangat berbeda. Mesya yang adalah istri bahkan sering kali diminta oleh Adrel untuk duduk saja dan diam mengamati pria itu berkeliling rumah untuk menyapu dan mengepel. Entahlah, Mesya juga tidak tahu apakah Adrel lelah karena harus melakukan pekerjaan itu setelah pria itu pulang dari kantornya. Iya, suaminya itu selalu memaksa agar dia juga bisa membersihkan rumah sesekali. Mesya sangat beruntung karena memiliki suami seperti Adrel. Mesya tahu, tidak banyak pria yang memiliki pemikiran seperti Adrel. Masih ada banyak pria yang berpikir kalau membersihkan rumah dan juga memasak adalah tugas wanita. Tidak peduli wanita itu bekerja atau tidak, tapi tugas rumah adalah pekerjaan istri. Banyak suami yang tetap diam saja sekalipun istrinya sedang kelelahan karena pulang dari tempat kerja dan masih harus mengurus rumah. Untunglah Mesya mendapat pria yang sangat baik. Bagi Adrel, rumah adalah tanggung jawab mereka berdua. Bukan hanya Mesya Mesya yang memiliki kewajiban untuk membersihkan rumah. Sama seperti Mesya, Adrel juga memiliki kewajiban yang sama. Hanya saja, sebagai seorang pria yang adalah kepala rumah tangga dan juga tulang punggung keluarga, Adrel memiliki kewajiban yang lain. Dia harus bisa mencukupi semua kebutuhan istrinya. Semuanya.. Sebenarnya bukan hanya kebutuhan dalam hal finansial. Segala yang disebut sebagai kebutuhan Mesya, seharusnya Adrel yang memenuhinya. Iya, Mesya memang sangat bangga dengan pemikiran suaminya itu. Jika di luar sana ada banyak suami yang memiliki pemikiran sama dengan Adrel, pasti akan lebih banyak lagi wanita yang merasa bahagia dengan pasangannya. Pasti juga tingkat perceraian akan semakin menurun. Mesya harap akan ada semakin banyak wanita beruntung yang akhirnya bisa menemukan seorang pria seperti Adrel. Kehidupan ini terjadi hanya sekali, sekalipun kita memang hidup setiap hari, Mesya harap sekarang orang semakin sadar untuk mulai memikirkan kebahagiaan yang akan berlangsung selamanya. Kita memang tidak tahu siapa yang menjadi jodoh kita di masa depan. Kita juga tidak akan tahu bagaimana jalan hidup kita nanti. Tapi, untuk satu hal yang paling penting, Mesya berharap semua wanita mulai memikirkan untuk menemukan orang yang tepat bagi mereka. Dalam hidup ini, semua orang akan berharap untuk menikah satu kali dengan orang yang tepat. Jangan sampai harapan kita itu hancur hanya karena kita salah mengira orang yang tepat. Tidak, dalam kisah cinta tidak akan ada akhirnya. Jadi, kalau ada yang berakhir, itu berarti mereka salah dalam memilih pasangan. Mesya sangat tahu kalau memilih pasangan bukan perkara yang mudah. Tapi, Mesya harap.. orang-orang di luar sana yang sedang berusaha untuk menemukan pasangan mereka, Mesya berharap kalau mereka bisa menemukan satu orang tepat yang bisa menemani mereka hingga maut memisahkan. Tidak, sekalipun maut memisahkan, tidak akan ada yang berakhir dari kisah cinta. Bukankah setelah maut masih ada kehidupan yang lain? Kehidupan yang lebih kekal dan abadi. “Jadi gimana? Mau ikut apa enggak?” Tanya Mesya sekali lagi. Kalaupun Adrel memang tidak mau ikut, sepertinya juga tidak masalah. Mesya takut kalau suaminya itu akan jatuh pingsan kalau dia sampai terpaksa datang dan terus menahan rasa gugupnya. “Iya, ikut..”  
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN