"Serius?" Roni langsung berdiri dari kursi, menyambut kedatangan Ardi, rekan kerjanya dulu. "Keren, Eventnya sukses sepertinya," puji pria itu seraya melayangkan tatapannya pada Arhan. Tentu menyadari teman baiknya itu memperhatikan juga keberadaan Atika di sampingnya, Arhan langsung menundukkan pandangan. Niatnya ingin protes karena Ardi telah membuka aib keluarganya, menjadi urung karena hanya akan menjadi bahan bullyan. "Iya, puji syukur." Pujian Ardi disambut hangat oleh salah satu perempuan, bagian dari tim pelaksana. "Kamu ke sini juga tidak bilang-bilang. Gimana bisnis kamu?" Roni ikut menyahut riang, mengajak rekan terbaiknya dulu untuk duduk bersama. "Lancar. Masih merintis, butuh effort agar tetap bertahan di tengah persaingan," jawab Ardi dengan pembawaan yang tenang. "Ker