Keesokan harinya …. Lia mengeliat dalam tidurnya. Tangannya meraba-raba mencari benda pipih yang selalu dibawa kemanapun dia pergi. Namun, ada sesuatu aneh yang menyentuh telapak tangannya. “Ini apa?” batinnya, tangannya masih memastikan apa benda itu tetapi matanya enggan menatap. “Egh.” Erangan itu membuat Lia langsung menjauhkan tangannya. Seketika dia menoleh dan matanya membulat sempurna. “AAAAAAGGGGRRRHHHHH!” jeritnya sampai membuat Sacha terjatuh dari atas ranjang. Buru-buru Lia mengambil selimutnya lalu menutup seluruh tubuhnya dengan kain tersebut. matanya membidik tajam kearah Sacha. “Dasar Om-Om nggak tau diri! Kenapa pagi-pagi seperti ini sudah ada di kamar Lia!” gadis itu mengeluarkan suara ajaibnya sukses membuat telinga Sacha berdenging. “Nampaknya dia sudah pi