Kuasa hukum Arhan terdiam sesaat. Sendok yang ada dalam genggamannya terlepas dan jatuh ke atas piring. Tentu, di tengah keterkejutan, pria itu mengangguk minta maaf. "Apa skenario terburuk bagi Shania, kalau sampai aku tidak bersedia tandatangan?" tanyanya lagi, ingin memastikan apa rencananya setelah ini. "Anda ingin mengajukan keberatan dan rujuk?" tanya balik kuasa hukumnya. "Iya, dengan kesempatan tanda tangan yang tidak aku berikan," jawab Arhan, penuh semangat. "Kalaupun Shania menolak, bagaimana?" "Aku tidak peduli. Aku akan berusaha untuk membuat dia memaafkan aku dan memberikan kesempatan untuk memperbaiki semuanya." Pria bernama Johan, berprofesi sebagai kuasa hukum itu pun mengangguk mengerti. Berkonsentrasi terhadap serangkaian langkah yang harus mereka tempuh nantinya