KINANTI tengah berada di dalam kamar ketika terdengar pintu kamarnya ada yang mengetuk. Warni yang memanggilnya. Kinanti menuju pintu dan membukanya. Lalu tersenyum pada Warni dan bertanya ada apa karena Kinanti tengah ingin sendiri di dalam kamar karena ada sesuatu yang sedang diniknatinya. Dia ingin membaca lanjutan cerita dari sebuah n****+ baru terbitan penulis kesayangannya. Hari masih pukul delapan. Racikan mi ayam juga bahan-bahan penunjang seperti mi, saus dan yang lainnya, sudah tersaji di warung tenda. Begitu pun aneka minuman sudah tersedia, komplit. Semenjak kehadiran Warni dan Lastri, terkadang Kinanti merasa tenang karena ada orang-orang yang sigap mengerjakan untuk keperluan dagangannya. “Gerobak mi ayam sudah ada di depan. Diantar Mas Parmin,” lapor Warni. “Oh ya? Mas Pa