Lekas Pulih

1056 Kata

Shania duduk di halte sendirian. Menguatkan hati dengan mematikan kepedulian cukup menguras energi. Pagi ini melihat keadaan Arhan cukup menggoyahkan komitmen untuk melupakan rasa cinta yang masih terukir manis. Mau bagaimanapun, melihat jejak-jejak pergumulan sang mantan dengan perempuan idamannya itu cukup mengganggu. Tanda merah pada bagian leher laki-laki itu menawarkan imajinasi liar dalam benak Shania. Sekeras apa pun menampiknya, dia tetap saja merasakan sisa kecemburuan. "Ayolah, Shania. Lekaslah pulih." Perempuan berusia dua puluh empat tahun itu menghela napas dalam-dalam. Sudah dua kali bus melewatinya, tapi kakinya enggan untuk melangkah pergi. Sesuatu yang menyesakkan d**a menahannya untuk meninggalkan halte. Dia memang terlihat baik-baik saja, tetapi sebenarnya dia seperti

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN