Dering ponsel mengalihkan perhatian Moza ke arah benda pipih di dalam tasnya. Segera ia meraih ponselnya, langsung menjawab telepon tanpa melihat si penelepon. “Moza, kamu dimana? Aku cek ke kelas, kamu nggak ada.” Suara khas menggemaskan di seberang. Siapa lagi kalau bukan Musa. Bisakah sehari saja Moza terbebas dari gangguan Musa? Musa sudah seperti bayangan bagi dirinya, yang selalu mengikuti kemana pun Moza pergi. “Plis, jangan ngurusin aku terus. Masih banyak urusan yang mesti kamu beresin kan? Kupikir ngurusin aku ini nggak penting.” “Kamu mau tau siapa pelaku yang udah bikin video dan nyebarin ke anak-anak, kan?” “Bukannya kamu pelakunya?” Musa terdiam. Entah bagaimana wajah pria itu sekarang. Mungkin sedang bête. “Moza, ini bukan saatnya berantem. Kemarilah.