Di kediaman utama keluarga Hartono, Gael yang sedang mencoba menutup mata, lagi-lagi tidak bisa tidur di malam hari.
Kegelisahannya masih juga tidak berhenti.
Setelah melihat Briana menyiapkan bekal untuk Raizen, kecurigaannya semakin tidak karuan.
Isi pikiran dan hatinya sepertinya sedang berlomba untuk membuatnya tersiksa.
“Sialan! Kenapa aku masih saja seperti ini?” rutuknya kepada diri sendiri, bangun dan bersandar di kepala tempat tidur. Dia mengusap wajah dengan perasaan kesal.
Walaupun berkat sarapan pagi senilai 1 persen saham Grup Hartono berhasil membuat hatinya tenang pagi tadi, itu tidak berlangsung lama.
Ketika berada di kantor, Gael kesulitan untuk fokus sehingga sekretaris pribadinya terus saja menegurnya.
Mata panda Gael terlihat sangat jelas, tapi dia tidak bisa me
