Bab 19

1228 Kata
Adam tiba di kantor segera membuka tumpukan kertas yang sangat membosankan, setiap hari ia hanya berkutik di antara kertas dan berkas yang harus ia selesaikan tepat waktu, Adam sangat muak dengan rutinitas yang selama ini ia tekuni. Ia berfikir mungkin selesai pekerjaan nya di luar kota ia akan mengambil cuti dan membawa istrinya itu berlibur mungkin bisa di sebut honeymoon yang belum pernah ia rasakan bersama istrinya itu, memang ini salah nya saat itu yang menolak dan berakhir hanya di dalam hotel saja. Membayangi mereka berdua berlibur membuat Adam tidak sabar untuk menyelesaikan pekerjaan nya di luar kota. Adam memutuskan akan berbicara dengan istrinya nanti setelah semua pekerjaan nya selesai. 'Pasti Sarah akan senang' Batin Adam. ... Sarah dan Caca duduk di halte bus untuk menunggu, Mereka asik bercerita tentang apa yang mereka lakukan tadi dan Caca tak lupa membahas Sarah yang akan tinggal sendirian di rumahnya. "Sarah maaf aku tidak bisa menemani besok, karena aku ada janji dengan kedua orang tua ku pergi," Caca sedikit tidak enak kepada Sarah. "Tidak apa-apa Ca, aku tak masalah tinggal sendirian di rumah,"Sarah menjawab tak lupa memberikan senyuman manisnya. Akhirnya bus pun datang ,Sarah dan Caca berpisah disana karena tempat tujuan mereka berbeda. Sarah yang masi di halte itu hanya duduk termenung sambil melihat jalan yang sedikit ramai sore ini.  ... Sarah pulang duluan karena ia yakin suaminya pulang agak sedikit terlambat, ia segera membersihkan diri dan bersiap untuk masak makan malam mereka. Sarah sedikit merilekskan tubuh nya yang saat ini terasa pegal dengan berendam di badtab nya, ia sedikit bersenandung ria mengikuti musik yang ia play saat ini. 'Brak' Sebuah vas bunga tiba-tiba jatuh yang membuat Sarah menghentikan kegiatan yang di lakukan nya sekarang, ia segera membersihkan diri lalu membersihkan pecahan vas itu. 'Kenapa vas ini bisa jatuh padahal ini sudah lama terpajang disana' Sarah berucap di dalam hati. 'Au' Darah menetes di lantai. Sarah yang masih membersihkan serpihan kaca vas itu tak sengaja terluka akibat nya. Sarah reflek menghisap ujung jarinya untuk menghentikan darah yang keluar. 'Semoga ini bukan pertanda buruk' Sarah terus berdoa di dalam hati. ... "Aku pergi dulu ya sayang." Adam mengecup dahi sang istri dengan sayang. "Jaga rumah baik-baik selama aku pergi." Ucapnya tersenyum pada sang istri. "Pasti sayang. Kau berhati-hatilah selama pergi. Jaga dirimu, makan tepat waktu, dan jangan lupa istirahat yang cukup." Sang istri juga ikut tersenyum melihat Adam tersenyum. "Pasti Sayang. Sampai jumpa." Dia kembali mengecup dahi sang istri dengan sayang sebelum pergi. "Hati-hati sayang." Teriak Sarah sambil melambaikan tangan pada mobil yang ditumpangi oleh suaminya itu. Sarah sedikit melihat ke atas terlihat awan mendung dan angin pun bertiup kencang, Sarah hanya bisa berdoa semoga tidak terjadi apa-apa dengan rombongan suaminya itu. Dan hujan deras pun sedang melanda kota ini sekarang. Angin yang kencang berhembus dimana-mana. Adam yang sedang berada dalam mobil hanya bisa berdoa, semoga saja tidak terjadi apa-apa dalam perjalanannya kali ini. Mobil yang ditumpanginya sedang menuju hutan yang akan mengantarkan nya ke kota sebelah. Dengan banyak orang yang ada didalam mobil yang ditumpanginya itu, Adam terus saja berguman "Semoga tidak terjadi apa-apa." ... Tapi sepertinya Tuhan berkehendak lain. Mobil yang Rombongan Adam tumpangi oleng seketika. Orang-orang yang ada didalam mobil itu menjadi panik begitupun dengan Adam. Jalanan sangat licin, dengan cuaca yang tidak mendukung kendaraan itu terus maju dan akhirnya jatuh dan masuk jurang. Keajaiban itu ada. Adam merasakan tubuhnya seakan remuk. Dia berharap dia masih hidup sekarang. Di rumah ada Sarah, sang istri yang sedang menunggunya Walaupun jika aku hidup itu akan sangat mustahil.' Pikirnya. Dia mencoba membuka matanya. Yang dilihatnya pertama kali adalah wajah seorang wanita cantik yang bersinar sedang menatapnya khawatir. Tidak yakin dengan apa yang dilihatnya, Adam mencoba menutup mata dan membuka mata kembali. Wajah itu hilang. Kemana wanita barusan? Adam memandang sekitarnya. Dia di hutan sekarang ini. Jadi aku masih hidup? Tapi ini dimana?' Matanya menatap sekeliling hutan itu. Tak ada orang lain selain dirinya disana. Dia hanya bisa mendengar suara kicauan burung yang menggema di hutan ini. Pria itu mencoba berdiri dengan susah payah. Matanya melihat bagian tubuhnya. Ini aneh. Tak ada satupun bagian tubuhnya yang terluka, bahkan luka tergores pun tidak ada, hanya baju yang robek. Sedangkan dia yakin, dia jatuh di jurang dengan keadaan masih berada didalam mobil. Jadi pasti mustahil bisa keluar dari mobil itu tanpa luka sedikitpun. "Halo? Apakah ada orang?" Tak ada jawaban. Hanya suara gemah yang membalas suaranya. 'Sreek' Adam membalikkan tubuhnya takut. Semak-semak itu bergoyang. Tak ada angin, mungkin hanya hewan yang numpang lewat. 'Sraaak' Tidak! Itu bukan hewan. Adam curiga. "Apa ada orang disana?" Adam bertanya takut-takut. Tidak ada jawaban. Akhirnya Adam memutuskan untuk mendekat, walaupun takut. Semak-semak itu kembali bergoyang saat Adam berusaha untuk mendekat. Sebenarnya nyali Adam sudah menciut, tapi dia tidak bisa berhenti begitu saja. Rasa penasarannya jauh lebih besar dibandingkan rasa takutnya. Saat sudah dekat, dengan sekali hentakan Adam menyibak semak-semak itu. Tatapan itu begitu polos. Adam sangat terkejut apa yang dilihatnya, ia merasa apakah dia sudah mati. Ia melihat sosok yang selama ini ia rindukan, Adam masi berdiri mematung tidak ada pergerakan. Adam masih saja diam. Dia berdiri mematung sambil memandang keindahan yang ada di depannya, Apa yang kulihat ini nyata, Adam mencubit lenganya 'au,' Ini nyata ya tuhan apa yang kulihat nyata, Anjani wanita yang ada di hadapan nya ini benar Anjani, tapi ia tidak yakin karena Anjani sudah meninggal lama, ia terus membuang pikiran logis nya, yang ia tahu sekarang wanita itu sekang ada di hadapan nya, ia sangat ingin memeluknya.  Anjani bergerak menuju Sosok yang hanya berdiri mematung itu , "Hai apa kabar!" Anjani bertanya kepada Adam. "Sudah lama kita tak bertemu, apakah kau bahagia tampa ku, Adam?" Anjani bertanya dengan tatapan sinis nya. Anjani terus berjalan ke arah Adam yang saat itu mulai melangkahkan kaki nya kebelakang. Adam masih merasa bersalah karena dia Anjani sekarat hingga tewas. "Mengapa kau terus menghindari ku terus sayang, apa kau tidak merindukan ku," Akhirnya Anjani berdiri tepat dihadapan nya.  Adam tersadar dari lamunannya. Dia menggaruk belakang kepalanya yang tidak gatal, "Maafkan aku." Pria itu berusaha menatap kearah lain. Kemana saja, asal bukan menatap Anjani. "Apa perbuatan mu itu patut untuk di maafkan !" tanya Anjani dingin. "Sepertinya itu tidak bisa untuk di maafkan Adam, kau tidak bisa menepati janjimu kepada ku, apa kah kau sekarang ini berhak untuk bahagia !" "Kau harus menemani ku disini, "Anjani terus berjalan melewati Adam yang masih dengan diam nya itu, Entah mengapa Adam terus mengikuti Anjani saat ini, Adam melihat sekitaran mereka berdua hanya hamparan hutan yang berisi pohon-pohon besar. Adam agak risih dengan hutan. Walaupun bisa dibilang indah, hutan ini penuh dengan pohon-pohon yang rimbun dan besar. Sepertinya akan mengerikan jika pada malam hari. Belum lagi hewan-hewan yang bisa ditemukan dimana-mana. Tak sadar Anjani berhenti pada bagian hutan yang tidak tertutup pohon sama sekali. Hanya tempat itu yang disinari matahari secara keseluruhan. Tempat itu seperti bukit kecil berwarna hijau, penuh rerumputan pendek dan bunga-bunga kecil dan yang pastinya bukit itu indah. Anjani duduk di tengah bukit itu, tempat dimana sinar matahari bersinar terang. Wanita itu menutup mata, mengambil nafas dengan dalam dan menghembuskan nya lalu tersenyum tenang. Indah. Dia begitu sempurna, pikir Adam. Anjani akhirnya membuka mata, masih sambil tersenyum tenang. Dia menatap Adam yang masih tetap menatapnya. Wanita itu memiringkan kepala sambil berkedip lucu. Adam sama sekali tidak bergerak, pikiran dan hatinya seakan menuntut untuk tetap seperti itu. Dia tidak boleh bergerak!
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN