“MA... Kinan mau jualan mi ayam berkeliling,” ucap Kinan pagi-pagi sekali di hari Minggu. Bahkan—dia masih di rumah dan belum pergi ke pasar untuk membeli keperluan dagangannya, apalagi persediaan bahan dagangan sudah habis. Malam Minggu, waktunya berjualan paling banyak pengunjung. Hingga pukul dua puluh satu baru tutup. “Maksudmu?” Mirna belum paham. “Siapa yang mau berjualan berkeliling?” “Kinan, Ma. Kinan mau berjualan mi ayam dengan berkeliling. Seperti waktu di tempat Kinan dulu itu. Di komplek perumahan dekat perkampungan tempat Kinan tinggal dulu.” “Ya... Mama tahu, tapi yang jualan berkelilingnya... siapa?” “Hem, Mama ini, kan tadi Kinan bilang... Kinan, Mama. Kinanlah yang akan berkeliling di komplek perumahan ini,” jelas Kinan. “Bawa gerobak?” dua alis Mirna terangkat. “Bu