Kesan Pertama di Perjumpaan Pertama

1892 Kata

PUKUL sepuluh. Rabu pagi. Rama tengah berbincang dengan seorang pelanggan yang tengah menunggu mobilnya diperbaiki. Lalu HP-nya berdering. Telepon dari seorang perempuan. Rama berlalu dari pelanggan setelah pamit untuk mengangkat telepon. Kemudian dia masuk ke dalam ruangannya. Duduk. HP menempel di telinga kiri. “Wa’alaikumsalam,” Rama menjawab salam perempuan yang tak lain adalah Dini Andriani, mantan istrinya. “Apa kabar, Mas?” “Alhamdulillah. Baik pula. Kabarmu sendiri bagaimana?” “Aku baik juga.” Mereka terdiam sesaat. Sudah setahun lebih tak pernah berkomunikasi lagi. Lalu tiba-tiba Dini meneleponnya. “Mas... aku mau ketemu Prima,” ucap Dini akhirnya setelah keheningan mewarnai mereka selama beberapa detik. Prima, anak kandung mereka dari buah pernikahan. Pasca bercerai, Prim

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN