“ARGHH!!”
Mesya dan Adrel menolehkan kepalanya ke arah kamar Dira. Tidak, apa yang terjadi di sana?
Selang beberapa detik kemudian, salah satu sepupu Mesya berlari untuk menemui Mesya dan Adrel yang sedang duduk berdua.
“Mbak! Mbak Dira..” Anak itu menunjuk ke arah kamar Dira.
Mesya sudah tidak bisa mendengar kelanjutan kalimat sepupunya. Sekarang Mesya sedang berlari secepat yang dia bisa untuk masuk ke dalam kamar Kakaknya.
Ketika Mesya melangkahkan kakinya untuk masuk ke dalam kamar itu, sesuatu yang tampak mengerikan menyambut dirinya.
Sejak tadi Dira memang diikat di atas ranjang. Sekarang, wanita itu sedang melayang bersama dengan ranjang itu sendiri. Mesya tidak mempercayai apa yang dia lihat.. sungguh, ini bukan hal yang wajar. Bagaimana mungkin Dira bisa membuat ranjang itu melayang?
Tidak lama setelah itu, bersama dengan suara tawa Dira yang terdengar sangat mengerikan, wanita itu menghempaskan ranjangnya untuk jatuh di atas lantai. Mesya sudah akan masuk ke dalam kamar itu untuk menghentikan Dira, sayangnya Adrel langsung menangkap pergelangan tangan Mesya.
“Sya, apa yang kamu lakukan?” Adrel tampak memprotes apa yang akan Mesya lakukan.
Sungguh, Mesya memang sangat tahu kalau apa yang dia lakukan saat ini memang tidak masuk akal. Dira tidak akan mau berhenti sekalipun Mesya memintanya. Dira bukan lagi Kakaknya yang mau mendengarkan apa yang dikatakan oleh Mesya.
Ya ampun, sekarang apa yang harus dilakukan oleh Mesya? Sungguh, jika seperti ini terus, Dira bisa merusak ranjang itu. Apa yang akan terjadi kalau Dira merusaknya? Wanita itu bisa saja terlepas dari ikatan yang saat ini sedang menahannya.
“Mbak Dira..” Mesya hanya bisa menyebut namanya dengan suara lirih.
Tidak, apa yang harus dilakukan sekarang?
Beberapa saat kemudian, terdengar suara mobil yang berhenti di depan rumah. Adrel segera mendatangi mobil itu bersama dengan Pakde Rana yang kelihatannya juga ingin tahu.
Sekarang, Mesya tidak bisa melakukan apapun ketika melihat kakaknya terus saja membuat ranjang itu terjatuh ke lantai dengan sangat keras. Tidak, kalau Dira sampai terlepas, apa yang akan terjadi?
Mesya tidak bisa lagi menahan air matanya, Tidak.. kakaknya tidak boleh seperti ini..
Adrel datang bersama dengan seorang pria yang menggunakan pakaian serba hitam. Pria itu langsung masuk ke dalam kamar Dira.
Dira menghentikan apa yang dia lakukan ketika melihat pria itu masuk ke kamarnya. Sekarang, dibanding melakukan hal yang tadi dia lakukan, dira malah mengangkat kepalanya untuk menatap apa yang terjadi. Dengan matanya yang hitam pekat dan luka-luka yang timbul di tubuhnya, Dira memang terlihat sangat menyeramkan. Mesya tidak lagi sanggup melihat semua ini..
Entah untuk yang keberapa kalinya Mesya harus melihat kondisi menyeramkan Kakaknya itu.
Adrel melangkahkan kakinya untuk masuk ke dalam kamar Dira bersama dengan Pakde Rana yang tampaknya juga ikut menunggu.
Mesya menatap tiga orang pria yang sedang berada di dalam kamar Dira. Beberapa sepupunya yang laki-laki hanya berdiri di depan pitu untuk melihat apa yang terjadi.
Entah kenapa sekarang Mesya merasakan mual yang luar biasa. Dia ingin muntah saat ini juga.
Mesya membalik tubuhnya, sekarang sedang berlari ke arah kamar mandi yang ada di rumah bagian belakang.
