Tidak ada tatapan tajam apalagi tatapan menghakimi seperti dugaan Juna sebelumnya, yang ada hanyalah sikap hangat penuh penerimaan dan sinar mata lembut dari Della, Mama Diva. Papa Diva juga demikian, Juna mengira kalau pria yang mungkin seusia papinya atau lebih tua sedikit itu akan marah karena Diva mengatakan mereka terlambat, ternyata tidak. Ronny Wijaya, Papa Diva, juga menyambutnya ramah. Juna mengembuskan napas lega beberapa kali, bibirnya yang jarang tersenyum sekarang selalu menyunggingkan senyum. Papa Diva pria yang cukup kocak. "Diva nggak pernah pulang sama cowok, baru kali ini, lho. Iya, 'kan, Ma?" Ronny menatap istrinya yang sedang menghidangkan teh untuk menemani martabak manis yang dibawa Juna. Diva sudah mulai merasa tak enak melihat senyum di mata Papa. Sepertinya dia