Arhan meninggalkan kafe setelah setengah jam mengobrol bersama Ardi. Bukannya berhasil meluapkan kekesalannya karena pria itu mencoba mendekati Shania. Nyatanya pria itu malah berhasil membuka matanya lebar-lebar bahwa dirinyalah yang telah membuka peluang kedekatan itu. Arhan kembali ke rumah. Memarkirkan kendaraan dengan perasaan lebih lega dari sebelumnya karena lampu-lampu rumah nyatanya sudah sepenuhnya menyala. Bisa dipastikan Shania ada di dalamnya. Dia tidak menyangka kalau perpindahannya tidak dilakukan malam ini juga. "Arhan, nyatanya sumber dari kesulitanmu itu malah karena ulahmu sendiri," batin Arhan kelu. Dia melangkah pelan ke dalam rumah. Terasa sepi, tapi cukup hangat karena masih ada suara nyanyian Shania dari arah belakang rumah. Arhan berjalan menuju ke arah dapur