Bab 89. Apartemenen

4943 Kata
Sarah dan Adam masih menikmati duduk di tepi danau dan mereka masih saling menyalurkan kasih sayang mereka dari hati ke hati. tak ada percakapan diantara mereka hanya ada sentuhan kasih sayang saja yang mereka rasakan saat ini. Adam membuka mata nya dan segera berdiri. "Ayo Sayang sebaiknya kita segera pergi dari sini untuk melanjutkan lagi perjalanan mengelilingi kota ini, sepertinya sudah cukup kita menikmati suasana indah di Danau ini," Adam segera menggandeng Sarah yang juga sudah berdiri untuk mengikuti dirinya. "tunggu sebentar Sayang, bajumu terlihat sedikit berantakan," Sarah mendekat kearah semuanya dan merapikan sedikit baju yang sedikit berantakan akibat duduk tadi. Adam melihat semua yang dilakukan oleh istrinya itu sangat cekatan menurutnya ia tersenyum dan memberi kecupan di kening istrinya itu. "Terima kasih banyak Sayang, Ayo kita berjalan ke parkiran,"Adam kembali menggandeng tangan istrinya dengan mesra. "tidak terasa tinggal berapa hari lagi kita akan pulang dan kembali ke rutinitas seperti biasa, mungkin saat ini adalah liburan yang paling tidak menyenangkan bagiku karena aku tidak dapat membahagiakan istriku," ucap Adam sambil berjalan. "kau jangan bicara seperti itu, aku sangat bahagia dengan liburan kita ini walaupun terjadi insiden yang tidak kita inginkan, Sudah aku katakan kepadamu Itu semua adalah musibah, tidak ada seorang pun yang ingin mendapatkan musibah pada saat mereka ingin bersenang-senang, jadi Kumohon Kau Lupakan musibah itu sayang, sekarang yang kita pikirkan hanyalah memanfaatkan waktu kita yang sudah tidak banyak ini,"Sarah masih tidak percaya dengan suaminya yang saat ini masih mengingat musibah yang menimpa mereka, mungkin saat ini Sarah telah melupakan dan mengingat itu hanyalah sebuah musibah tetapi Adam tidak dapat membohongi dirinya Karena musibah yang ia dapat adalah dari kelalaiannya saat itu. 'semoga saja saat kau mengetahui semua apa yang terjadi terhadap Anjani dan aku, semoga kau masih tetap seperti ini,' batin Adam berbicara. mereka terus berjalan melewati pinggiran danau, Adam tidak berbicara apa-apa saat ini dan ia terus berjalan dalam diamnya. sampai di parkiran Adam segera membuka pintu mobil dan mempersilahkan Sarah untuk masuk terlebih dahulu dan Ia melakukan kembali seperti yang dilakukannya kemarin, Sarah yang mendapatkan perlakuan itu lagi tersenyum senang. "Terima kasih banyak Sayang," tak henti-hentinya Sarah mengucapkan kasih kepada suaminya itu, Adam hanya tersenyum mendapatkan ucapan terima kasih dari istrinya itu. dan Adam cara menuju duduk di samping Sarah. Adam melajukan mobilnya secara perlahan agar Sarah dapat menikmati Setiap keindahan yang mereka lewati. dan benar saja Sarah membuka jendela pintu mobil yang berada di sampingnya dan ia sedikit mencondongkan wajahnya agar dapat merasakan angin dingin yang berada di luar. "jangan terlalu lama kau membuka jendela mobil itu sayang, udara di luar cukup dingin nanti kau bisa masuk angin," Adam berucap saat melirik Sarah yang masih betah menikmati angin yang berhembus dari luar. "bentar lagi sayang ini sangat menyenangkan,"ucap cara kepada suaminya. Adam yang mendengar jawaban dari istrinya itu hanya menggelengkan kepala, tahu bagaimana keras kepala istrinya itu. "Iya sayang walaupun itu sangat menyenangkan Tapi tolong jangan terlalu lama kau membuka jendela itu," Sarah yang mendengarkan ucapan dari suaminya hanya mengikuti apa yang diperintahkan oleh Adam, cara juga merasa angin sekarang cukup berhembus dengan dingin dan ia pun mengikuti kata-kata yang diucapkan oleh Adam. kriuk .. terdengar bunyi yang sudah sangat familiar di telinga Adam, Adam menoleh kearah sumber suara, Sarah yang saat ini sedang menunduk malu karena Adam mendengar bunyi perut dari Sarah saat ini. "sepertinya kita akan berhenti di sebuah restoran yang tak jauh dari sini, sebaiknya kita terlebih dahulu makan lalu melanjutkan perjalanan kita lagi," Sarah yang mendengarkan ucapan dari Adam tidak menjawab apapun, Sarah saat ini sedang menahan malu akibat bunyi perut tadi. "Mengapa kau hanya diam saja sayang, Kau tidak perlu malu karena aku mendengarkan itu semua, tubuh