Mesya sedang berlari dan sama sekali tidak memperhatikan sekitar ketika sesuatu yang berwarna hitam pekat menabraknya secara tiba-tiba. Mesya kehilangan keseimbangannya dan segera terjatuh di lantai. Kepalanya terbentur oleh kaki meja yang kebetulan ada di situ.
Tidak, Mesya sungguh tidak mengerti.. apa yang menabraknya barusan? Ketika Mesya mencoba membuka matanya, Mesya merasakan ada sesuatu yang pekat di sekelilingnya. Tidak, Mesya tidak bisa melihat apapun. Sekarang dia ada di mana? Kenapa tempat yang ini tidak tampak seperti rumahnya?
Mesya sungguh tidak mengenali rumah ini. Hanya ada kegelapan pekat yang terus menutupi Mesya. Mata Mesya bahkan sudah menyipit karena tetap tidak bisa melihat apapun.
Kepalanya berdenyit nyeri karena tadi Mesya sempat terbentur kayu.
Sekarang, sesuatu yang berasal dari perut Mesya terasa bergejolak dan ingin keluar kembali. Ya ampun, Mesya sangat tidak ingin muntah di tempat ini. Mesya sangat yakin kalau di sini adalah rumahnya. Tidak, Mesya ingin ke kamar mandi.
Tapi, bersamaan dengan itu, dalam kegelapan pekat yang sekarang sedang ada di sekelilingnya, Mesya melihat ada satu cahaya merah yang tampak semakin mendekat bersama dengan suara mengerikan yang terdengar seperti rintihan kesakitan.
Mesya berusaha membuat dirinya semakin mundur karena semakin lama, cahaya merah itu seperti mendekati Mesya yang sedang terbaring.
Mesya terus memundurkan dirinya. Tidak, kenapa sekarang Mesya bisa melihat sesosok makhluk yang sangat mengerikan.
Wajahnya hitam dengan mata besar yang berwarna merah. Seperti ada duri-duri yang menghiasi kepalanya. Makhluk itu berjalan untuk semakin mendekati Mesya yang sedang berusaha semakin menjauh.
Tidak, di sekeliling Mesya keadaan sedang sangat gelap.
Ini rumahnya, kenapa bisa seperti ini?
Mesya mulai menangis karena dia sangat ketakutan. Ada sesuatu yang terus bergerak untuk mendatanginya.
Tidak, dia pasti bukan manusia. Tidak ada manusia yang bisa tersenyum hingga bibirnya menyentuh telinganya sendiri. Dia.. dia tersenyum begitu lebar sambil menatap Mesya yang terus memundurkan dirinya. Tidak, tidak, tidak.. Mesya sungguh tidak tahu apa yang terjadi.
“TOLONG!” Mesya berusaha menjerit sekuat yang dia bisa.
Yang terakhir bisa Mesya ingat sebelum kegelapan yang lain menjemput kesadarannya adalah gerakan cepat makhluk itu yang mendatanginya. Tangannya yang kasar menyentuh wajah Mesya dengan kukunya yang tajam. Tidak, Mesya tidak mau makhluk ini menyentuhnya.
Sudah, setelah itu Mesya tidak bisa lagi mengingat apapun karena kesadarannya tiba-tiba ditarik paksa. Mesya menutup matanya dan menjatuhkan tubuhnya begitu saja.
***
Ada sebuah cahaya yang semakin mengganggu, Mesya mencoba untuk membuka matanya karena cahaya itu memang sangat mengganggu. Tidak, kepalanya terasa sangat pusing.. Rasanya sangat sulit untuk sekedar membuka matanya. Mesya benar-benar tidak mengerti dengan apa yang terjadi.
Mesya mengernyitkan alisnya ketika dia mulai mendengar suara-suara yang berasal dari sekitarnya. Apa yang terjadi?
Mesya bisa mendengar suara Adrel yang tampak ada di dekatnya. Sayangnya, Mesya sama sekali tidak bisa melihat pria itu.
Tangan Mesya digenggam sehingga ada rasa hangat yang menjalari tubuhnya. Adrel memang ada di sampingnya, tapi.. Kenapa Mesya sama sekali tidak bisa melihat pria itu? Mesya bahkan tidak bisa membuka matanya. Tubuhnya juga terasa sangat kaku. Tidak bisa digerakkan sama sekali.
Hei, apa yang terjadi?
Mesya mencoba sekali lagi, dia mengerahkan semua tenaganya untuk menggerakkan matanya. Dia ingin membuka mata karena jujur saja, sekalipun ada cahaya yang terasa meneranginya, Mesya tetap bisa merasakan kegelapan pekat yang ada di sekitarnya. Tidak, Mesya tidak suka kegelapan yang ini. ada sesuatu mengerikan yang tiba-tiba terlintas di pikiran Mesya. Sesuatu yang terjadi sebelum Mesya jatuh dan tidak sadarkan diri.
Astaga, semua itu juga terjadi di dalam kegelapan.
Mesya semakin mencoba untuk menggerakkan tubuhnya. Setidaknya untuk membalas genggaman Adrel di tangannya. Untuk sesaat, Mesya memang mendengar beberapa suara yang ada di sekitarnya. Tapi, tidak ada satupun kata yang terdengar dengan jelas di kepala Mesya. Semuanya tampak sangat samar dengan suara yang kadang menjadi pelan dan kadang menjadi sangat keras. Mesya sungguh tidak tahu apa yang saat ini sedang terjadi. Tidak, Mesya merasa ketakutan kalau keadaannya terus seperti ini.
Lagi, sekali lagi Mesya berusaha untuk membuka matanya, jujur saja.. semua ini sama sekali tidak pernah Mesya rasakan. Dia ketakutan karena keadaan sama sekali tidak baik. Mesya ingin membuka matanya, memeluk Adrel dan mengatakan jika dirinya sedang sangat ketakutan. Hanya Adrel yang bisa membuat semuanya menjadi baik-baik saja. Sayangnya, Mesya sama sekali tidak bisa menggerakkan tubuhnya. Dia butuh Adrel saat ini..
Kegelapan yang menyelimuti Mesya terasa semakin pekat dengan cahaya yang tadi sempat meneranginya, kini juga semakin redup.
Tidak, Mesya sangat tidak suka dengan keadaan ini. Mesya takut kalau harus menghadapi ini semua sendirian. Dia butuh.. dia butuh Adrel.
Tolong, siapapun.. tolong bantu Mesya!
Mesya sudah akan menangis ketika ada sebuah suara yang sekarang sedang menarik perhatiannya.
Ini.. ini suara Kakaknya. Suara Dira..
“Mesya?”
Sungguh, Mesya ingin menjerit dan menatakan kalau ini adalah dirinya. Sayangnya, Mesya sama sekali tidak bisa membuka bibirnya. Dalam kegelapan yang pekan itu, segala hal yang Mesya biasa lakukan, semua itu sama sekali tidak bekerja. Mesya tidak bisa berbicara ataupun menggerakkan tubuhnya.
Sekarang, mendengar suara Kakaknya yang tampaknya juga sangat dekat dengan dirinya, semua itu membuat Mesya merasa jauh lebih tenang.
Ada sesuatu yang secara tiba-tiba terlintas di pikiran Mesya. Bagaimana mungkin Kakaknya sedang berbicara padahal Mesya sangat ingat keadaan terakhir Dira yang sedang.. sedang sangat kacau.
Tidak, sekarang Mesya kembali merasa ketakutan. Dia sungguh tidak mengerti dengan apa yang terjadi.
Siapa yang baru saja menyebut namanya karena sejak tadi, Mesya memang mendengar ada beberapa suara di sekitarnya, tapi tidak pernah ada yang sampai terdengar dengan sangat jelas. Mesya bersumpah kalau tadi adalah suara Dira yang sedang memanggil Mesya. Masalahnya, apakah itu memang benar suara Dira?
“Mesya? Itu kamu?” Mesya kembali mendengar suara itu.
Tidak, apa yang sebenarnya terjadi? Mesya tidak mengerti sama sekali. Saat ini, Mesya sedang tertidur, bukan? Kenapa Mesya bisa melihat Kakaknya di sini?
Mesya tidak tahu harus melakukan apa karena sekarang tubuhnya sama sekali tidak bergerak. Tidak, Mesya sangat tidak yakin dengan apa yang dia lihat karena sekarang, Mesya mulai bisa menatap ke arah depan dengan cahaya yang sangat minim.
Mesya.. apa ini adalah tubuhnya? Kenapa Mesya bisa berdiri di tempat ini? Di tempat yang tidak asing baginya.
Di tempat ini.. ini adalah kamarnya.
Kenapa Mesya bisa berdiri di sini dan melihat jika di depan sana, ada tubuhnya yang sedang terbaring sambil memejamkan mata. Benar, ada Adrel yang memang sedang menggenggam tangan Mesya sambil terus memanggil nama Mesya. Ada beberapa orang juga yang sedang mengelilingi Mesya.
Tidak.. tidak.. apa yang terjadi?
Kenapa Mesya bisa melihat tubuhnya sendiri sementara sekarang.. sekarang dia sedang berdiri di sini.
Mesya menggelengkan kepalanya. Tidak.. sekarang tubuhnya juga bisa bergerak padahal Mesya melihat dengan jelas kalau di depan sana, tubuhnya diam saja. Tubuhnya terbaring di atas ranjang dengan Adrel yang terus berusaha membuatnya bangun.
Apa yang sebenarnya terjadi?
“Mesya? Mesya? Kenapa kamu di sini?”
Mesya semakin tidak mengerti dengan apa yang terjadi sekarang. Mesya dengan jelas menatap Dira yang tampak sedang berjalan di depannya. Wanita itu menatap Mesya dengan pandangan cemas.
Ya Tuhan, dia sedang ada di mana? Kenapa bisa ada Dira di sini?
Apa yang sedang terjadi?
Mesya memundurkan langkahnya ketika Dira tampak mendekatinya. Sekarang semuanya semakin tidak masuk akal. Mesya merasa bisa menggerakkan kakinya tapi.. dia masih belum bisa kembali berbicara.. tidak, apa yang sebenarnya terjadi? Tubuhnya sedang terbaring di depan sana.. kenapa dia bisa berjalan di sini? Tidak ada yang bisa Mesya lakukan karena sampai sekarang masih tidak bisa berbicara.
Apa yang harus dia lakukan?
Sekarang Mesya merasa sangat ketakutan. Apalagi dengan kehadiran Dira yang tampak terus mendekatinya. Mesya sangat ingat dengan keadaan terakhir Dira. Apa yang terjadi pada wanita itu sehingga mereka berdua bisa berada di tempat ini?
Ini adalah kamar Mesya yang biasanya. Kenapa Mesya bisa berdiri di sini padahal suaminya sedang ada di depan sana, menggenggam tangan Mesya.
Tidak, apa yang terjadi?
Mesya mulai merasa ketakutan. Dia tidak bisa melakukan apapun selain semakin mundur ketika Dira berusaha menggapainya.
Tempat ini memang tidak gelap lagi, tapi Mesya tetap tidak mengerti dengan apa yang sebenarnya terjadi. Tidak, Mesya tidak mengerti apapun..
Sekarang, apa yang harus dia lakukan? Dia sangat ketakutan.
Mesya menggelengkan kepalanya sekali lagi ketika Dira berhasil menangkap pergelangan tangannya.
Tidak, apa yang akan Dira lakukan pada dirinya?
Mesya menatap Dira dengan pandangan ketakutan. Siapa yang sedang berada di depannya ini. kenapa dia sangat mirip dengan Dira? Bahkan suaranya juga sangat mirip.
“Mesya, apa yang kamu lakukan di sini?”
Mesya kembali menggelengkan kepalanya. Dira tidak mengerti dengan apa yang terjadi. Sungguh, Mesya juga tidak ingin seperti ini. dia ingin kembali, dia ingin memeluk Adrel dan mengatakan kalau sekarang Mesya sedang sangat ketakutan. Lalu, sama seperti yang biasanya dilakukan oleh Adrel, pria itu akan memeluk Mesya dan mengatakan kalau semuanya akan baik-baik saja. Sekarang, kalau seperti ini.. apa yang harus Mesya lakukan?
Dia bahkan tidak bisa mengatakan apapun. Tidak ada yang bisa dia lakukan dengan keadaan yang seperti sekarang. Mesya merasa sangat ketakutan karena dia bisa melihat semua orang ada di sini. Ada di dekatnya. Tapi, mereka semua berlaku seakan mereka tidak bisa melihat Mesya. Memangnya apa yang terjadi?
Kenapa Mesya sampai harus mengalami ini semua?
Mesya sungguh tidak tahu. Yang pasti, sekarang dia sedang sangat ketakutan karena dia tidak tahu yang sebenarnya terjadi. Lalu, dengan keberadaan Dira yang juga sedang ada di depannya sambil melayangkan tatapan khawatir. Apa yang sebenarnya terjadi dengan wanita itu? Kenapa hanya dia yang bisa melihat Mesya? Kenapa yang lainnya berlaku seakan Mesya tidak ada di sini.
Tidak, Mesya bisa melihat mereka, kenapa mereka tidak bisa melihat Mesya?
“Sya? Kenapa kamu nggak mau bicara?” Mesya kembali mendengar jika Dira bertanya padanya.
Mesya kembali melayangkan tatapan ketakutan. Tidak, Mesya tidak tahu siapa wanita yang sedang berbicara dengannya ini. Suara dan juga wajahnya memang sangat mirip dengan Dira, tapi.. Mesya juga tidak yakin dengan apa yang terjadi. Apa.. apa yang sebenarnya terjadi? Kenapa Mesya sama sekali tidak bisa berbicara? Kegelapan apa yang tadi sempat merenggut dirinya? Lalu, bagaimana bisa Mesya ada di sini? Berdiri dan berjalan tanpa disadari oleh orang lain.. Mereka, mereka memang tampak tidak melihat Mesya sama sekali.
Tidak, Mesya bisa melihat mereka, kenapa mereka tidak bisa?
Mesya kembali merasa ketakutan. Kali ini dengan Dira yang terus menatapnya dengan pandangan bertanya. Sungguh, Mesya juga tidak tahu apa yang terjadi.
“Sya, aku Dira. Kamu jangan takut. Kamu jawab pertanyaan aku sekarang..”
Mesya semakin menggelengkan kepalanya. Tidak, apa yang terjadi sehingga hanya Dira yang bisa melihat dan berbicara padanya. Masalahnya, sekarang Mesya sama sekali tidak bisa berbicara dan mengatakan apa yang sebenarnya terjadi sehingga dia bisa berada di tempat ini. tidak, Mesya memang tidak bisa mempercayai ini semua. Tapi, semuanya terasa sangat nyata. Bibirnya yang terkunci dan tidak bisa berbicara sama sekali, semua ini terasa sangat nyata. Mesya tidak tahu lagi harus berbuat apa.
Jika ini memang nyata, Mesya harap akan segera ada jalan keluar untuk semua ini. tapi, kalau ini hanya mimpi buruk yang sedang mencoba mengganggunya, Mesya harap dia bisa segera bangun dan memeluk Adrel. Sungguh, Mesya sangat membutuhkan pria itu.
Kenapa Adrel terus berada di sana? Apa dia tidak melihat jika sekarang Mesya berdiri di sini dan sedang ketakutan karena semua ini?
Bukankah Adrel selalu mengatakan kalau dia tidak akan pernah membiarkan Mesya sendirian? Kenapa sekarang dia tidak melihat Mesya yang sedang ketakutan dan berusaha untuk mencari tahu apa yang terjadi?
Sungguh, Mesya sangat membutuhkan Adrel. Kenapa ini semua harus terjadi?
Mesya merasa sangat ketakutan karena jujur saja, ini adalah kali pertama Mesya mengalami hal seperti ini. Mesya sama sekali tidak mengerti dengan apa yang terjadi. Semuanya tampak sangat mengerikan..
“Sya.. kenapa? Kenapa kamu ada di sini? Kamu nggak seharusnya ikut campur sama masalah ini..”
Apa? Masalah apa yang dimaksud oleh Dira? Wanita ini sedang mengatakan apa? Mesya sama sekali tidak mengerti. Apa dia memang benar Dira?
Apa yang terjadi sehingga hanya Dira yang bisa melihatnya?