"Sebenarnya apa yang ingin Abang bicarakan?" Kien mengusap tangan Ulia yang ada dalam genggaman tangannya. "Sayang. Sebenarnya Abang ada plan. Macam mana jika sayang lanjut study? Abang rasa kan daripada sayang kesepian dekat rumah, tak ada salahnya pun sayang mulai meraih mimpi dan cita-cita yang sempat tertunda. Sembari kita berusaha lagi, siapa tahu ada rejeki kita bakal dapat baby lagi." Sangat hati-hati Kien mengucapkan itu semua takut jika istrinya tersinggung ketika dia harus kembali membahas soal bayi. Bagaimanapun soalan itu adalah hal sensitif untuk saat ini. Uli masih diam. Berpikir mungkin memang ada baiknya dia kuliah. Tapi, apakah dia sanggup berjuang melanjutkan pendidikannya lagi setelah semua yang telah terjadi. "Saya tak bisa jawab sekarang. Saya tahu apa yang Abang pl