Bab 5

1001 Kata
Keesokan harinya, Gia terbangun dengan tubuh yang terasa remuk. Seakan dirinya sudah melakukan berbagai hal berat. Dia melihat sekelilingnya dengan bingung, dia sepertinya berada didalam rumah pohon yang dibangun oleh Airin untuknya. "Apa dia membiarkanku tidur sampai malam? Ini sebuah keajaiban." Gia bangun dan melihat dari jendela bahwa sepertinya sudah tengah malam. Dia terkejut bahwa Elf wanita itu membiarkannya tidur. Baru saja dia akan berdiri, tubuhnya tiba-tiba di tahan oleh sepasang tangan berbulu putih. Di depan matanya, seekor harimau putih besar sedang memamerkan gigi-gigi taringnya. "Ah...AKH!!" Teriaknya dengan suara yang mampu memecahkan gendang telinga seseorang. Akibat terkejut dan panik, dia buru-buru mengangkat kakinya dan menendang perut binatang itu. Hewan itu anehnya sangat lemah dan tidak konsen, dia dengan mudah di lempar jauh olehnya. Harimau putih itu jelas tidak percaya dengan apa yang terjadi padanya. Sebuah kekuatan aneh tiba-tiba menyerangnya saat dia tidak siap, dengan mudah melemparkan beberapa mil jauhnya. Bugh!! Bugh!! "Uhuk...uhuk..." Harimau putih itu berusaha bangun dengan sisa tenaganya. Dia mengangkat kepalanya, bersamaan dengan itu matanya bertabrakan dengan mata zamrud yang dingin. Gia yang dalam mode waspada, malah mengaktifkan kekuatan dalam tubuhnya secara paksa. Gia menyipitkan matanya dengan tajam, dia melompat turun dari pohon itu dengan mudahnya. BUGH!! Rumah pohon beserta pohonnya langsung ambruk dan hancur saat dia sudah meninggalkannya. Gadis itu tidak berbalik dan ekspresi datarnya tidak berubah sedikitpun, dia masih berjalan dengan tegak ke arah hewan malang itu. Saat keduanya saling berhadapan dengan jarak hanya dipisahkan beberapa langkah. Harimau itu bisa merasakan sensasi dingin dan bahaya dari tubuh pihak lain, tekanan itu seperti memaksanya untuk bersujud dihadapan manusia itu. "Beraninya kamu! Dasar Manusia!" Teriaknya dengan marah. Harimau putih itu merasa dipermalukan oleh seorang manusia. Gia tidak mengubah ekspresinya yang masih datar. Dia hanya sedikit membungkuk dan menggenggam rahang hewan itu. "Ingin menyakiti ku? Apa kamu benar-benar ingin menjadi daging panggang, Harimau kecil?" Ejekan di matanya sangat jelas, seperti dia hanya memandang seekor anak kucing yang berulah sekarang. Padahal tinggi dan ukuran mereka berbeda jauh, tetapi Harimau-lah yang di kacaukan olehnya. "Beraninya kamu...!!" Pekik Harimau itu dengan marah. Gia yang melihat dan mendengar seekor harimau bicara, tidak terkejut. Matanya tenang tanpa riak sedikitpun. "Apa aku harus takut pada seekor kucing nakal?"tanyanya dengan cahaya aneh di balik matanya. Harimau itu seketika merinding melihat perubahan gadis itu. Apalagi gadis itu sedang mengulurkan tangannya ke arah pohon di belakangnya. BOOM!! BUGH!! Pohon dibelakang tubuhnya hancur hanya dengan sekali gerakan tangan gadis itu. Sekelilingnya seketika berubah menjadi aneh, seakan ada aura gelap yang menyelimuti gadis itu. Deg. Harimau itu seketika gemetar ketakutan. Bisa dibayangkan bagaimana jika dialah yang dihancurkan detik berikutnya? Sangat menyeramkan. Gia menarik kedua bibirnya, membentuk senyum manis. Tetapi, bagi Hewan itu dia merasa senyuman itu sangat mengerikan daripada apapun. "Jadi nama apa yang bagus untuk ku berikan padamu? Apakah Snowy lebih bagus?" Harimau itu ingin menggelengkan kepalanya menolak. Hewan Spiritual kalau sudah diberikan nama oleh manusia, akan menjadi hewan kontraknya. Tetapi, melihat bahwa gadis itu menolak untuk membiarkannya pergi, dia terpaksa mengangguk lemah. "Bagus! Snowy memang anak yang pintar, tidak sia-sia aku mengajarimu,"ucapnya seakan menuju dirinya sendiri. 