kita tidak bisa dibohongi aku tahu karena kau terlalu semangat dan bahagia sampai kau melupakan rasa lapar," Adam mengusap belakang kepala istrinya dengan lembut dan penuh kasih sayang, dengan apa yang diucapkan oleh suaminya, hanya saja Sarah menganggap kejadian tadi adalah sesuatu yang sangat memalukan bagi setiap wanita. ... saat ini Caca dan kedua anaknya sudah berada di dalam bis, Caca sengaja mengambil bangku bagian paling belakang agar kedua keponakannya ini dapat melihat-lihat jalanan dari dalam Disini. Juno dan Cheryl saat ini sedang bersenda gurau, mereka berdua saling bermain dengan gemas sehingga setiap orang yang melihatnya sangat terpesona dengan wajah dan kelakuan mereka yang sangat manis. setelah 10 menit mereka menempuh perjalanan untuk sampai ke halte di dekat rumah, Caca, Juno dan Cherl segera turun dari bus itu. Juno dan Cheryl saat ini berjalan dengan bergandengan tangan, terkadang mereka berjalan dengan sedikit berlari. Sesampai di rumah Juno dan Cheryl segera diajak mandi oleh Caca. "Juno, Cheryl sekarang ayo kalian harus terlebih dahulu, ini sudah sore dan Sebentar lagi Ibu kalian akan pulang," Juno dan Cherl yang baru saja menaruh sepatu dan jaket di tempatnya nya, dan mereka segera menuju ke kamar mandi mereka masing-masing. "Juno ingat kau jangan bermain air saat mandi karena itu tidak baik menghambur-hamburkan air, banyak yang membutuhkan air bersih dan sangat sulit untuk mendapatkannya Jadi kau mulai dari sekarang yang belajar lah untuk tidak membuang air, dan kau Cheryl bila telah selesai mandi keringkan tubuh dan rambut mu dulu di dalam kamar mandi, jangan langsung keluar karena air yang menetes dari rambut dan tubuhmu itu dapat menggenang di lantai kamarmu dan itu sangat membahayakan bagi orang yang menginjak air itu, apa kalian mengerti dengan semua ucapan onty saat ini," Caca sedikit memberikan penjelasan agar kedua keponakannya ini dapat paham dan mengerti. "emm.. kami mengerti onty, Baiklah bila begitu kami permisi dulu untuk pergi mandi," Juno langsung pergi ke kamar mandi yang berada di kamar mereka, sedangkan Cheryl masih diam dan belum beranjak dari tempatnya, ia mendekati Caca yang saat ini sedang meneguk air dingin. selesai Caca pun berbalik dan ia melihat Cheryl yang berdiri di hadapannya. "Ada perlu apa sayang? Caca berjongkok di hadapan keponakan perempuannya itu. "onty bolehkah malam nanti aku makan omelet buatan mu?" ternyata Cheryl ingin sekali di masakan omelet buatan Caca saat makan malam nanti, Caca tersenyum melihat ekspresi Cheryl saat ingin meminta sesuatu kepadanya. "baiklah sayang, onty akan membuatkan omelet yang sangat spesial untuk menu makan malam mu, Sekarang pergilah mandi waktu ibumu pulang kau sudah cantik dihadapan ayah dan ibumu," Cheryl yang mendengarkan jawaban dari onty nya itu sangat senang sekali dan ia langsung berlari kearah kamar ibunya untuk mempergunakan kamar mandi. Caca yang melihat itu semua hanya menggelengkan kepala karena kelakuan polos keponakan cantiknya itu. segera menuju lemari pendingin untuk melihat bahan makanan yang berada di dalam tanah, saat ini Caca sedang berdiri memandangi semua bahan-bahan makanan, belum mempunyai ide untuk memasak apapun, saat ini hanya tahu makanan yang ingin dimakan oleh keponakan cantiknya tadi, akhirnya Caca memutuskan membuat sop daging, karena ini hanya bahan-bahan yang ada di kulkas. Caca dengan cekatan memasak semua bahan-bahan yang ada menjadi satu menu yang sangat enak, setelah ia menyelesaikan semua masakan, Caca segera menyiapkan semua pakaian kedua keponakannya itu yang saat ini sedang mandi. saat ini sangat senang dengan perkembangan dua keponakannya ini, mereka berdua sudah mengerti dengan penjelasan yang diberikan oleh orang di sekitarnya, walau mereka belajar secara perlahan-lahan setidaknya ada pelajaran yang ditangkap oleh mereka. Juno yang saat ini sedang mengeringkan tubuh menggunakan handuk, ia mendengar perkataan Caca yang tadi mengajarinya untuk tidak bermain, biasanya Juno menghabiskan waktu lebih dari 30 menit itupun bila ia diingatkan, sedangkan sekarang yang Ia membutuhkan waktu hanya 10 menit saja. Caca tersenyum melihat Juno yang saat ini sudah keluar dari kamar mandi dan ia melihat handuk yang barusan ia pakai sudah digantung di tempat khusus handuk. "Good job sayang! Kau sangat keren Karena Semua ucapan onty," Caca mengangkat jempol ke arah keponakannya itu dan Juno yang mendapatkan pujian dari onty nya tersenyum sumringah. "semua sudah beres dan sekarang kau boleh turun ke bawah, onty akan pergi melihat Cheryl di kamar ayah dan ibumu,"Juno yang mendengarkan ucapan tadi langsung pergi dari kamar, dan Caca langsung berjalan menuju kamar Kakak dan kakak iparnya itu. sampai di kamar kakaknya Caca mendengar bunyi hair dryer dari dalam kamar mandi dan ia melihat Cheryl sedang berusaha mengeringkan rambutnya terlebih dahulu, Caca melihat di sekitaran kamar mandi tidak terdapat cairan air yang sering ia lihat suwaktu keponakan Cantiknya ini mandi, tetapi sekarang ini ia melihat keadaan sangat kering dan rapi. "sayang, Apakah onty boleh membantumu untuk mengeringkan rambutmu saat ini?" Caca langsung mengambil hair dryer dari tangan keponakannya itu, langsung Segera membantu mengeringkan rambut panjang gadis kecil ini. "Good job sayang, Kau sangat hebat," kata-kata itu diulang lagi oleh Caca untuk memberi semangat kepada kedua keponakannya itu, Caca tak lupa memberikan jempol ke arah gadis kecil itu. Cheryl mendapatkan perlakuan dari intinya tersenyum sumringah mirip dengan Juno tadi. "Baiklah rambutmu sudah kering sayang sebaiknya kau langsung memakai baju yang sudah onty siapkan di atas tempat tidur itu. ... saat ini Caca dan kedua keponakannya itu sedang menonton TV dan terdengar pintu dari arah depan terbuka dan memperlihatkan seorang wanita yang sangat dikenal oleh mereka bertiga, Juno dan Cheryl langsung berlari mengejar wanita yang dipanggil ibu oleh mereka berdua. "ibu .. " yang dipanggil ibu itu langsung menundukkan tubuhnya agar dapat mensejajarkan dengan kedua anaknya itu. "sayang, ibu sangat merindukan kalian berdua," ibu dan kedua anaknya itu masih setia berpelukan sampai seorang lelaki ada dibelakang mereka itu memecahkan kehikmatan suasana yang tercipta di antara mereka bertiga tadi. "Apa kalian berdua tidak mau menyapa ayah," lelaki yang berdiri di belakang itu adalah Ayah dari si kembar. "ayah.." Juno dan Cheryl pun langsung menghambur ke dalam pelukan ayah mereka. "Ya sudah ayo kita segera masuk ke dalam," ayah dan ibu itu menggendong anaknya masing-masing dan mereka menyapa Caca yang saat ini masih setia untuk menonton TV karena ia tidak mau mengganggu suasana keluarga kecil itu. "pecah Kapan kau datang kemari?" kakak iparnya menyapa Caca terlebih dahulu. "aku datang tadi siang Kak, Kebetulan aku sangat rindu kepada Juno dan Cheryl makanya aku bermain kemari." ucap Caca seadanya. "Sepertinya kalian berdua sudah diurus dengan baik oleh onty Caca," kakak Caca melirik kedua anaknya yang sudah rapi dan terlihat seperti nya Caca juga sudah memandikan mereka berdua. "bilang begitu aku permisi untuk mandi terlebih dahulu," kakak ipar Caca pamit untuk pergi mandi dahulu mendapat anggukan dari istri dan Caca saat itu. dua kakak beradik saat ini duduk di satu sofa yang saat ini sedang mengawasi kedua anak kecil itu yang sedang bermain dengan tenang. "Kak, sepertinya aku akan membuka suatu usaha yang selama ini aku dambakan, Aku tidak akan bisa melakukan 2 pekerjaan sekaligus, aku akan resign dari perusahaan ayah, tapi aku akan tetap membantu bila kau membutuhkan bantuan dari ku!" kakak Caca yang mendengarkan itu mengerutkan keningnya karena ia kaget dengan apa yang barusan diucapkan oleh adiknya, Caca sama sekali tidak pernah menceritakan ia akan membuka suatu usaha, walaupun ia tahu apa Usaha yang ingin Ia wujudkan selama ini yang belum bisa ia wujudkan. "Benarkah? dengan semua yang kau ucapkan barusan," kakak Caca memastikan kembali dengan apa yang diucapkan oleh adiknya tadi. "tadi siang, aku dan Bimo Sudah melihat gedung yang akan kujadikan butik, dan Bimo sudah memberikan 1 bangunan itu untuk aku kelola Kak, sebenarnya Aku sudah tidak menginginkan itu semua karena itu adalah cita-cita yang sudah terlalu lama terpendam, tetapi Bimo mendorongku untuk mewujudkan semua impian yang aku inginkan selama ini," Kakak Caca yang mendengarkan itu semua setuju dengan apa yang dipikirkan oleh Bimo, kakak Caca tahu dengan sifat yang dimiliki oleh adiknya walaupun ia sangat ingin tetapi ia kubur karena kesedihan karena kehilangan sahabat terdekatnya. "seharusnya kau bersyukur mempunyai seorang kekasih seperti Bimo, kekasihmu itu sangat baik karena ia mau mendukung semua keinginan dan impianmu selama ini, bahkan ia berikan kau satu gedung untuk memulai usaha dan wujudkan semua impianmu, aku tak masalah bila kau juga tidak resign dari perusahaan, saranku mungkin sebaiknya kau bisa menjalankan kedua-duanya, memang sangat berat di awal, tetapi aku dapat memberikan kelonggaran dalam beberapa bulan ini, dan kau dapat berkonsentrasi dalam membangun usaha mu," kakak Caca memberikan saran kepada adiknya dan memberikan kan semangat untuk adiknya agar dapat menjalankan usahanya dengan baik dan lancar. "Terima kasih Kak kau telah memberikan ku semangat dan dorongan agar aku dapat membangun usaha yang ku impikan sejak lama, Dan semoga aku dapat juga membantumu tetap di perusahaan itu," kakak beradik itu saling berpelukan dan saling menguatkan, men-support semua apa yang akan dikerjakan oleh kedua orang saudara ini. "kalian berdua ada apa? kalian berdua berpelukan dan saling tersenyum, biasanya kalian berdua seperti Tom and Jerry," kakak ipar Caca yang tiba-tiba datang dari arah belakang membuat kakak beradik yang tadi saling berpelukan langsung memandang satu sama lain dan akhirnya mereka tertawa terbahak-bahak melihat lelaki yang saat ini memandang mereka dengan tatapan aneh. "kalian berdua memang aneh, tadi berpelukan sekarang tertawa terbahak-bahak, Kalau boleh aku tahu apa yang sedang kalian bicarakan?"sama kakaknya itu bertanya dengan kata-kata yang sangat Penasaran sekali. "kemarilah Sayang aku akan menceritakan semuanya!" kakak Caca menepuk sofa yang kosong di sampingnya. setelah kakak iparnya duduk di samping istrinya itu, Caca mulai menceritakan semua sama seperti Ia menceritakan kepada kakaknya tadi. "aku setuju dengan apa yang dilakukan oleh Bimo, dan kau sangat beruntung memiliki laki-laki seperti dia," pemikiran Kakak dan kakak iparnya tentang Bimo itu sama. memang apa yang diucapkan oleh kedua Kakaknya ini benar, Caca sangat beruntung memiliki Bimo sebagai kekasih dan calon suaminya. "Jadi apa yang perlu kami bantu untuk memperlancar usaha kamu nanti, begini saja kak akan membantu kau dalam merenovasi butik mu, memberikan Kakak desain yang ingin kau wujudkan atau kau juga dapat menyerahkan itu semua kepada kakak, bagaimana?" kakak ipar Caca menawarkan bantuan kepada dirinya agar dapat mempercepat dirinya untuk membuka usaha itu. "wah.. kakak serius, tidak mempercayai ini semua, semua seperti mimpi, Bimo dan kedua kakakku ini semua membantu mewujudkan impian yang selama ini ku pendam,Terima kasih Kak!" dan langsung memeluk kedua Kakak nya tersebut, dan saking bahagianya caca sampai meneteskan air mata kebahagiaan. "Aunty Mengapa kau menangis," Cheryl yang melihat saat ini ontynya sedang menangis dalam pelukan ibu dan ayahnya segera memeluk Caca dari belakang. "onty Mengapa kau menangis, ayah ibu orang yang jahat yang sampai membuat onty nya Cheryl ini menangis," Tiga orang dewasa yang berada di sana mendengar ocehan Cheryl yang sangat lugu itu tertawa bersama, Caca langsung Segera memeluk Cheryl yang saat ini juga ikut menangis. "onty tidak menangis, ini adalah air mata kebahagiaan, sangking bahagianya onty sampai meneteskan air mata, ada yang jahat di sini, anak cantik tidak boleh menangis,"Caca menghapus air mata yang menetes dari mata indah gadis kecil itu. Caca sangat tahu keponakan kecilnya ini sangat sensitif bila melihat orang ada yang menangis di sekitarnya Ia pun juga ikut bersedih. "Baiklah bila begitu aku akan pamit untuk mandi dulu,dan engkau Apakah tidak ingin mandi juga, kau dapat memakai baju ku," kakak Caca menawarkan adiknya itu untuk mandi di rumahnya, dan Caca juga menyetujui Karena ia merasa dirinya sangat lengket saat ini bepergian ke luar rumah. "baiklah, Terima kasih Kak,"Caca langsung memeluk kakaknya itu, Ya seperti yang kakak iparnya bicarakan tadi, kemesraan yang diperlihatkan tadi hanyalah hiasan semata dalam hubungan kakak beradik ini, dan sekarang mereka kembali ke wujud dan sifat mereka masing-masing. "sudah kuduga, semua itu tidak akan bertahan lama, kalian akan kembali seperti Tom and Jerry, bermusuhan tapi saling menyayangi," kakak iparnya berucap pelan sampai istrinya pun tidak mendengar suaminya itu berbicara. "Ya sudah kalian Jangan Bertengkar terus, Kerala pergi mandi dan kita akan bersiap untuk makan malam, Caca Apakah Bimo akan menjemputmu kemari, hubungi dia untuk makan malam bersama," kakak iparnya berucap tegas kepada Caca. "Iya Kak, Bimo akan menjemputku ke sini, dan Ia juga sudah aku hubungi untuk makan malam bersama di sini, tadi barusan sebelum kakak turun dia mengirimkan aku pesan dan mengatakan sedang dalam perjalanan kemari," ucap caca pada kakak iparnya itu. ... Ting .. tong .. terdengar bunyi bel di depan rumah, Ayah Juno segera beranjak dari tempat duduknya yang saat ini sedang menonton TV. "Ayah sepertinya ada orang yang memencet bel di depan rumah kita," ucap Cheryl, gadis kecil itu sangat bersemangat bila ada orang yang berkunjung ke rumahnya, Ia paling bersemangat untuk membukakan pintu, mungkin itu adalah naluri seorang anak perempuan. "kau benar sayang, Sepertinya itu Paman Bimo yang telah sampai," ucap Ayah Juno, yang membuat Juno dan Cheryl langsung menghentikan permainannya dan segera berlari menuju ke arah pintu depan dan diikuti oleh ayah mereka di belakangnya. "ayah.. ayah.. Ayo cepat buka pintu nya ayah," ini sangat bersemangat untuk bertemu dengan paman Bimo. ayah mereka hanya menggeleng melihat begitu antusiasnya anak gambarnya untuk bertemu dengan Bimo. "iya.. Sabarlah sebentar, ini ayah juga akan membukakan pintu, kalian berdua tolong mundur sedikit agar ayah dapat membuka pintu ini dan kalian bisa bertemu dengan paman kesayangan kalian berdua," Juno dan Cheryl menurut dengan semua ucapan ayahnya tadi. pintu terbuka Juno dan Cheryl langsung berlari untuk memeluk Paman yang sudah lama mereka tidak bertemu. Bimo yang mengetahui bilah kedua keponakannya itu sudah berada di depan pintu karena ia telah mendengar suara jeritan Juno dan Cheryl dari balik pintu ini. "paman .. Paman apa kabar?Mengapa lama sekali tidak bermain ke sini!"kedua keponakannya itu bertanya berbarengan sehingga Bimo bingung untuk menjawab semua pertanyaan itu. "Juno, Cheryl, sebaiknya kalian berdua ajak Paman masuk ke dalam Agar kalian dapat bercerita lebih enak," Juno dan Cheryl mendengar ayahnya berbicara dan mereka segera menggandeng tangan Paman Bimo mereka untuk duduk di sofa dalam, setelah mereka duduk Juno dan Cheryl melancarkan aksi bertanya kepada pamannya yang tadi sempat tertunda akibat tadi ayah mereka berdua memotong pembicaraan. "Paman Mengapa tidak dijawab pertanyaan kami tadi?" ucap Cheryl yang sedikit kesal dengan pamannya yang tidak menjawab pertanyaan mereka tadi. "jangan marah anak manis, Maafkan Paman beberapa hari ini tidak bisa mengunjungi kalian karena Paman sangat banyak sekali pekerjaan, Paman berjanji bila kerjaan Paman sedikit berkurang Paman akan mengajak kalian untuk berjalan-jalan,"ucap Bimo. "Juno, Cheryl, kemarilah duduk di dekat ayah,"Juno dan Cheryl segera berjalan mendekati ayah mereka. "dengarkan ayah, Paman Bimo saat ini masih banyak pekerjaan dan Kalian juga bila Paman Bimo datang kemari biarkan dulu Paman kalian itu untuk duduk, ambilkan minuman untuk paman setelah paman duduk dan minum baru lah kalian boleh bertanya ataupun bermain dengan paman Bimo,Apa kalian mengerti maksud ayah," Juno dan Cheryl mengangguk setelah mendapatkan nasehat dari ayah mereka, Bimo yang saat ini sedang menahan senyum karena melihat wajah polos mereka berdua saat dinasehati ayah mereka sangat berbeda dengan saat mereka sedang yang bertanya kepada dirinya tadi. "Paman maafkan kami ya, Apakah Paman mau minum sesuatu?" Bimo menganggukan kepala karena mendapat kode dari ayah mereka. "air putih saja Sayang sudah cukup," ucap Bimo kepada kedua anaknya itu, dan mereka segera berlari menuju dapur untuk mengambil botol minum dari dalam lemari pendingin. "mereka berdua sangat menggemaskan ya Kak, pasti sangat ramai bila mereka sudah mulai berceloteh,"Bimo yang masih memantau kedua keponakannya itu yang saat ini berada di dalam dapur. "kau benar Bim, sekarang mereka sudah dapat diberi nasehat, dan syukurnya mereka juga sudah dapat mendengarkan perintah dengan, tidak semudah itu mengajarkan mereka untuk mengikuti Semua peraturan yang ada, kalau di ingat waktu dulu, mereka selalu ribut entah apa yang di perebutkan Padahal mereka mempunyai mainan makanan sama persis, tapi mereka selalu memperebutkan satu sama lain,dan sekarang aku sangat bahagia Seiring berjalannya waktu mereka berdua dapat mendewasakan diri mereka walaupun aku juga sedikit sedih karena waktu begitu dengan cepat merubah mereka berdua, terutama waktu kedatanganmu di dalam keluarga kami dan itu membuat lebih berwarna di dalam keluarga ini,"Ayah Juno mengingat semua kenangan bersama anak-anaknya. Bimo tersenyum mendengarkan semua kenangan yang diceritakan oleh calon kakak iparnya ini, ia pun juga berharap suatu saat nanti bila ia dan Caca menikah semoga diberikan keturunan yang sehat dan aktif seperti Juno dan Cheryl saat ini. "ini minuman untuk paman, dan ini minuman untuk ayah, Silakan diminum,"Juno dan Cheryl membawakan botol mineral untuk a UM "Terima kasih sayang," Bimo mengucapkan terima kasih kepada kedua keponakannya itu. "Oh.. anak-anakku pintar sekali, kemarilah,"Ayah Juno dan Cheryl segera memeluk dan mencium kedua anaknya itu, Iya sangat bangga dengan anak-anaknya yang dapat dengarkan nasehat dari orang tuanya. "sayang, Bolehkah saat ini Ayah dan Paman berbicara sebentar, kalian boleh bermain di sekitaran sini, Oke sayang!" Juno dan Cherry mengangguk mengerti dengan apa yang diucapkan oleh ayahnya tadi. "baik ayah,"Cheryl menjawab ucapan ayahnya itu dan Juno mengikuti Cheryl dari belakang untuk bermain di depan TV saat ini. "Kak Apakah Caca sudah menceritakan perihal gedung yang hari ini sudah kami beli, Aku ingin Caca memiliki aktivitas agar dapat memanfaatkan waktunya, yang aku mendengar cita-citanya untuk membuka butik sempat terhenti akibat sepeninggalan Anjani sahabat kami, dan aku memutuskan untuk mewujudkan semua semua impian kekasihku itu, Bagaimana menurutmu Kak?",Bimo bertanya pendapat kepada calon kakak iparnya itu. "pendapatku sangat setuju dengan apa yang kau lakukan saat ini, Caca memang sudah memiliki pekerjaan yang tetap, tapi ia tidak begitu menyukai dengan apa yang saat ini ini sedang ia kerjakan walaupun semua dilakukan dengan baik dan rapi, tadi sore setelah kami pulang dari kantor Caca bercerita kepada kami perihal kau memberikannya sebuah gedung untuk membangun usaha butik, dan kami pun mengatakan sangat setuju dengan apa yang kau lakukan, aku dan istriku ku hanya dapat mendukung semua yang kalian lakukan dan kerjakan, Apa ada yang bisa kubantu untuk mempercepat usaha baru kalian! tadi juga Aku sudah menawarkan diri untuk membantu merenovasi bangunan itu agar cepat bisa dipergunakan, sudah bertanya kepada Caca Apakah ia mempunyai desain atau ia menyerahkan semua kepada diriku!" ucap apa kaitan nya itu. "kalau aku terserah kepada Caca, Aku menyerahkan semua desain ataupun interior yang ia inginkan, aku hanya men-support ia dari belakang," calon kakak iparnya itu mengangguk saja dengan semua ucapan Bimo. "sayang, Kapan kau datang?"Caca yang bertanya saat melihat kekasihnya itu telah tiba di kediaman kakaknya. "Aku baru saja sampai Sayang, ini aku sedang bercerita kepada kakak ipar tentang usaha yang kau akan jalankan, barusan kakak juga membicarakan tentang desain interior, sepertinya Kak adalah orang yang tepat untuk melakukan itu semua karena ini adalah bagian dari pekerjaannya," Caca yang mendengarkan ucapan dari kekasihnya itu hanya mengangguk. "Baiklah Kak aku akan menerima semua bantuan yang kau berikan kepadaku, nanti setelah makan aku akan memberikan desain yang telah dibuat oleh mendiang sahabatku, Aku ingin mewujudkan impian terakhirnya, dan ini pun juga impian dirinya untuk membuat butik ini,"cuaca berubah menjadi Murung akibat membicarakan Anjani saat ini. "Sudahlah jangan kau bersedih, kau harus bahagia karena telah mewujudkan mimpi terakhir dari Anjani,"ucap Bimo sambil memeluk pundak kekasihnya itu. "Anjani Itu sahabat kalian, maaf sebelumnya aku salah bicara, itu wanita yang ditemukan tewas dan tidak tahu apa penyebabnya, di kantorku saat itu heboh dengan pemberitaan tewasnya seorang wanita, dan yang sangat aneh kasus itu tidak di angkat, sepertinya banyak kejanggalan dalam kematian sahabat yang bernama Anjani Itu, tapi sekali lagi aku mohon maaf bila aku salah berbicara atau salah mendapatkan informasi yang ada," Ayah Juno mengingat kejadian masa lampau yang menimpa sahabat mereka. "kau benar Kak, sebenarnya di dalam kematian Anjani terlalu banyak kejanggalan yang membuatku masih tidak terima dengan kematian sahabat kami, sebenarnya orang yang paling Aku curiga itu adalah Adam suami dari sahabat kami juga, Mengapa aku mencurigai Adam karena di saat kematian Anjani Adam lah orang terakhir yang dihubungi oleh Anjani, dan melihat background Adam yang selalu kasar terhadap Anjani saat itu, ia terlalu cemburu kepada lelaki manapun Bahkan aku pun termasuk dalam lelaki yang yang dicemburui nya Padahal semua orang tahu aku dan Anjani adalah seorang yang sahabat sedari kecil. tetapi melihat penyesalan ataupun penderitaan yang dialami oleh Adam saat kehilangan sosok kekasihnya terdahulu membuat kecurigaanku itu seperti warna abu-abu, aku sudah mengikhlaskan kepergian Anjani tetapi aku masih tidak bisa memaafkan Bila memang iya meninggal akibat dibunuh seseorang. "Sudahlah Sayang jangan kau ungkit-ungkit lagi masalah itu, biarkan ini menjadi tugas dari pihak berwajib untuk mencari kebenaran, Lagian kita juga tidak enak hati bila ini sampai terdengar di telinga Sarah nanti, saat ini tugas kita hanyalah menjaga perasaan Sarah yang sangat mencintai suaminya saat ini," Caca memberikan pengertian kepada Bima agar tidak terlalu mengungkit permasalahan ini lagi karena ia juga tidak mau menyakiti hati sahabatnya yang lain. "ya sudah kita hentikan pembicaraan tentang kematian sahabat kalian itu, kakakmu lama sekali turun sedang apa dia!,"Ayah Juno baru menyadari istrinya itu belum turun ke bawah. "Kenapa sayang kau menanyaiku, Kau seperti tidak tahu kalau wanita sedang mandi saja," istrinya itu tiba-tiba muncul dari belakang. "kau mengagetkanku saja," suaminya itu benar kaget karena ia tidak melihat istrinya ada di belakang dirinya. "Maafkan aku sayang, Aku tidak bermaksud untuk mengageti mu, Baiklah tunggu sebentar di sini aku akan menyiapkan makanan yang telah dimasak oleh Adik tercinta ku ini yang baik dan pintar memasak," kakak Caca mulai menggoda adiknya itu dengan sedikit menoel dagu milik Caca. "jumlah Sayang apakah Kau juga ingin dibuatkan omelet seperti pesanan Cheryl,"Caca yang mengingat Cheryl tadi memesan ingin dibuatkan omelet untuk makan malamnya Ia pun menanyakan kepada Juno agar mereka tidak iri dan memperebutkan makanan yang ada. "Iya onty aku mau," ucap Juno yang sangat semangat mendengar makanan kesukaannya akan dibuatkan untuknya. "Tunggulah sebentar ya sayang onty akan menyiapkan semua makanan yang akan kita santap," Caca segera menyusul kakaknya yang saat ini sedang memanaskan makanan yang telah Ia buat, dan ia juga membantu kakaknya untuk menata piring dan gelas yang akan mereka pakai. "sayang makanan telah siap ajak Bimo dan anak-anak menuju ke meja makan,"istrinya itu memanggil suaminya yang saat ini masih mengobrol dengan Bimo. "iya sayang kami akan segera kesana, ayo Bim kita sudah dipanggil oleh istriku dan calon istrimu itu, Dan tolong kau bawa juga satu kamu itu,"ucap Ayah Juno yang membuat wajah Bimo sedikit memerah dibuatnya. "baik kak, Cheryl Ayo ikut dengan paman,ibu dan onty mu telah memanggil kita," Bimo segera menggendong Cheryl jalan menuju kearah dapur. "ini makananmu habiskan ya sayang,"Caca memberikan piring khusus buat Juno dan Cheryl makan. setelah mereka menghabiskan makanan, Caca dan kakaknya segera membereskan dan membersihkan meja dan mencuci piring kotor. setelah selesai Caca dan kakaknya pun segera menuju keruang tengah. "Oh iya sayang aku melupakan sesuatu Tunggu dulu ya aku akan mengambilnya di dalam mobil,"Bimo yang teringat dengan hadiah yang ia beli saat menuju ke rumah ini. Caca yang melihat Bimo masuk dengan membawa 2 paper bag yang cukup besar, Caca yakin kalau itu hadiah untuk kedua keponakannya. "Juno, cheryl ini ada sesuatu untuk kalian!"mendengar nama mereka disebut membuat Juno dan Cheryl langsung berlari menuju Bimo yang saat ini sudah duduk di sebelah Caca. "Apa itu Paman?,"ucap kedua keponakannya itu. "buka saja Sayang ini semua untuk kalian,"Bimo tidak memberitahu apa yang berada di dalam paperbag yang ia bawa saat ini. Cheryl dan Juno sangat antusias untuk membuka semua yang ada di dalam paper bag, sebenarnya kedua keponakannya itu sudah tahu dengan Apa isi dari paperbag yang dibawa oleh pamannya itu. "Wah mainan, Terima kasih Paman!" ucap kedua ponakannya ini yang sangat bahagia. "kau jangan terlalu repot-repot Bim, mainan mereka berdua sudah cukup banyak,"ucap calon kakak ipar itu. "tidak merepotkan kok Kak, aku tadi tidak sengaja melewati toko mainan pada saat pulang dari kantor dan kulihat mainan di sana sangat bagus dan lucu-lucu makanya aku mampir dan langsung membelinya, Ini semua tidak merepotkan ku kok Kak malah aku senang membuat kedua keponakanku ini bahagia, Anggap saja Ini hadiah untuk mereka yang hari ini sudah sangat baik," bingung memberi jawaban Sambil memandangi Juno dan Cheryl yang saat ini sedang sangat bahagia sekali. "mungkin beberapa hari ini aku akan mengajukan cuti Kak, aku akan pergi bersama Caca untuk menemui kedua orang tuanya, jujur sebenarnya saat ini aku sangat takut, aku sudah sering bertemu dengan orang-orang penting bahkan presiden sekalipun pernah kutemui tetapi tidak pernah membuat diriku gugup dan canggung seperti ini,"Bimo bercerita sambil memegangi dadanya yang saat ini sedang berdebat kencang padahal Ia belum bertemu dengan kedua orang tuanya. "itu semua adalah perasaan yang wajar Bim, kalau kau bersikap santai malah Kau seperti orang yang tidak terlalu serius tetapi Bila kau datang ya kegugupan terlihat sudah orang yang memang ingin serius atau hanya untuk sekedar mencari hiburan atau happy-happy saja. "Baiklah Bim Kakak akan membantumu dengan cara menghubungi ayah sebelum kalian benar-benar datang untuk menemui ayah dan ibu, kau tenang saja Ayahku tidak seseram yang kau pikirkan, Bukankah waktu itu kau pernah bertemu dengan ayah ku dan kau apa tidak ingat dahulu pernah bekerja sama dengan perusahaan milik ayahku," Bimo mengangguk dengan semua ucapan yang di ucapkan oleh calon kakak iparnya tersebut. tampak mengerutkan kedua keningnya Iya melakukan itu karena ia ingin mengingat wajah mertua yang ia temui waktu pertama kali. sekeras apapun Bimo mencoba mengingat Ia tetap tidak mengingat sosok lelaki yang akan menjadi calon bapak mertuanya. malam semakin larut akhirnya Bimo dan Caca berpamitan pulang, yang mengantar mereka hanyalah suami istri itu saja karena kedua anaknya sudah tertidur sangat pulas. "sampai jumpa, hati-hati di jalan," kakak Caca Melambaikan tangan dan di ikuti oleh kakak iparnya. mereka masih memandang mobil Bimo yang sedang melaju ke arah kota. di sepanjang perjalanan Bima menggenggam erat tangan Caca, Saya sangat bahagia mendapatkan dukungan dari kakak kandung kekasihnya itu, tidak sabar untuk menemui kedua orang tua cacah dan meminta restu kepada orang tua Caca agar dapat mempersunting anak gadis mereka saat ini. selama di perjalanan kaca hanya diam saja ternyata ia sudah tertidur Saat 10 menit ia keluar dari halaman Rumah kakaknya alhasil Bino menyetir sendiri karena Caca sudah tertidur sangat pulas. Sesampainya di apartemen Bimo segera mengangkat kekasihnya itu menuju ke dalam apartemen mereka dan caca dibaringkan di atas ranjang yang sangat empuk. ... tidak terasa waktu sangat cepat berlalu Sarah dan Adam mempersiapkan semua keperluan dan perlengkapan mereka di sini karena lusa mereka sudah berangkat pulang ke negara tercinta, saat ini Adam dan Sarah memutuskan untuk berdiam di dalam hotel karena mereka sudah cukup sangat lelah dengan semua perjalanan panjang yang mereka lalui. Sarah mengemas semua oleh-oleh yang telah Ia beli dan Iya persiapkan untuk orang-orang terkasih. "Terima kasih sayang kau telah membawaku pergi jalan jalan,"ucap Sarah kepada suaminya itu.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN