Bab 18

1229 Kata
pagi yang indah… "Hoam" terlihat seorang wanita bangun dari tidurnya. "pagi yang baru, tapi hatiku masih tetap yang lama,, haah". begitulah selalu yang diucapkan wanita tersebut kala menyambut paginya. Di lihatnya Adam masih setia memejamkan matanya, dan pagi ini Sarah memberikan ciuman hangat di kening sang suami. Menyadari ada yang sedang mencium kening nya, Adam berusaha membuka matanya dan ia melihat Sarah yang sedang menatapnya dengan hangat. "Selamat pagi" "Pagi juga sayang" "Apa semalam kau bermimpi buruk?" Tanya Sarah. Adam berfikir apa ia semalam bermimpi tapi seperti nyata. Adam mencoba memecahkan suasana pagi ini dengan sedikit memberi kehangatan,"Biarkan seperti ini dulu sayang" Adam memeluk erat Sarah yang masih engan untuk turun dari tempat tidur. Adam memiliki ide untuk pergi sarapan diluar hari ini, karna Adam ingin mengatakan sesuatu. "Sayang sebaiknya kita bersiap-siap"Ajak Bimo. "ha, memang kita akan pergi kemana sayang?" tanya Sarah. Sarah tampak bingung dengan ajakan mendadak pagi ini,"Kita pergi sarapan diluar saja, lagian kita tidak pernah melakukannya kan," jawab Adam yang segera beranjak dari tempat tidur nya. Sarah yang melihat itu semua hanya tersenyum dan menggelengkan kepalanya. 'Selalu seperti itu' Sarah berbicara sendiri. ... Hanya butuh waktu 20 menit Adam dan Sarah sudah sampai di cafe. Cafe dengan interior yang modern. Cafe ini memilik 2 ruangan. Ruangan pertama yaitu tepat di dalam cafe dengan dikelilingi kaca bening agar dapat melihat keadaan di luar. Ruangan kedua adalah outdoor yaitu ruangan yang disediakan untuk pengunjung yang ingin menikmati hidangan sambil melihat pemandangan. Pemandangan yang disajikan berupa taman bunga yang asri dan memberikan ketenangan. Di taman bunga ini juga dilengkapi dengan air mancur dan suara burung yang memberi kesan alami. Jika malam hari taman ini akan dilengkapi lampu-lampu taman yang menciptakan suasana romantis. Adam dan Sarah memilih tempat di dalam ruangan karena suasana cukup sepi juga. Sarah melihat jam di pergelangan tangannya. Baru pukul 07.30 dan kelasnya dimulai pukul 08.30. masih ada waktu satu jam sedangkan perjalanan ke tempat Sarah belajar membuat keramik dari Cafe ini hanya memakan waktu 5 menit. Cafe ini masih sepi hanya ada beberapa orang pengunjung. Tentu saja karena ini masih pagi dan biasanya cafe ini ramai pada jam makan siang. "Sudah siap memesan tuan?" Seorang pelayan datang dan memberikan buku menu. "Kau mau makan apa sayang?" Adam membuka percakapan. Sarah mengambil menu dan melihatnya sebentar. "Aku mau lemon tea hangat dan pancake dengan madu." Sarah menyebutkan pesanannya. "Baiklah aku cappuccino saja satu." Sarah memandang Adam dengan protes. "Sarapan cappuccino saja tidak baik sayang. Tambahkan roti panggang dengan telur tolong." Sarah menambahkan pesanan untuk suaminya. "Aku tidak lapar sayang." Adam mencoba bernegosiasi. "Kau itu punya sakit maag sayang, kopi saja sudah tidak baik untuk mu di tambah kau tidak sarapan. Kau mau jatuh sakit?!" Sarah geram melihat Adam yang tidak memperhatikan kesehatannya. "Nanti aku akan makan siang." Adam masih mencoba. "YA! Kau mau sarapan itu atau kita batalkan saja pesanannya. Aku akan pergi sekarang." "Jangan! Baiklah terserah kau saja." Akhirnya Adam mengalah dari pada istrinya pergi. Si pelayan wanita yang melihat pertengkaran mereka hanya mengulum senyum. "Baiklah saya ulangi pesanan anda lemon tea hangat , cappuccino , pancake dengan madu dan roti bakar dengan telur." Sarah mengangguk. "Baiklah mohon ditunggu." Pelayan itu segera pergi. Setelah pelayan itu pergi Sarah langsung mengambil handphone di tasnya. Dia tadi merasa handphone bergetar dan ternyata ada sebuah pesan masuk dari Caca sahabatnya yang juga ikut kelas membuat keramik. From : Caca Sarah sayang, aku tidak sabar belajar membuat keramik lagi hari ini. Aku sudah bisa sedikit-sedikit, hihi.. Sarah tersenyum membacanya. Caca adalah salah satu muridnya. Sungmin segera membalas pesan dari muridnya itu. To : Caca Benarkah? Wah, kau pintar sekali ca,pasti hari ini kau akan membuat satu karya ya. Sampai bertemu di kelas. Adam yang melihat Sarah asik dengan ponselnya merasa diacuhkan. Apakah Sarah pikir Adam itu patung? Bagaimana bisa dia asik sendiri dengan ponselnya. Adam beranjak dan mengambil ponsel kecil itu dari tangan Sarah. "Yah! Apa yang kau lakukan eoh ?" Sarah mendelik melihat Adam mengambil ponselnya. Tapi bukannya takut Adam malah kembali duduk di tempat duduknya dengan santai. "Kembalikan ponsel ku sayang," Sarah mencoba mengambil kembali ponselnya. "Kalau aku kembalikan kau akan mengacuhkan ku kembali. Tega sekali kau mengacuhkan ku." Adam memasang wajah memelas yang membuat Sarah ingin melempar wajah itu dengan heels nya. "Berhenti memasang tampang seperti itu dan kembalikan ponselku." Sarah langsung berdiri dan mengambil ponselnya. "Baiklah aku akan mengembalikan ponsel mu tapi aku juga akan mengatakan sesuatu padamu," Adam menghentikan protes sang istri yang sedari tadi berusaha untuk mengambil ponsel nya. "Sayang besok aku akan pergi dinas keluar kota," Jawab Adam pelan. Dilihatnya sang istri yang berubah sedikit murung karena ini adalah pertama ia akan di tinggalkan untuk melakukan pekerjaan nya. Tapi ia juga tidak boleh egois karena ini adalah tanggung jawab nya sebagai pemilik perusahaan nya. "Baiklah, jam berapa besok kau berangkatnya sayang, apa ada yang perlu aku persiapkan selain pakaian mu?"Tanya Sarah yang mulai membaik perasaan nya. "Tidak perlu sayang, aku hanya cukup membawa pakaian dan perlengkapan keseharian ku saja," jawab Adam. "Permisi, Pesanan kalian sudah datang, Baiklah selamat menikmati,"Pelayan cafe itu mempersilahkan. "Wah, mari sayang kita memulai sarapan ini,"Adam mengajak istri nya itu untuk sarapan. "Apakah kau tidak apa-apa di tinggalkan sendiri sayang?" tanya Adam yang sedang menyeruput minumannya. "Tidak apa, kalau memang aku kerasa sepi aku bisa meminta Caca untuk menemaniku,"jawab Sarah. "Baiklah , bila nanti aku pergi,hubungi aku bila ada apa-apa" jawab Adam menekankan omongan nya. Mereka larut dalam obrolan ringan pagi ini, mereka saling bertukar canda tawa, sesekali mereka memberikan wajah kesalnya. Setelah selesai sarapan,Adam menawarkan untuk mengantarkan istrinya ke kelas membuat keramik pagi ini. "Tidak usah sayang, ini masih terlalu pagi, bila kau mengantarkan ku, sebaik nya aku pergi dengan berjalan kaki saja karena tempatnya tidak jauh dari sini sayang," jawab Sarah walau mengatakan tidak tapi Sarah tetap menggenggam tangan Adam. Dia senang diperlakukan seperti ini oleh suaminya. Sebenarnya Sarah sangat ingin menghabiskan waktu dengan Adam. Tapi itu tidak mungkin dia harus belajar dan Adam harus pergi ke kantor. Sarah tidak mau bolos seenaknya.  "oh, kau yakin tidak mau di antar kan," dan mendapatkan anggukan dari Sarah. Segera Adam merogoh kantung celananya untuk mengambil ponsel Sarah yang disita nya tadi. Dan diberikan kepada Sarah. "Ponselku," Pekik Sarah gembira karena mendapatkan ponselnya kembali. Adam yang melihat itu hanya tersenyum, sebelum Adam akan meninggalkan Sarah sendiri di kafe ini, Adam memberikan kecupan hangat dan segera pergi menuju kantornya. ... Sarah saat ini sedang berjalan sendiri melewati sebuah taman yang sangat indah. Ia sangat menikmati pemandangan yang disuguhkan indah. Di sepenjang jalan Sarah tak pernah melepaskan senyuman nya, dan terkadang ia bersenandung kecil menikmati suasana yang indah ini. Sarah melihat dari kejauhan Caca yang turun dari bus, segera Sarah mendekati sahabatnya itu. "Hai Caca," sapa Sarah . Caca yang mendapat sapaan itu kaget karena Sarah berada di belakangnya."Ih kau ini mengagetkan ku saja,"jawab Caca. Sarah hanya tersenyum menertawakan keterkejutan sahabatnya itu. "Mengapa kau turun dari bus itu, Kemana mobil dan supir mu nyonya," Ejek Sarah . "Siapa yang kau sebut nyonya, aku kan memang terbiasa memakai bus bila kemana-kemana," jawab Caca meninggikan suaranya. "hehe.. aku cuma bercanda sayang, kau adalah temanku yang paling sederhana , siapa yang sangka kalo kau adalah pewaris tunggal dari perusahaan ayahmu itu." Sarah masi mengoda sahabatnya itu. "Ya sudah ayo kita masuk kedalam kelas aku sudah tak sabar untuk membuat satu karya ku," Caca yang semangat untuk mengikuti kelas pagi hari ini dan di ikuti Sarah.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN