Bab 35

1415 Kata
Sekali lagi Mesya menatap ke sekeliling ruangan ini. Semua orang yang ada di dalam kamar Mesya, mereka juga tidak bisa melihat Dira. Apa ini artinya sama seperti Dira, Mesya juga sedang­— Tidak, tidak.. Mesya tidak tahu apa yang terjadi. Kenapa orang-orang itu sama sekali tidak bisa melihat Mesya yang sedang berdiri ketakutan di dekat mereka? Sekarang apa yang harus Mesya lakukan untuk membuat mereka melihat? Sekalipun memang terlihat sama dengan kamarnya, Mesya memang tidak merasakan hal yang sama seperti yang biasanya. Mesya merasakan kengerian yang sangat pekat. Ada sesuatu yang membuat tempat ini sangat berbeda. Entahlah.. tempat ini, sekalipun memang ada cahaya yang menerangi, Mesya tetap bisa merasakan kegelapan pekat yang terasa menyelimuti ruangan ini. Sekarang Mesya sedang ada di mana? Mesya sangat sadar jika ada sesuatu yang salam. Sepertinya dia memang tidak benar-benar ada di kamarnya. Tapi tempat ini terlihat sangat mirip dengan kamarnya. Semuanya tampak lengkap dengan beberapa orang yang terus menatap khawatir pada tubuh Mesya yang sekarang sedang terbaring di ranjang tempat tidur. Ada Adrel juga di sana. Apa yang sebenarnya terjadi? Mesya sangat tidak mengerti. Dia di sini.. tapi kenapa di depan saja ada tubuhnya yang sedang terbaring? “Kamu harus kembali, Sya. Kamu nggak boleh terlalu lama meninggalkan tubuh kamu. Kamu pemilik tubuh itu..” Mesya menatap Dira sambil mengernyitkan dahinya. Apa yang wanita itu katakan? Dia berbicara sambil terus menunjuk ke arah tubuh Mesya. Tubuhnya? Lalu sekarang, siapa orang yang sedang berdiri di depan Dira? Bukankah ini juga dirinya? Mesya merasakan jika kepalanya kembali berdenyut nyeri. Ada sesuatu yang tidak Mesya mengerti dengan baik. Dia tidak tahu apa yang sedang dikatakan oleh Dira. Sungguh, ini semua sangat membingungkan. Mesya memang tidak pernah mengalami ini semua. Tidak, ada yang lebih mengerikan dari apa yang terjadi sekarang. “Sepertinya sebentar lagi aku juga akan kembali, Sya.. bersama dengan itu, kamu juga harus kembali. Jangan sampai ada roh lain yang menguasai tubuhmu. Semuanya akan semakin kacau kalau itu yang terjadi..” Mesya semakin mengernyitkan dahinya. Apa? Apa yang harus kembali? Siapa yang akan menguasai tubuhnya? Tidak, memangnya apa yang terjadi? Mesya tidak tahu caranya kembali. Dia harus bertanya mengenai maksud dari perkataan Dira tadi. Sayangnya, tidak lama setelah itu, ada sesuatu yang menaris diri Dira untuk kembali menjauh dari Mesya. Perlahan, dengan matanya sendiri Mesya melihat jika Dira mulai menghilang. Bersama dengan itu, Mesya juga melihat jika pintu kamarnya terbuka, beberapa sepupunya masuk dan mengatakan sesuatu yang tidak bisa Mesya dengar dengan jelas. Apa yang mereka katakan sehingga sekarang orang-orang yang sedang ada di kamar Mesya menghela napas dengan lega seakan sedang ada sesuatu yang baik terjadi. Beberapa juga memilih untuk keluar dari kamar Mesya. Mesya semakin tidak mengerti dengan apa yang terjadi. Karena terus merasa penasaran, akhirnya Mesya melangkahkan kakinya untuk mengikuti beberapa orang yang berjalan keluar dari kamarnya. Mesya melihat mereka berjalan menuju ke kamar Dira. Mesya semakin tidak percaya dengan apa yang sekarang dia lihat. Dira.. wanita itu tampak baik-baik saja. Duduk di atas tempat tidur dengan kakinya yang masih diikat. Beberapa sepupu Mesya melepaskan ikatan kakinya. Sekarang, Mesya semakin kebingungan. Kenapa? Kenapa Dira tidak bisa melihatnya lagi? Bukankah wanita itu baru saja berbicara padanya? Apa? Apa yang terjadi? Mesya semakin kebingungan. Dia sudah hampir menangis ketika dia melihat ada cahaya terang yang tampak memanggil dirinya. Tidal, ini memang hanya perasaan Mesya saja. Tapi entah kenapa, Mesya malah berjalan menuju ke arah cahaya itu. Ada sesuatu yang terdengar seperti menahan langkah Mesya. Tapi, Mesya tetap melangkahkan kakinya dengan susah payah. Setelah berada tepat di depan cahaya itu, Mesya mulai kembali melangkahkan kakinya. Rasanya seperti ada yang menarik tubuh Mesya dengan sangat cepat. Tidak, Mesya tidak mengerti dengan apa yang terjadi karena hanya dalam hitungan detik, Mesya merasa seperti kembali terganggu dengan cahaya terang yang menyinari matanya. Akhirnya, karena terus terganggu, Mesya mulai menggerakkan matanya. Membuka matanya dan menemukan Adrel yang sedang duduk di hadapannya sambil menggenggam tangan Mesya. Pria itu segera memeluk Mesya sambil mengecup puncak kepala Mesya. Mesya masih tidak bisa mengatakan apapun. Dia terlalu bingung.. Lalu, dengan ketakutan yang masih menguasai dirinya, Mesya mencoba untuk berbicara. Jujur saja Mesya sangat takut kalau dia kembali tidak bisa mengeluarkan suaranya. “Adrel..” Mesya ingin menangis ketika dia kembali bisa mendengarkan suaranya sendiri. Dia.. dia sudah kembali. Entah kembali dari mana karena Mesya rasa, sejak tadi dia juga ada di tempat ini. Kenapa? Kenapa tadi Mesya sama sekali tidak bisa berbicara? Mengingat apa yang dia lihat tadi, sekarang Mesya berusaha melepaskan pelukan Adrel. Mesya menatap pria itu dengan pandangan ketakutan yang masih belum bisa dia singkirkan sepenuhnya. Mesya ingin memastikan sesuatu. Jika memang benar apa yang dia lihat, maka.. maka semua yang dialami oleh Mesya adalah kenyataan. Tapi, kalau tidak benar, artinya Mesya hanya bermimpi saja. “Mbak Dira sudah kembali?” Adrel tampak mengernyitkan dahinya. Pria itu mungkin sedikit terkejut dengan apa yang dikatakan oleh Mesya. Beberapa saat kemudian, Mesya melihat sesuatu yang sungguh mengejutkan. Dira, wanita itu sedang berdiri di depan pintu kamarnya. Sama seperti Mesya yang masih ketakutan, Dira juga menatapnya dengan pandangan yang sama. Tunggu dulu, jadi.. apa yang terjadi tadi adalah kenyataan? Mesya memang tidak habis pikir dengan kejadian mengerikan yang baru saja dia rasakan. Tidak, pasti ada sesuatu yang salah. Tapi, menatap Dira yang sekarang sedang ketakutan juga, Mesya sangat yakin jika apa yang dia lihat tadi adalah kenyataan. Apa yang terjadi? “Mesya.. Kamu juga kembali?” Mesya tahu apa yang dikatakan oleh Kakaknya. Tapi semua orang yang ada di ruangan ini tentu tidak tahu apa yang terjadi. Dira berjalan mendekati Mesya yang tampak masih ketakutan. Mesya mendekatkan dirinya ke arah Adrel sehingga Mesya akhirnya menghentikan langkahnya. Mesya merasa ketakutan saat melihat Dira ada di sini. Wanita itu.. wanita itu tahu apa yang sebenarnya terjadi. Kenapa hanya Mesya yang tidak mengerti. “Apa maksudnya?” Adrel bertanya pada Dira. Sungguh, itu adalah pertanyaan yang juga ingin ditanyakan oleh Mesya. Apa maksud dari perkataan Dira? Kalau memang benar apa yang tadi sempat terjadi, kejadian itu dinamakan apa? Dia tidak mengerti apa yang sebenarnya terjadi. Dira.. wanita itu tampaknya mengerti dengan kejadian mengerikan yang baru saja menimpa Mesya. Sekarang, semuanya hanya bisa dijawab oleh Dira karena jujur saja, Mesya memang sangat tidak mengerti dengan apa yang terjadi. “Mesya.. dia tadi ada di alam baka” Mesya mengernyitkan dahinya. Tidak mengerti dengan apa yang dikatakan oleh Dira. Alam baka? Apa yang dikatakan oleh wanita itu? Mesya tidak mungkin ke alam baka. Itu.. itu adalah alam yang ditinggali para arwah.. Tidak, Mesya sama sekali tidak mengerti dengan apa yang terjadi. Kakaknya itu, dia membuat Mesya semakin kebingungan dengan apa yang terjadi. Ya Tuhan, kenapa semua ini terdengar tidak masuk akal? Mesya baru saja mengalami kejadian yang sangat tidak masuk akal. Semua itu masih sangat sulit untuk dipahami oleh Mesya. Lalu, sekarang apa yang dikatakan oleh Dira? “Kamu bicara apa, Dira?” Bude Karti tampaknya juga bingung dengan apa yang dikatakan oleh Dira. Sama seperti Mesya, wanita itu juga tidak mengerti dengan apa yang dikatakan oleh Dira. Sungguh, sekarang Mesya memang sangat tidak mengerti dengan apa yang terjadi. Yang bisa Mesya lakukan adalah terus memeluk Adrel karena dia benar-benar ketakutan kalau sampai kembali terjadi hal yang tidak dia inginkan. Tidak, kalaupun Mesya harus mengalami kejadian mengerikan itu lagi, Mesya harap Mesya akan tetap bersama dengan Adre. Mesya tidak suka kalau dia harus sendirian. Semua itu sangat mengerikan. Mesya tidak akan sanggup kalau harus menjalani itu semua sendirian. “Mesya, rohnya sempat berada di alam baka..” Apa yang dikatakan oleh Kakaknya? Kenapa wanita itu bisa berbicara dengan normal sekarang? Dira tampak menatap Mesya dengan keyakinan penuh. Tidak ketakutan seperti biasanya. Wanita itu juga tampak mau bericara dengan orang lain. Sangat berbeda dengan Dira yang biasanya. Mesya mengernyitkan dahinya.. tampak sangat bingung dengan keadaan Dira yang sekarang. Mana yang benar? Apa selama ini, selama ini bukan Dira yang ada di dekatnya? Sikap wanita itu memang sangat sering berubah-ubah sehingga membuat Mesya merasa kebingungan. “Sya, tolong katakan sesuatu..” Dira kembali berbicara. Sekarang Kakaknya kembali mendekati Mesya, sayangnya.. secara refleks Mesya akan menjauhkan tubuhnya dari Dira. Mesya semakin bersembunyi ke dalam pelukan Adrel. Tidak, Mesya memang sangat ketakutan. Apapun yang terjadi hari ini, semua itu adalah hal yang sangat tidak bisa Mesya mengerti. Dia masih ketakutan dengan apa yang terjadi. Dira ada di sini. Tapi juga Mesya melihat Dira di.. Di tempat yang sama sekali tidak Mesya mengerti. Dira menyebutnya sebagai alam baka. Apa benar seperti itu? Bagaimana mungkin seorang manusia yang masih hidup datang ke alam itu? Tidak, seharusnya Mesya tidak akan datang ke alam itu, bukan? Mesya menatap Adrel dengan pandangan ketakutan. Sungguh, apa yang baru saja terjadi padanya, semua itu sungguh sangat tidak bisa dimengerti. Mesya ingin langsung mengatakan semuanya pada Adrel, tapi.. tampaknya ini bukan saat yang tepat. Tangannya bahkan masih bergetar karena ketakutan. Sekarang, mungkin sebaiknya Mesya memang menenangkan dirinya lebih dulu. “Kamu bicara apa Dira? Jangan bicara sembarangan. Kamu membuat masalah besar dan sekarang menyeret Mesya dalam masalah itu?” Mesya menghembuskan napasnya ketika mendengar pertanyaan yang diajukan oleh Bude Karti. Apa yang dia katakan? Kenapa malah menyalahkan Dira?
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN