Sungguh Indah Rencana Tuhan

1877 Kata

MATA Rama menatap langit-langit kamar. Ruangan tidak gelap. Rama membiarkan lampu kamar terang. Waktu menunjukkan pukul dua puluh lewat tiga puluh menit. Malam Minggu. Besok, seperti biasa, bengkel tutup, tidak beroperasi. Dan besok pun, Rama tak akan pergi ke bengkel. Padahal, dia ingin di sana dan menunggu gerobak mi ayam Kinanti lewat, meski dia tak begitu yakin gerobak itu akan lewat di hari Minggu. Tak dapat dilupakannya perjumpaan beberapa hari lalu. Kala Rama bertemu Kinanti. Rama sudah bisa menebak bila penjual mi ayam itu Kinanti. Namun bukan Kinanti Asmarandana yang pernah dikenalnya melainkan Kinanti putri dari Mirna, sahabat Hamidah—saudara sepupunya. Kinanti yang hendak dijodohkan dengannya oleh Mirna dan Hamidah. Sama sekali, Rama tak menduga sedikit pun bila ternyata Kinant

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN