Nidya berjalan dengan cepat karena ia telat masuk kerja. Bahkan ia mengabaikan sapaan dari para staf yang ia temui di lobi. "Astaga aku telat," gumam Nidya melihat jam tangannya yang sudah menunjukkan pukul 10 pagi. Kakinya terus mengetuk lantai menunggu pintu lift terbuka. Tak lama, pintu lift terbuka. Nidya menyembulkan kepalanya melihat ke sisi kiri dan kanan, memastikan tidak ada orang di sana. "Aman," batinnya. Ia berjalan mengendap-ngendap ke mejanya. Namun, tepat di depan pintu ruangan Mat, tiba-tiba saja pintunya terbuka. Seketika Nidya mematung, ia mengepalkan tangannya menahan malu karena kepergok oleh seseorang yang masih belum bisa ia lihat dengan jelas. "Sedang apa kamu?" Suara yang tak asing ditelinga Nidya. "Mat. Di-dia ...," batinnya. Tangan Nidya menyusuri mejany