Nidya menutup mulutnya ketika melihat Mat menampat Sela didepan ketiga wanita lainnya. "Jaga mulutmu. Kalau kamu tidak tahu apa yang terjadi, jangan menyebar fitnah yang bisa menghancurkan hidup orang lain," sarkas Mat. Ia lalu menggenggam tangan Nidya, membawanya menjauh dari ballroom. Nidya masih tak habis pikir dengan apa yang dilakukan Mat. "Apa yang ada di pikirannya. Kenapa dia bisa dengan mudahnya memukul seorang wanita?" batin Nidya. Langkah keduanya terhenti tepat di depan pintu mobil. Mat mendorong tubuh Nidya agar ia cepat masuk ke dalam mobilnya. Terlihat jelas amarah masih menguasainya, membuat Nidya takut untuk mengajaknya berbicara. "Apa kamu akan diam saja ketika ada orang yang menghinamu?" tanya Mat tanpa mengalihkan pandangannya ke depan. "Terkadang orang lebih mem