"Candaan lu nggak lucu banget, Be. Sumpah!" Diva menggeleng cepat. Menutupi mulutnya semakin kuat. Tatapannya liar ke segala arah, menatap ke mana saja yang penting tidak bertatapan dengan Juna. Malu dan kesal bercampur menjadi satu, membuatnya tak sanggup membalas tatapan itu. Juna memutar bola mata, decakan kesal keluar dari mulutnya. Tangannya terangkat meraih tangan Diva, menjauhkan dari mulut gadis itu. "Lu kalo mau ngomong mulutnya tuh dibuka, dong, Be!" ucap Juna tajam penuh penekanan. "Kalo mulut lu ditutup kayak tadi, nggak akan ada yang bisa paham apa yang lu omongin." "Suka-suka gue lah! Mulut, ya, mulut gue juga!" sahut Diva ketus dengan bibir mengerucut. Beberapa kali dia mengembuskan napas pelan dari mulut, berharap agar suhu pipinya kembali normal seperti sebelum keda