"Bang?" panggilku ketika kami mendekati perempatan lampu merah. Aku tahu kami sudah berada di pinggiran kota. Buktinya, lalulintas tidak sepadat di jalan besar, dan mobil pun mulai jarang. Ada beberapa becak motor berlalu lalang, juga mobil angkutan beraneka warna. "Ya?" "Mau ke mana sih? Kok gak nyampe-nyampe?" tanyaku. "Bentar lagi nyampe kok," katanya. Tiba-tiba Bang Ejik menaikkan laju kendaraan sementara Aku belum sempat meraih ransel yang dikenakan Bang Ejik. Rupanya dia mempercepat laju motor agar lolos dari lampu merah. Akibatnya tubuhku terdorong ke belakang dan aku hampir saja jatuh. Untung saja bang Ejik segera mengerem. Dengan momentum inersia, aku kembali maju dan tanganku spontan meraih pinggang Bang Ejik. Yap, tepat di depan garis putih, motor berhenti mendadak. Tetap s