The Villa

1745 Kata

Berkendara di sore hari seperti ini, mengingatkanku saat bersama Bang Romli. Biasanya dia yang mengantarku ke mana-mana jika perlu pergi-pergi. Ah, sudahlah Ra, jangan diingat lagi. Semuanya sudah berubah. Laju motor melambat, begitu mendekati satu kawasan villa. Ternyata sudah banyak orang yang menyambut di depan villa tersebut. Ternyata pengajian ini mengundang seorang ustaz untuk ceramah, serta mengumpulkan warga sekitar. "Wih, rame," celetukku. "Iya," jawab Bang Ejik. "Tanteku emang sukanya rame-rame gini. Ngundangin warga sekitar, bagi-bagi ke orang gak mampu, pokoknya kegiatan sosial banget lah," jelas Bang Ejik. "Keren!" "Yah, mungkin karena Tante merasa kesepian dia melakukan semua itu." Aku dan bang Ejik pun berpisah, karena tempat untuk peserta pengajian perempuan dan laki

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN