“STORM! Wait for me!” Storm yang baru mau masuk ke mobil sontak menghentikan langkah dan menoleh padaku. “IKUT!” ujarku lagi. Ia mengangguk. “Tunggu di situ!” Aku ngacir ke dalam rumah, mengambil tasku. Keseharianku ya seperti ini. Dimulai dengan jalan pagi bersama The Weren’s. Yang sering sih berdua saja dengan Tristan. Di ujung jalan ada sebuah taman yang nyaman untuk yoga tipis-tipis sembari menunggu partner olahragaku menghabiskan target jogging-nya. Setelahnya, aku kembali ke rumah, membersihkan diri lalu menikmati sarapan dengan tetangga rasa keluarga. Tristan bekerja, aku membantu Mama, kemudian pulang dan sibuk dengan pekerjaan freelancer-ku. Kegiatanku yang lain … palingan yang berurusan dengan rumah. Rutinitasku membosankan ya? Meski begitu, rasanya 24 jam cepat sekali berlal