Florian Kingdom.
Sebuah negeri yang dipimpin oleh seorang raja yang memiliki sikap bijaksana dan bertanggung jawab pada awalnya. Akan tetapi, keturunannya malah memiliki sikap serakah dan buruk.
Raja saat ini bernama Roger Florian. Memiliki wajah yang rupawan di waktu mudanya, akan tetapi sejak dia menjadi Raja, Roger malah sering mengabaikan urusan kerajaan dan sering bermain di rumah b****l.
Raja memiliki dua anak yaitu seorang pangeran dan putri kembar. Keduanya memiliki sikap yang berbalik terbalik satu sama lain.
Sang Putri adalah anak yang paling disayangi dan dimanja oleh raja. Jadi tidak heran jika sikapnya egois dan tidak suka di bantah.
Sedangkan, Pangeran adalah pribadi yang baik dan ramah. Dia suka membaca buku daripada bergaul dengan bangsawan lainnya.
Putri Lula dan Pangeran Lion, keduanya adalah pilihan penerus kerajaan berikutnya. Akan tetapi, kedua orang ini tidak seperti saudara pada umumnya. Mereka berbeda dan saling berusaha menjauh satu sama lain.
Raja Roya yang seharusnya menjadi seorang ayah yang baik dan bisa membimbing anak-anaknya, malah membuat mereka untuk saling bertarung satu sama lain.
Di taman kerajaan yang dipenuhi oleh berbagai bunga yang sedang bermekaran. Seorang perempuan cantik dengan gaun peach sedang sibuk menikmati teh-nya dengan beberapa gadis lainnya.
Para pelayan sudah berdiri untuk menuruti perintah mereka kapan saja. Lula memiliki senyum bangga di wajahnya.
"Tuan putri...Anda sangat cantik hari ini!" Seru seorang gadis bangsawan yang terlihat mengenakan pakaian yang sangat mahal.
Lula tersenyum puas dengan pujian tersebut. Semua orang di negeri ini tahu bahwa dia adalah gadis paling cantik. Dengan rambut blonde dan mata biru lautnya,membuat semua pria terpesona akan dirinya.
"Tentu saja! Setiap hari Putri sangat cantik dan mempesona, tidak ada yang bisa menandingi kecantikannya."Puji Gadis lainnya.
Lula mengangguk setuju dengan perkataan gadis itu. Tiba-tiba sebuah langkah kaki mendekat dan seorang pemuda tampan berusia 17 tahun mengenakan pakaian khas Bangsawan kerajaan mendekati kelompok itu.
Lula seketika berdiri dan berjalan ke arah pemuda itu. "Kakak, kamu datang!"
Pangeran Lion menurunkan matanya sedikit, ada senyum tipis di bibirnya. "Kita dipanggil Ayah ke ruang kerjanya."
"Begitukah?" Lula bertanya dengan bingung. Lion berbalik dan berjalan pergi dari sana. Lula juga harus mengikuti pemuda itu ke ruang kerja ayah mereka.
Di jalan, Lula tidak bisa menahan rasa penasarannya. "Kakak...Kenapa ayah memanggil dirimu dan aku?"
"Katanya ada pembicaraan penting yang harus dibahas."Jawab Pemuda itu tanpa mengalihkan pandangannya ke arah gadis disampingnya.
----------
"Ungu....Jenderal, Apa anda yakin tidak ingin beristirahat dulu?" tanya Ajudan di samping seorang pemuda tampan yang mengenakan pakaian besi di tubuhnya.
"Tidak." Jawab pemuda itu dengan suara dingin. Walau wajahnya sudah pucat seperti kehilangan banyak darah. Suhu dalam ruangan itu seakan beku dan jatuh ke titik dingin.
"T-tapi Jenderal...anda sudah terlalu memaksa keadaan anda. Apalagi baru beberapa hari kita selesai bertarung dengan pihak musuh, anda langsung di suruh menghalau orang-orang barbar di sisi kerajaan...." Ajudan itu merasa kasihan untuk tuannya dan marah pada Raja yang taunya cuma menikmati kesenangan di istana nya.
Sangye menyipitkan matanya dengan tajam. Dia tidak suka dengan Raja, tapi dia tidak bisa menolak perintah. Keluarganya yang semuanya adalah Keturunan Jenderal, sudah berjanji setia pada Raja terdahulu. Mereka sangat memegang teguh janji mereka.
"Kamu pergi dan periksa beberapa tentara yang akan berangkat denganku,"Ujarnya dan sudah berdiri dari tempatnya. Sangye berjalan keluar dari ruangan itu.
Ajudan hanya membungkuk hormat dan melihat kepergian tuannya. Tuan mereka mempunyai sebuah penyakit aneh sejak dia kecil.
Setiap bulan purnama, dia akan mengalami gejala aneh. Tubuhnya akan membeku dan kehilangan banyak kekuatannya. Itulah titik lemah sang Jenderal yang sangat dirahasiakan. Hanya orang-orang terdekatnya saja yang tahu.
"Seandainya saja...Jenderal mau menikah dan memiliki istri, hidupnya pasti tidak terlalu kesepian,"gumam Ajudan itu dengan tatapan simpati dengan keadaan tuan-nya.
Jenderal Sangye hanya tahu cara menebas kepala musuhnya dan hidupnya hanya dia tumpahkan ke dalam medan perang, sungguh ironis.
Di lorong yang hanya diterangi oleh lampu minyak kuno, suasana disana hening dan tenang.
Sangye menatap kedua tangannya dengan perasaan rumit, dia tidak bisa melupakan kejadian tentang seorang gadis yang jatuh dalam pelukannya.
Untuk pertama kalinya, dia tidak merasa gatal atau memar saat seseorang menyentuhnya. Dia menderita penyakit aneh yang membuatnya tidak bisa disentuh sembarang orang.
Gadis asing itu jelas bukan orang dari wilayah ini, apalagi dengan kejadian kelopak bunga yang melindunginya itu.
Sangye masih mengingat wajah dan tatapan gadis itu. Gadis itu dipenuhi dengan keceriaan dan semangat hidup, berbeda jauh dengan semua gadis yang pernah dia lihat.
Saat cahaya bulan bersinar dan jatuh ke arah pemuda itu. Sebuah simbol aneh muncul di antara kedua alisnya, tetapi dia tidak menyadari hal itu.
Sang Ye merasa bahwa gadis yang dia temui saat itu sangat aneh,tapi menarik sekaligus.
Tiba-tiba sebuah suara aneh muncul entah darimana.
[Kamu ingin bertemu dengan gadis itu lagi? Aku bisa membantumu manusia!]
"Jangan ganggu aku,Iblis!" Sang Ye berkata dengan kesal.
[Hehehehe...kelak kamu akan meminta bantuanku,manusia] Suara itu berkata lagi dan perlahan menghilang.
Sang Ye diam di tempatnya dengan kedua tangan mengepal kuat. Tidak ada satupun orang yang tahu bahwa didalam tubuhnya ada sebuah [Benih Iblis] yang sudah bersarang sangat lama. Walau benda aneh itu masih tidak jelas asalnya, Sang Ye bisa menebak bahwa sesuatu itu bukanlah hal yang baik.
Tubuhnya juga perlahan mulai menjadi lemah,tanpa ada yang menyadarinya. Sesuatu yang selalu menyebutnya 'Manusia' itu selalu saja berusaha keluar dan menguasai tubuhnya sepenuhnya. Sang Ye hanya bisa menekannya dengan memakan berbagai pil dan ramuan yang membuat tubuhnya tetap sehat,tapi dalam dia sudah sangat lemah. Cara yang paling ampuh adalah menggunakan [Permata Jiwa] yang dikatakan sangat langka dan hanya bisa ditemukan di dalam hutan terlarang yang dijaga oleh (Peri) yang selalu menjadi legenda.
Sang Ye berusaha mencari sosok Peri yang tidak pernah ada yang melihatnya secara langsung. Tapi dia tetap harus mencarinya,hanya dengan batu ajaib itu dia bisa lepas dari sang Iblis yang mengganggunya.
Sang Ye perlahan bangkit dan berjalan ke kasurnya. Dia berbaring dan menutup kedua matanya pelan. Rasanya dia butuh tempat untuk beristirahat dan jauh dari segala kekacauan di istana. Perebutan kekuasaan yang gila dan tidak peduli berapa banyak orang dan nyawa yang harus dikorbankan. Sang Ye dari awal tidak ingin berada ditempat ini, tapi janji harus dipegang dengan setia.
"Aku benar-benar butuh tempat damai,"Gumam pemuda itu saat dia mulai tertidur lelap.
Bersambung……