[ 12 ] Aku dan Timbangan

1052 Kata
Rani merasa dirinya dan timbangan seperti musuh bebuyutan, ia selalu takut angka yang ditunjukkan alat tersebut akan terus mengecewakaannya "Dok, timbangannya rusak kali, ya? Masa iya berat saya turunnya gak sesuai dengan usaha saya?" Sang Dokter hanya tersenyum saat menanggapinya dengan ringan "Ehm, bisa aja. timbangannya mungkin sudah gak valid karena telah banyak dipakai orang." "Saya pikir juga begitu, Dok," sahut Rani senang mendapat dukungan. Esoknya, sepulangnya Rani dari belanja bulanan. Ia menyempatkan diri membeli timbangan baru dengan model digital. Sebab merasa timbangan lamanya bisa jadi telah rusak karena telah dipakai sekian lama dan selalu menunjukkan angka yang sama dengan di klinik. Ia masih terus memungkiri berat badannya walau kemungkinan rusak itu sangat kecil. Dengan menimbang di tumbangan baru dirinya barulah sedikit puas, sebab meski beda sekian gram saja, beratnya kini memang telah sedikit menurun. "Tuh, emang timbangan digital lebih bagus, deh, lebih transparan hasilnya." Rani berusaha menghibur diri. "Perasaan cuma beda beberapa ratus gram aja, Yang?" sahut suaminya tak peka dengan keadaan. "Mas, uang seribu gak bakal. Jadi seribu kalo kurang 100 perak aja, dia akan jadi 900 perak. Beda, kan?" Wanita itu menanggapi dengan teorinya sendiri. "Iya, deh. Kamu emang bener." Dino tak ingin wanita itu kesal dengan membantah teorinya yang terkesan dipaksakan itu. Laki-laki itu berpikir, wajar saja jika berat badan erat kaitannya dengan angka pada jarum timbangan. Itulah mengapa seseorang yang sedang diet akan rutin menimbang berat badannya, guna mengetahui sudah sejauh mana program diet yang dijalaninya berhasil. Persis seperti yang dilakukan istrinya. Pernah suatu kali ia membicarakan hal ini dengan koleganya yang merupakan praktisi kesehatan. "Beberapa orang bahkan mengeluhkan bahwa tubuhnya sudah lebih langsing–baik itu diukur dari lingkar lengan, pinggul, perut, atau paha–tapi, ternyata. Saat ditimbang berat badannya sama sekali belum berubah." "Nah, bener, tuh. Gimana coba penjelasannya, Bro." Dino mencoba mencari tahu penyebab hal yang selalu dipusingkan istrinya itu. "Sebenarnya, upaya untuk menurunkan berat badan tidak harus selalu diukur melalui angka timbangan aja, No. Masalahnya, bisa saja lemak dalam tubuh berkurang, tapi berat otot justru bertambah. Akhirnya hal tersebut mengakibatkan lingkar beberapa bagian tubuh cenderung mengecil, tapi berat badan masih berada di angka yang sama." "Begitu, ya?" "Iya, sebab timbangan berat belum tentu berbanding lurus dengan ukuran meter. Lain cerita kalau selama berdiet tidak konsisten, alias memang diet, tapi hanya sekali-sekali menyantap makanan sehat dan tidak rutin berolahraga. Yang begini jangan harap kurus, kecuali jika gen-nya memang terlahir kurus. Sebab menurunkan berat badan perlu usaha konsisten dalam pencapaiannya. "Bener banget. Gue setuju, Bro." "Nah, lain halnya jika lo memang sedang membangun otot. Ingatlah Sering berolahraga akan meningkatkan massa otot. Otot itu lebih berat daripada lemak, makanya saat nimbang berat tidak berubah. Walau badan tampak lebih kecil. Asal lo tahu aja, para atlit itu ada yang obesitas walau terlihat biasa saja tubuhnya, karena teori yang sama." "Ohhh, gitu, toh." Dino mengangguk-angguk paham. Ia akan langsung menceritakan hal inimoada Rani nanti. "Lagian, kadang ada juga, loh. Orang yang berdiet, merasa sudah kurus malah makan makanan manis berlebihan. Nah yang begini salah besar, saat itu tubuh kita sedang menipu. Dan kita malah terlena dengan memanjakan diri dengan melakukan hal-hal yang diinginkan." "Ada yang begini juga ternyata." Dino