6

1150 Kata
OSPEK di Universitas Garuda akhirnya dimulai pada hari ini. Mereka semua banyak yang yang excited dengan adanya OSPEK kali ini. Kali ini Abi berangkat bersama dengan Faris. Mereka berangkat bersama dan memarkirkan mobil mereka di parkiran mobil Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Mereka berdua pun masuk ke dalam. Ternyata sudah banyak sekali yang berangkat pada hari ini. Tak lama kemudian ada suara cewek yang memanggil merek berdua. Cewek itu pun memanggil dan meminta Abi serta Faris untuk menunggunya. Mereka pun menunggu cewek itu. "Haduh capek juga ya. Bentar ya capek heheh" ujar Natya yang merupakan cewek yang tadi memanggil Abi dan Faris itu, lalu ia tadi lari ke arah mereka berdua agar Natya tidak ditinggal oleh Abi dan Faris. Ia pun saat ini masih terlihat lelah. "Makanya Nat ga usah lari-larian. Kayak dikejar apa aja sih lo itu wkwkw" ujar Abi kepada Natya sembari ia tersenyum karena Natya yang memang sangat lucu. "Astaga tuh kan, tuh senyumnya ya ampun indah banget" ujar Natya yang lagi-lagi ia keceplosan. Ia pun langsung memukul mulutnya itu sementara Faris dan Abi tertawa sangat ngakak. Karena sejujurnya ini bukan kali pertama Natya terlihat keceplosan berbicara mengenai Abi. Bahkan jika dipikir-pikir lagi Natya memang selalu keceplosan bahkan di depan Abi sekalipun, ia juga keceplosan. "Hehehe. Maaf ya guys gua ga maksud kok sumpah deh. Beneran. Tolong dimaafkan ya teman-temanku dan khususnya Abi hehe" ujar Natya dengan malu. "Santai aja lah Nat wkwk. Udah yuk kita masuk ke Auditorium. Ntar keburu penuh pas masuknya" ujar Faris kepada mereka berdua. Dan mereka pun akhirnya masuk ke dalam Auditorium FEB itu. Auditorium sudah terlihat ramai, mereka langsung mencari tempat jurusan Manajemen Bisnis. Dan mereka pun akhirnya menemukannya. Saat mereka akan berjalan menuju ke sana, ada yang memanggil. "Siapa lagi deh ini. Banyak banget kayaknya yang manggil kita" ujar Faris. "Anjani, ini suara Anjani" ujar Abi dengan penuh keyakinan, dan ia pun melihat ke arah belakang. Benar saja, di sana ada Anjani yang berjalan sendirian dengan senyuman manisnya itu. Ia berjalan dengan hati-hati sampai akhirnya ia berdiri di depan Abi, Faris, dan juga Natya. Sementara Faris terkejut ketika tebakan dari Abi benar. Bahwa cewek yang memanggil mereka tadi adalah Anjanj, padahal kali ini mereka berada di Auditorium FEB yang sangat bising, namun Abi masih mengenali suara dari Anjani itu. Sementara itu, Natya sangat iri sekali dengan Anjani. Enak banget ya Jan jadi lo. Udah cantik, pinter, terus di sayang sama Abi juga. Buktinya di tengah hiruk-pikuk keramaian Auditorium ini Abi masih bisa kenal sama suara lo yang bahkan lo ga teriak kencang kayak gua tadi. Lo juga jalan kesini dengan penuh kehati-hatian ga bakalan takut kalo nantinya lo bakalan ditinggal sama Abi ataupun Faris. Karena lo ga akan pernah ditinggal sama Abi. Batin Natya. "Hai Bi, Hai Ris, Hai Nat. Selamat pagi heheh" ujar Anjani pada mereka. "Pagi Jan" sapa balik Abi dengan wajah yang sangat semringah sekali. Terlihat jelas bahwa Abi sangat senang dengan kedatangan dari Anjani itu. Ia sangat senang. "Eh ke tempat kita kuyy. Jangan di jalan ga enak ah diliatin sama orang banyak wkwkw. Btw kalian udah lama?" tanya Anjani dan mereka pun terus mengobrol sampai akhirnya mereka tiba di tempat dimana teman-teman jurusan mereka berada. Sesampainya mereka di sana, mereka langsung memilih tempat duduk. Namun untuk mahasiswa yang berpits hijau, mereka semua diminta untuk duduk di paling bawah karena yang berpita hijau adalah merupakan mahasiswa yang memiliki penyakit yang bisa saja sewaktu-waktu nanti akan kambuh penyakitnya. Anjani pun termasuk mahasiswa yang harus berada didepan sendiri. Karena ia juga memiliki sakit asma. Maka dari itu ia ditempatkan didepan dan ia harus berpisah dengan Abi dan teman-temannya yang lainnya itu, mereka berada di atas. "Ya kita harus pisah deh, ya udah ya sampai bertemu nanti" ujar Anjani. Sementara itu Natya sangat senang sekali karena itu artinya ia memiliki kesempatan untuk duduk disamping Abi. Dan benar saja, karena ia berangkat bersamaan dengan Abi dan Faris, ia pun memiliki kesempatan untuk duduk disamping Abi. Natya tentunya sangat senang sekali. Ia bisa memiliki kesempatan untuk duduk bersampingan bersama dengan Abi. Salah satu hal yang ia impikan. Aduhh seneng banget gua anjir. Ga papa ya Mas Abi kali ini kita duduk berasampingan dulu di sini. Besok beberapa tahun lagi kita duduk berdampingan di pelaminan ya Mas, Aamin paling serius pokonya deh wkwkw. Batin Natya senang. Mereka pun akhirnya memulai OSPEK hari itu. OSPEK pun berjalan dengan lancar. Saat ini mereka sedang makan bersama di dalam GOR juga. Mereka pun makan dengan sangat nikmat. Namun tak lama kemudian tempat Jurusan Manajemen pun heboh karena salah satu mahasiswanya sesak nafas. Dan mereka lebih heboh lagi ketika mahasiswa itu adalah Anjani. Bahkan mahasiswa dari jurusan lain pun juga melihat ke arah Anjani itu dengan penuh penasaran sekali. "Eh P3K tolong woy" teriak Bayu yang berada di dekat Anjani itu. Sementara Abi sudah turun dari atas ke bawah dalam waktu yang sangat cepat dan saat ini ia sudah berada di samping Anjani. Tentunya hal itu menjadi perhatian dari semua mahasiswa. P3K pun sedari tadi belum datang juga. Sementara Anjani sudah seperti kehilangan banyak nafas. Mereka semua bingung, tapi tak lama kemudian Arjuna datang dengan membawa mengeluarkan inhealer dari sakunya. Ia juga terlihat khawatir saat itu. Inhealer ini memang milik Anjani yang tertinggal di rumah Anjani, tadi Arjuna diminta oleh Mama Anjani untuk mengambil dan memeberikan inhealer itu pada Anjani. Lama kelamaan nafas Anjani mulai stabil kembali. Namun ia terlihat lemas. "P3K mana sih ga guna. Biar gua aja yang bawa ke ruang kesehatan. Bay, lo handle dulu semuanya. Kalo ada apa-apa sama ini anak jurusan kita bisa di cap jelek. Secara dia kemarin juga korban" ujar Arjuna yang tak lama kemudian ia mengangkat tubuh Anjani ala bridal style. Tentunya hal itu membuat banyak mata terfokus pada Anjani dan Arjuna. Termasuk juga dengan Abi, ia merasa khawatir dengan Anjani. Tapi disisi lain ia juga tidak bisa memungkiri bahwa ada rasa tak rela ketika Anjani di gendong oleh Arjuna itu. Abi cemburu melihat Anjani dan Arjuna itu. Sementara yang lainnya melihat Anjani yang digendong oleh Arjuna itu dengan tatapan ingin juga. Mereka juga ingin digendong oleh Arjuna yang sangat dingin dan tampan itu. Namun disisi lain mereka juga heran ketika Arjuna tadi mengeluarkan inhealer dan juga ketika Arjuna tampak khawatir dengan Anjani. Apalagi teman-teman dari Arjuna yang menatap Arjuna dengan pandangan asing. Karena hal yang dilakukan oleh Arjuna ini adalah hal yang sangat jarang ia lakukan. Namun akhirnya semua pikiran dari mahasiswa itu teralihkan oleh acara OSPEK yang terjadi pada saat itu. Meskipun ada beberapa pikiran yang juga masih memikirkan tentang Anjani dan Arjuna tadi. Termasuk dengan pikiran dari Abi yang sedari tadi entah mengapa berputar-putar dikepalanya tentang Anjani tadi. Ia khawatir kepada keadaan Anjani saat ini. Ia ingin menemui Anjani dan menanyakan kabar dari Anjani, tapi saat ini ia tidak bisa melakukannya. Jan, semoga lo baik-baik aja ya Jan. Gua khawatir sama lo Jan. Semoga sekarang lo lagi istirahat dan nanti pas pulang lo udah baik-baik aja. Batin Abi. 
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN