Bab 33

2071 Kata
Mesya sedang duduk di sofa ruang tamu ketika Adrel mengulurkan segelas teh panas. Mesya menatapnya sejenak, memperhatikan suaminya yang juga tampak kedinginan karena di luar hujan masih sangat deras. Tidak, semua ini belum selesai. Tidak ada yang benar-benar selesai jika Dira sejak tadi masih terus berteriak dengan histeris sambil berusaha untuk melepaskan ikatan tangan dan kakinya. Mesya sebenarnya juga sangat tidak tega kalau Kakaknya sampai diperlakukan seperti itu. Mereka mengikat Kakaknya dengan sangat kuat, Mesya tidak ingin kalau nanti ada luka yang membekas di pergelangan tangan dan kakinya. “Minum teh ini, Sya. Kamu kedinginan banget..” Adrel duduk di samping Mesya. Pria itu kembali merangkul bahu Mesya untuk membuat Mesya merasa sedikit lebih baik. Benar, berada di dekat Adrel memang membuat semuanya jadi semakin baik. Pria itu membuat Mesya jadi lebih tenang sekalipun dia sangat tahu kalau keadaannya masih sekacau ini. Mesya menerima segelas teh panas dari tangan Adrel. Tapi, bukannya langsung meminum teh itu untuk sedikit membuatnya jadi lebih hangat, Mesya malah meletakkan gelas itu di atas meja. Mesya masih belum ingin minum apapun di keadaan yang seperti ini. Sungguh, rasanya Mesya sangat ingin kejadian ini segera berlalu. Dira harus kembali ke kota lagi. Tidak ada tempat yang cocok untuk wanita itu di desa ini. Jika memang benar apa yang dikatakan oleh Bude Karti dan Pakde Rana, mungkin sampai selamanya Mesya tidak akan membiarkan Dira datang ke desa ini lagi. Tidak, sekalipun Dira bukan Kakak kandungnya, Mesya memang sudah berencana untuk membiarkan wanita itu tinggal di rumah ini. Setelah dia bercerai dari Damar, wanita itu tidak memiliki tempat lagi. Mesya sudah memiliki rencana untuk membiarkan Dira kembali ke desa ini dan mengurus semua usaha peninggalan orang tuanya. Mesya sebenarnya sudah tidak sanggup untuk mengurus itu semua. Sayangnya, setelah semua ini terjadi, Mesya tentu tidak akan membiarkan Kakaknya datang ke sini sendirian. Semua orang di tempat ini, mereka memang tampak seperti menerima Dira begitu saja, tapi.. siapa yang tahu sisi hati manusia yang sesungguhnya. Mesya tidak ingin kalau suatu saat nanti masih ada orang yang mengungkit masalah yang terjadi di masa lalu. Sungguh, di saat Mesya pertama kali menatap Dira ketika dia sedang berada di bandara, saat itu juga Mesya memang sudah berusaha untuk tidak lagi mengingat masalah yang dulu sempat terjadi di antara mereka berdua. Semua itu sudah selesai. Sekarang adalah saat yang paling tepat untuk memulai semuanya dari awal. Tidak masalah kalau memang pernah ada perkara besar yang terjadi, kalau sudah saling memaafkan.. untuk apa masih mengingat masa lalu? Mesya memang tidak munafik dengan mengatakan kalau dia sebenarnya sudah melupakan apa yang terjadi pada Kakaknya sebelumnya. Tidak, sampai apapun hari itu akan selalu Mesya ingat. Mesya tidak akan bisa melupakannya. Tapi, sekarang Mesya sudah belajar untuk memperbaiki semuanya. Dia hanya harus menerima kesalahan Kakaknya di masa lalu dan mencoba untuk tidak mempermasalahkannya lagi. Tidak Mesya sangka kalau keluarga besarnya yang lain tampaknya masih kesal dengan sikap Dira. “Sya, ayo di minum..” Adrel kembali mengambil gelas itu untuk membuat Mesya menerimanya lagi. Mesya mendekatkan bibirnya ke arah gelas itu. Adrel sudah membuatkan Mesya teh hangat, seharusnya Mesya menghargai apa yang diberikan oleh suaminya. Akhirnya, meskipun hanya sedikit, Mesya meminum teh itu. membuat cairan manis itu bergerak untuk mengalir ke dalam tubuhnya. Mengirimkan banyak kehangatan yang mulai terasa saat itu juga. Jujur saja, sekarang Mesya masih tidak ingin melakukan apapun. Setidaknya sampai keadaan Kakaknya sudah kembali normal. Hujan di luar masih turun dengan deras, ada petir yang saling bersahutan dengan cahaya mengerikan yang sesekali muncul di langit yang tampak gelap. Bersama dengan semua itu, Dira juga masih sering berteriak dengan suaranya yang nyaring. Mana? Mana orang yang dipanggil oleh Bude Karti? Sudah hampir satu jam berlalu. Tampaknya rumah orang itu memang benar-benar jauh seperti apa yang dikatakan oleh Bude Karti. Jika memang rumahnya jauh, dengan cuaca dan keadaan yang seperti ini, dia pasti akan semakin lama sampai ke rumah ini. Ya ampun, Mesya sungguh tidak bisa menunggu semakin lama lagi. Mesya takut kalau semuanya sudah terlambat. Tidak, Mesya tidak seharusnya memikirkan sesuatu yang buruk. Semuanya akan tetap baik-baik saja. Mesya yakin akan hal itu. “Kenapa ini semua terjadi?” Mesya bertanya sambil menatap Adrel yang saat ini juga tampak kebingungan dengan keadaan yang sedang terjadi. Mesya tahu jika tidak akan ada jawaban yang bisa Adrel berikan. Tidak ada yang tahu dengan pasti kenapa semua ini bisa terjadi. Tapi, mau bagaimana lagi? Mesya juga tidak sanggup jika harus menahan ini semua sendirian. Dira kembali ke masa lalu. Menjadi sosok mengerikan yang sampai saat ini masih sering membuat Mesya merasa ketakutan. Lalu sekarang, sekarang wanita itu kembali lagi. Mesya tidak mengerti kenapa semua ini bisa terjadi. Dira, apakah wanita itu membuat kesalahan yang besar? Mesya tidak suka dengan masalah yang terjadi saat ini. Mesya bingung harus melakukan apa karena dia sendiri juga tidak mengerti dengan apa yang terjadi. “Aku nggak tahu, Sya..” Adrel membawa Mesya untuk berada di dalam dekapannya. Pria itu mengusap punggung Mesya dengan pelan, membuat semuanya terasa sedikit lebih baik. Sekarang, yang paling penting adalah segera membuat Dira baik-baik saja. Wanita itu pasti sedang sangat menderita. Mesya tidak akan membiarkan Kakaknya sampai seperti ini terlalu lama. Mesya meletakkan kepalanya untuk bersandar pada Adrel. Mesya tidak menyukai ini semua. Dia tidak suka dengan suasana yang sekarang sedang terjadi. Sungguh, mungkin memang seharusnya mereka tidak perlu datang ke sini. Kalau saja mereka sedang ada di kota, pasti akan ada banyak hal yang bisa membantu Dira. Wanita itu sekarang sedang ada di dalam kamar dengan beberapa sepupu Mesya yang menunggu. Sekalipun ada yang tidak suka dengan keberadaan Dira, tampaknya memang masih ada beberapa orang yang menerima wanita itu. Dira, wanita itu sekarang ada di mana? Mesya memang bisa melihat tubuh wanita itu di dalam kamar sana. Tapi, siapa yang tahu keberadaan Dira yang sesungguhnya? Wanita yang sekarang sedang terikat di ranjang kamarnya, dia pasti bukan Dira. Kakaknya itu sekarang ada di mana? Mesya sangat takut kalau akan terjadi sesuatu yang buruk. Tidak, Mesya tidak ingin ada hal buruk lagi yang terjadi. Sekarang posisinya sedang sangat sulit. Mesya harus tetap kuat untuk menghadapi semua ini. Dia juga harus tetap menahan emosinya yang kadang tidak bisa dikendalikan karena ada yang menyinggung dirinya. Tidak masalah kalau memang Bude Karti dan Pakde Rana tidak menyukai keberadaan Dira. Mesya tidak akan membawa wanita itu kembali ke sini. Astaga, Mesya tidak ingin hubungan persaudaraan mereka jadi semakin hancur. Tidak, Mesya sangat tidak mau. Sekarang keadaan jadi semakin tidak bisa dikendalikan. Dira harus segera baik-baik saja agar Mesya bisa cepat pulang di kota. Ketika di kota, sekalipun Dira sering kali bertingkah aneh, Dira