terheran-heran. "Yup, dan anehnya tubuh kita merekam kecurangan yang kita lakukan, dan akan terus.mengulanginya." "Terus, gimana cara menanggulanginya, Bro." "Konsisten, itu jelas. Lalu lakukan variasi dalam olahraga rutin yang kita lakukan. Ini efektif banget, loh. Sebab tubuh kita ini ternyata sebuah mesin cerdas. Jika kita terus menerus melakukan hal yang sama berulang kali, tubuh akan mempelajari dan mengingatnya. Lalu, tubuh akan beradaptasi dan tidak lagi merasa tertantang." "Lucu, ya?" "Banget, makanya penting untuk merubah beberapa hal dengan hal yang baru secara teratur, untuk membingungkan tubuh dan membuatnya terus menebak-nebak. Ini bisa dilakukan dengan pemanasan, treadmill, atau cardio. Bukan salah satunya atau semuanya. Diselang-seling gitu." "Wah, baru tau gue." Dino berdecak, tak percaya obrolannya mengenai masalah sang istri justru sepanjang itu penjabarannya. "Jadi, siapa yang lagi diet? Lo nanya serius amat?" "Bini gue. Oiya, gue pernah denger tuh, proses pembersihan perut dengan minum segalas air hangat dengan perasan jeruk nipis. Bener gak nih, yang begini?" "Jangan, Bro. Bahaya itu. Bisa-bisa kita kehilangan cairan dan karbohidrat. Hal ini juga membuat tubuh kita kaget. Sudah paling bener itu, ya, metode olahraga dan makan teratur dengan konsisten. Titik." "Nah iya, waktu itu istri gue pernah pingsan gara-gara gak sarapan beberapa hari." "Ini juga pemikiran salah para pelaku diet pemula. Padahal, tidak sarapan hanya akan membuat kita mengganti kalori yang hilang di kemudian hari. "Dengan tidak mengkonsumsi kalori pada pagi hari berarti kita tidak memiliki kekuatan untuk melewati hari panjang dan melelahkan dengan efisien. Ini juga akan berakibat pada metabolisme tubuh, yang akan melambat dan berpotensial menambah berat badan. "Jika kita melewatkan sarapan, usahakan untuk membuat tubuh menerima protein yang cukup, seperti telur, alpukat atau roti. Atau bisa juga protein yang terkandung di dalam minuman." "Panjang urusannya jadi, ya." "Yup, pastikan olahraga yang variatif, juga tetap makan protein. Sebab penelitian menunjukkan bahwa makan makanan berprotein sebelum mulai berolahraga dapat meningkatkan performa dan membakar lebih banyak kalori." "Mantap, ilmu lo sangat tak terduga. Gue selama ini lempeng aja, padahal perihal diet ini gak bisa sembarangan." "Saranin istri lo buat olahraga bersama teman, atau lo temenin dia. Dengan melakukan olahraga bersama ternyata terbukti lebih sukses menurunkan berat badan. Mengapa? Karena mereka tidak hanya bertanggung jawab terhadap diri mereka sendiri, tapi juga orang lain. Ini juga jauh lebih menyenangkan daripada olahraga sendirian." "Siap. Gue bakal temenin bini gue mulai besok." "Sip. Suami siaga banget. Oya, kasih tau juga sama istri, jangan terlalu pusing dengan angka. Semakin fokus kita pada angka yang ingin dicapai, semakin jauh kita dari tujuan. Gunakan manajemen stres untuk menurunkan berat badan." "Mantap! Siap." "Oya, kasih tau juga untuk jangan meminum soda diet. Pernah ada penelitian bahwa orang-orang yang meninum soda diet hanya menambah jumlah kalori dalam tubuh mereka dalam bentuk gula. Banyak ahli kimia menemukan bahwa minuman diet dapat membuat kembung dan menambah berat badan." "Wah, bener banget, untung istri gue lebih suka jus buah." "Nah, bagus itu. Selain itu jangan menghilangkan karbohidrat, sebab karbo juga dibutuhkan tubuh untuk tenaga." "Okay, siap laksanakan!" "Tapi, bukannya istri lo itu kurus, ya? Waktu itu gue pernah liat kalian jalan bareng." "Eh, bukan itu cuma teman?" sergah Dino. "Beneran? Kok gue gak percaya." = = = = = = = = = = = =
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN