Perubahan Sacha ternyata tidak hanya sekedar terucap lewat bibir saja, ternyata lelaki benar-benar berubah sekarang. Lila masih tidak paham mengapa lelaki itu menjadi selembut dan seromantis sekarang. Seperti saat ini, Lia duduk di kursi meja makan yang sudah dihiasi bergabai lilin di sana. Tentu, hatinya sebagai perempuan akan meleleh mendapatkan perlakuan manis seperti itu. Hampir saja gadis itu dibuat Sacha lupa daratan. “Bagaimana, suka sama makanannya?” tanya Sacha, memecahkan keheningan yang terjadi. Lia mendongak, gadis itu menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. Tatapan mata Sacha lagi-lagi membuat Lia salah tingkah. “Enak, sangat enak. Terima kasih Mas,” ujar Lia, menatap sang penuh kelembutan. “Syukur kalau kamu suka dengan makanan yang saya hidangkan.” Keduanya kembal