Ch 47 Kini Citra benar-benar kesepian di perantauan. Satu persatu orang pergi meninggalkan dirinya. Ingin rasanya dia berteriak sekencang yang dia bisa. Apa sebegitu menyedihkannya hidup Citra, hingga seakan dia tidak pernah menerima kebahagiaan. Sehari dia tersenyum, tapi satu Minggu dia menangis, apakah itu adil untuknya? Hari ini tepat tiga hari Ira meninggal dan di hari ini, polisi baru bisa mengusut siapa pelaku tabrak lari itu. Dia meminta pada kepolisian agar pelaku bisa menemui korban dirumah korban saja. Untuk itu seusai acara kirim doa, pelaku kejam itu datang ke rumah Citra. Ingin rasanya Citra, mencakar dan mencabik-cabik tubuh orang yang sudah tega menabrak Ira. Sukma Ira dan Arya menunggu di ruang tamu, beralaskan tikar. Hanya mereka bertiga, Rasty? Dia harus kerja, kare