tidak pernah sampai seperti ini. Mesya rasa akan jauh lebih baik kalau Dira tinggal di kota saja. “Kenapa kejadian ini terulang lagi? Apa yang dilakukan Mbak Dira? Apa dia melakukan kesalahan?” Lagi, Mesya kembali bertanya pada suaminya. Mesya menatap Adrel yang tampak sedang melayangkan pandangannya lurus ke depan. Ada sesuatu yang sepertinya juga sedang mengganggu pikiran Adrel. Apa yang sedang membebani Adrel? Kenapa pria itu tampak sangat ketakutan? Ya ampun, di saat seperti ini.. Mesya sangat tidak berharap kalau mereka berdua juga harus bertengkar. Adrel, apa lagi yang sedang disembunyikan oleh pria itu? Sekarang, Mesya memang sedang tidak ingin bertanya lebih lanjut karena dia yakin, mereka bisa jadi salah paham kalau berbicara di keadaan yang sangat buruk seperti saat ini. Mungkin Mesya memang harus menahan dirinya lebih dulu. Mereka bisa berbicara kalau keadaan sudah sedikit lebih baik. “Sya, kita sama-sama nggak tahu apa yang sebenarnya terjadi. Kamu nggak boleh terlalu khawatir, Sya.. semua akan baik-baik aja” Adrel mengusap puncak kepala Mesya. Ada banyak hal yang semakin membuat Mesya penasaran. Kenapa bisa sampai seperti ini? Mesya pernah membaca kalau kita tidak akan bisa dikuasai oleh iblis jika kita tidak mengizinkan mereka untuk berkuasa di dalam diri kita. Dengan banyak resiko yang harus diterima, bagaimana mungkin seseorang bisa mengizinkan iblis berkuasa di dalam jiwa mereka? Sekarang, apa benar kalau Kakaknya juga mengizinkan iblis untuk menguasai dirinya? Mesya tidak habis pikir dengan apa yang terjadi. Tidak, ini semua tidak benar. Ada rasa takut dalam dirinya yang membuat Mesya merasa kalau masalah kali ini harus segera diselesaikan. Tubuhnya bergetar, bukan karena kedinginan.. tapi sekarang Mesya memang kembali merasa ketakutan. Sungguh, Mesya sangat takut dengan apa yang sekarang terjadi. Dia tidak akan sanggup menghadapi ini semua kalau dia sendirian, dia butuh Adrel untuk selalu bersamanya. Sekarang pria itu memang masih ada di sampingnya, Mesya harap.. sampai kapanpun Adrel akan tetap bersamanya. “Apa ini ada hubungannya dengan masa lalu? Adrel kamu ingat? Lilin itu nggak boleh padam..” Mesya berkata dengan suara pelan. Entah kenapa dia merasa takut kalau sampai ada orang yang mendengar apa yang dia katakan. Entahlah, Mesya hanya merasa ketakutan saja. Mesya khawatir kalau memang itulah yang menjadi sumber dari perkara ini. Tapi, kenapa setelah sepuluh tahun berlalu? Setelah sepuluh tahun berlalu dan semuanya baru terjadi sekarang. Benarkah? Mesya memang sangat tidak ingin kalau kejadian ini memang masih berhubungan dengan masa lalu, tapi.. kalau memang itulah yang terjadi, Mesya bisa melakukan apa? Mesya tidak tahu, dia tidak mengerti dengan apa yang terjadi. Ini semua, ini semua membuat dirinya kebingungan. Dira terus saja melakukan sesuatu yang mengerikan. Lalu, mengenai lilin itu.. rasanya Mesya sangat menyesal karena saat itu tidak tidak menjaga nyala lilinnya dengan benar. Mesya merasa ketakutan sehingga dia lebih memilih untuk menutup mata dan juga telinganya. Astaga, padahal itu adalah saat yang sangat berbahaya. Seharusnya Mesya tidak ceroboh. Saat itu Mesya pikir akan ada Adrel yang menjaga nyala lilinya. Mesya merasa sangat ketakutan sehingga secara refleks Mesya melakukan semua itu. Andai saja Mesya tahu kalau dampaknya bisa sampai seperti ini, Mesya tidak akan pernah melakukan itu semua. Ah, sayangnya sampai sekarang Mesya juga belum tahu apakah kejadian hari ini adalah dampak dari kesalahannya di masa lalu. Jika memang ini karena kecerobohan Mesya, entahlah.. sepertinya Mesya akan sangat menyesal. “Sya, enggak. Nggak ada hubungannya sama masa lalu. Kejadian hari ini.. Udah, pokoknya kamu tenang aja. Semuanya akan baik-baik aja, Sya..” Adrel tersenyum tipis. Pria itu berusaha untuk menenangkan Mesya. Ya, Mesya tahu akan hal itu. Tapi kali ini, entah kenapa Mesya merasa sangat tidak tenang. Keadaan Dira yang masih belum jelas. Juga seseorang yang sempat Bude Karti panggil untuk membantu Dira, dia.. dia tidak kunjung datang. Dengan hujan yang sangat lebat seperti ini, sangat sulit untuk berkendara. Baik menggunakan mobil ataupun motor. Semuanya pasti akan merasa sangat terganggu. Jalan menuju ke desa Mesya cukup curam karena harus melewati beberapa tikungan tajam di atas jurang. Melewati itu semua ketika hujan, sepertinya akan sangat mengerikan. Tapi mau bagaimana lagi. Keadaan Dira sedang sangat tidak baik. Wanita itu tidak akan bisa menunggu hingga hari esok. “Aku takut, Adrel..” Mesya kembali mengungkapkan apa yang menjadi isi hatinya saat ini. Angin masih berhembus kencang dengan petir yang tampaknya juga belum ingin berhenti. Apa yang bisa dia lakukan sekarang? Mesya memang ingin membantu Dira. Tapi, di keadaan seperti ini, apa yang bisa dia lakukan? Sebenarnya apa yang dilakukan oleh Kakaknya itu sampai kejadian seperti ini terjadi? Kalau memang Dira sudah merasakan ada yang tidak beres dengan tubuhnya, kenapa tidak pernah mengatakan pada Mesya? Sungguh, selama Mesya masih bisa membantu, Mesya pasti akan membantu Kakaknya itu. Apakah mungkin sebenarnya Dira memang sudah merasa terganggu sejak awal dia datang ke rumah Mesya? Beberapa kali Mesya sempat melihat jika Kakaknya melakukan sesuatu yang tidak masuk akal. Pertama adalah lantai kamarnya yang dipenuhi oleh lilin, tatapan Kakaknya yang sering kali terlihat kosong, kadang juga dia menatap dengan penuh ketakutan. Lalu, kejadian ketika mereka makan malam. Semua itu juga sangat tidak masuk akal. Dira juga pernah melakukan sesuatu yang membuat Mesya sangat marah karena wanita itu berlaku tidak sopan pada Mama mertuanya. Apa yang Dira katakan saat itu, semuanya terdengar sangat tidak masuk akal. Kemudian ketika Dira mencoba menjelaskan keadaannya ketika Mesya sedang memasak, iya.. seharusnya Mesya sudah curiga kalau Kakaknya sedang menyembunyikan sesuatu dari dirinya. Oh ya ampun, Kakaknya sudah memberikan banyak sekali pertanda kalau dia tidak baik-baik saja. Bagaimana mungkin Mesya sama sekali tidak mengerti? Seharusnya Meysa sudah menyadari semua ini sejak awal. Tidak ada yang baik-baik saja. Dira sudah menunjukkan kalau dirinya tidak baik-baik saja. Sekarang.. apa yang bisa Mesya lakukan untuk membantu Kakaknya? “Sya, nggak ada yang perlu kamu takutkan. Semuanya akan baik-baik aja” Adrel kembali mengusap punggung Mesya. Semuanya memang harus baik-baik saja karena Mesya tidak ingin ada masalah besar yang terjadi. Mesya menganggukkan kepalanya. Sekarang dia hanya harus menunggu orang yang sudah dihubungi oleh Bude Karti. Mesya harap, semuanya segera membaik. Mesya tidak pernah menghadapi ini semua sebelumnya. Dulu, ketika kejadian mengerikan seperti ini terjadi, ada Bapak dan Ibu yang mengurus segalanya. Saat itu juga Bude Karti langsung membantu dengan cara menghubungi paranormal yang dia kenal. Astaga, Mesya tidak habis pikir kenapa semua bisa sapai seperti ini. Ada banyak sekali yang tidak bisa Mesya mengerti. Hari ini, Mesya harus menghadapi satu hal yang cukup mengerikan. Mesya sungguh berharap kalau ini akan menjadi satu kejadian mengerikan yang tidak akan pernah terjadi lagi di hidupnya.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN