17. Permintaan Dila

1616 Kata

Kulihat Farhan dan Dila semakin dekat saja. Aku bisa menangkap bagaimana Dila tampak begitu nyaman berteman dengan Farhan. Farhan memang menyenangkan, dia cekatan dan cukup humoris. Lihatlah mereka sekarang. Mereka kini sedang makan berdua di kantin sambil bersenda gurau. Aku bisa melihat mereka dari dalam mobil karena kaca kantin memang transparan. Setelah mengambil dokumen yang tertinggal, aku berniat menyusul mereka. Jujur aku lapar, tetapi biasanya aku malas makan di kantin karena di sana banyak karyawan. Aku hanya malas kalau harus mengangguk hampir tiap dua detik sekali demi membalas sapaan mereka. “Siang, Pak Akhdan...” Apa, aku bilang? Baru masuk lobi saja sudah ada yang menyapaku. “Iya, siang.” Kali ini aku segera ke kantin, berusaha untuk tidak menoleh ke arah mana pun.

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN