088:SAGA-STRATEGI

1612 Kata

“Kenapa? Tidak mau?” tanya Pak Adlar lagi. Kedua tanganku melepaskan pisau dan garpu, kemudian mengusap wajah. Bahkan steak mewah di atas piring ini terasa getir akibat hati yang tak tenang menunggu kata-kata. “Hanya itu, Pak?” balas gue kemudian. Dad4 terasa lebih ringan, meski belum benar-benar lega. “Kamu masih punya hal lain yang bisa saya ambil?” Terkesan serius, tapi aku tau kalau Pak Adlar tak sungguh-sungguh akan pertanyaannya berusan. “Anything, Pak. Hanya saja, tolong biarkan saya ikut mengelola ZH, karena itu amanah Kakek.” “Jujur saja, untuk mengelola perusahaan, sulit mencari yang memiliki kemampuan sepertimu. Saya tidak akan mengelak akan hal itu. Masalahmu di ZH sebenarnya hanya satu, kamu memimpin orang-orang tua dan kolot!” ujar beliau kemudian. “Mereka yang tidak mau

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN