Ch 20 "Mbak," sapa seseorang pada Citra. Wanita itu masih tetap menyembunyikan wajah pada sikunya. Seakan panggilan orang itu tidak pernah ada. Citra masih menangis. Dia begitu maratapi kepergian Deny. Aku mohon maafkan aku Deny, aku mohon. Itulah yang selalu Citra katakan disetiap tangisnya. Suara itu kembali terdengar, kali ini ia ikut berjongkok dan mengelus lembut lengan Citra. Memberikan simpati dan menguatkan gadis yang tengah rapuh itu. "Mbak, tenanglah. Mbak harus sabar, semua sudah terjadi, dan ini adalah kehendak dari yang kuasa. Percayalah cinta mas Deny begitu besar untuk mbak, dia bahkan tidak pernah sedikitpun untuk tidak memikirkan mbak Citra. Bahkan di saat-saat terakhirnya yang dia pikirkan hanya mbak," ucap orang itu. Dia adalah suster yang menjaga Deny semalam. Ci