'Ajar palamu!'batin Snowy dengan marah. "Kamu sedang menghina ku?" Gia berkata dengan marah. "Apa kamu berani menghina Tuan-mu,hmm?" Tanyanya sambil menggerakkan rahang Snowy, seperti dia akan menghancurkannya kapan saja. "T-tidak...tolong lepaskan aku,Tuan." Katanya dengan tatapan yang dipenuhi dengan teror. Gadis di depannya memang manusia, tapi sangat kejam dan menakutkan. Gia tidak lagi menyiksa hewan itu, dia melepaskan genggamannya dan berjalan mundur dua langkah ke belakang. "Snowy...ingatlah,jangan suka menceritakan KeburukAn majikanmu. Kalau tidak, aku akan menghancurkan mu seperti pohon di belakangmu,Paham?" Snowy buru-buru mengangguk dengan ketakutan. Dia berusaha bangun dan berdiri dengan sisa tenaganya. Disisi lain, Gia langsung jatuh karena pusing. Dari tanah beberapa tanaman hijau keluar dan membentuk sebuah bantalan yang berhasil membantu gadis itu dari benturan. Gia terbaring diatas bantalan tanaman dan beberapa sulur tanaman merangkak di anggota tubuh tangan dan kakinya. Beberapa menit berlalu dan Gia yang tadi pingsan perlahan membuka matanya. Dia duduk dan meregangkan tubuhnya. Rasanya dia benar-benar lelah dan tidur sangat lama. Matanya melihat ke arah pohon yang roboh dan berbentuk jelek. Beberapa kenangan langsung muncul di kepalanya dan ekspresi wajahnya berubah menjadi panik. "A-Apa ini ulahku?" Gia bangkit dan berjalan ke arah pohon itu dengan wajah tidak percaya. Dia tidak bisa menerima hal didepannya. Kejadian dia memukul pohon ini benar-benar aneh. Saat itu seperti ada yang mengendalikannya dan menggerakkan tubuhnya tanpa dia bisa kontrol. Airin datang setelah dia dari pinggir hutan memeriksa keadaan. Elf itu melihat pohon yang roboh dan mendekati sisi Gia. "Kamu mengamuk?" Gia berbalik dengan eksepsi tertekan. "Ini benar-benar ulahku? Aku tidak tahu apa yang terjadi saat itu. Tubuhku terasa bukan milikku saat itu,aku serius!" Airin melihat wajah gadis itu dan kembali berbalik pergi dari sana. Gia yang yang melihat dirinya di diamkan, lantas menyusul langkah Elf tersebut. "Apa yang terjadi pada tubuhku?!" Airin mengambil sebuah buku entah darimana dan membukanya. Matanya bergerak cepat membaca setiap teks dalam buku itu,sampai dia berhenti di suatu halaman. [Peri yang dipilih dari ras manusia adalah hal yang tidak relevan. Peri dari Ras Manusia memiliki banyak emosi negatif dan positif yang saling bergejolak. Calon peri itu harus bisa mengendalikan sisi kuat-nya dan menjadi dominan dalam tubuhnya. Jangan biarkan hatimu lemah dan kosong,kuatkan selalu.] "Airin...apa maksudnya?" Gia benar-benar tidak paham dengan isi buku itu. "Maksudnya adalah kamu harus berusaha mengontrol sisi lain yang lebih kuat darimu. Jangan mau menyerah padanya. Kamu harus menjadi sang Dominan dan menggunakan sisi kuatmu itu untuk kepentinganmu." "Bagaimana aku bisa mengontrolnya? Tubuhku diambil alih tanpa aku sadari." Gia menunduk saat memikirkan dirinya yang brutal tadi. "Tidak usah khawatir. Kita akan melatihmu dengan baik dan cepat tentu saja," ujar Airin dengan santai. Elf itu kembali berjalan sambil memetik beberapa buah yang tumbuh. Tanpa disadari oleh Gia, ekspresi airin berubah menjadi gelap dan tertekan saat dia berbalik pergi dari sana. Gia hanya bisa melihat kepergiannya dan kembali merenungkan dirinya yang sangat buruk. Dia bukan tipe orang yang suka kekerasan, dia tidak suka hal itu. Gia bertekad untuk menjadi sisi dominan dan mendapatkan kontrol tubuhnya sepenuhnya. BERSAMBUNG….
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN