Night dan Kecurigaan Day 1

1237 Kata
Sudah satu minggu terakhi ini sikap Night pada Day jadi sedikit aneh. Tidak biasa. Seperti hari ini contohnya. Night berangkat bekerja menggunakan seragam kerja pegawai Ship Area seperti hari-hari biasa. Tapi, begitu Day mengikutinya. Di tengah jalan ia akan mengganti tampilan dari tubuh virtualnya jadi mengenakan pakaian bebas yang cukup stylish dan tampak trendy. Selama ini Day sendiri saja hanya akan melihat Night berpakaian seragam Ship Area. Atau paling banter ya baju tidur dan baju rumahan biasa. Ia selalu beralasan bahwa ia tak butuh pakaian bebas terlalu banyak macamnya. Jika hal yang ia lakukan ya kalau tidak pergi bekerja ya palingan pergi tidur. Night tidak mengatakan apa pun soal itu pada Day. Atau apa yang terjadi padanya sebenarnya. Ketika Day berusaha untuk memancing Night ke pertanyaan menuju itu. Night selalu berusaha untuk mengelak. Berputar-putar ke segala penjuru. Tak jelas rimba atau tujuan dari kata. Hubungan mereka di rumah jadi tak seakrab dulu lagi. Night juga kerap menerima telpon di meja makan atau saat tengah malam. Sikapnya amat sangat luar biasa mencurigakan sekali! Day tidak ingin sikap Night membuat paranoidnya kembali kambuh. Jangan sampai. Tidak, tidak, tidak boleh sampai seperti itu! Day sudah tidak bisa lagi seenak udel melakukan scan pada Internal Computer Brain di otak Night untuk mencaritahu kenyataan apa yang tengah ia pikirkan. Night bersumpah akan sangat murka pada Day sampai ia melakukan hal itu lagi. Night berjanji tak akan menyembunyikan apa pun dari Day. Sebagai gantinya… Day tidak boleh lagi seenaknya menyusup ke labirin pemikirannya. Benarkah Night tak menyembunyikan apa pun dari Day? Yang Night maksud adalah apa pun yang mungkin akan membahayakan Day. Semua hal yang ia rasa tak perlu Day ketahui. Akan ia simpan sendiri dalam hatinya. Bahkan ia tak akan membiarkan sistem Maverick mengetahui apa yang tengah ia rasakan, pikirkan, atau risaukan. Day tidak bisa menyimpan kegundahannya sendiri. Namun, ia belum kuasa untuk menceritakan hal ini pada siapa pun. Ia sangat galau. Malah yang membuatnya galau bukan hanya Night saja. Tapi, Cornelia juga. Entah kesambet apa kolong wewe satu itu. sikap Cornelia jadi “sedikit” lebih baik. Tidak lagi seiblis dulu. Begitu juga dengan Matan Iida. Rucira dan Brotho sebagai ahli konspirasi dramagedon Kahoku berspekulasi bahwa: Untuk Cornelia… ada kemungkinan hubungannya dengan Andi membuat tabiatnya jadi lebih baik. Mungkin juga Andi adalah jodoh yang disiapkan oleh semesta untuk Cornelia. Entahlah. Yang jelas Cornelia menjadi lebih manis dan mudah tersipu. Buat siapa pun yang melihat ngeri saja. Untuk Matan Iida, ada kemungkinan bahwa ia sedang berusaha untuk menyesuaikan diri dengan selera Jun. Satu-satunya  orang di Kahoku yang tidak tau jika Matan Iida menyukai Jun ya adalah Jun sendiri. Bisa jadi Iida berspekulasi Jun adalah tipe yang harus didekati secara perlahan. Dengan begitu mungkin ia akan menoleh padanya. Bersedia membuka hati dan pikiran untuknya. Bisa saja. Meski pendapat Rucira dan Brotho masih menuai banyak kontrasepsi, maksudnya kontroversi. Untuk sekarang masih hanya penjelasan itu yang digunakan untuk mengartikan apa yang sebenarnya sedang terjadi pada mereka. Cornelia maupun Matan Iida sendiri sudah mendengar soal pendapat Rucira dan Brotho. Mereka tidak bisa banyak berkomentar tentang hal itu. Mereka membiarkan saja orang lain mau berpikir apa. Meski dalam hati… mereka tentu memiliki jawaban sendiri. Untuk Matan Iida: anggapan itu boleh dibilang benar juga. Ia memang ingin sekali merubah citra diri di mata para pegawai Rumah Makan Keluarga Kahoku. Ia ingin panggilannya bukan lagi Matan atau yang berarti manajer setan. Ia ingin panggilannya akan jadi manajer malaikat Iida atau Makat Iida. Semua itu memang hanya untuk menarik perhatian Jun. Karena sejauh ini sekeras apa pun usaha yang ia lakukan untuk mendekati Jun. Selalu saja ditanggapi dengan cuekbebek. Seperti saat Iida memasakkan makan siang untuk Jun. Dengan entengnya Jun berkata, aku juga bisa masak sendiri, Iida, masakanku itu lebih enak timbang masakanmu. Jangankan dimakan, Ya Knowledge, ditengok saja tidak. Nyess rasanya hati Iida. Atau yang paling ekstrim. Di wasaatktu Iida ingin mengadakan foto bersama para pegawai Rumah Makan Keluarga Kahoku. Modusnya sih berfoto dekat dengan Jun ya agar fotonya bisa dicrop hanya menyisakan penampakkan mereka berdua. Lalu, tinggal diedit dengan dipasang dengan set di mana kek tempat yang kelihatan romantic ulala. Tapi, yang ada Jun malah memilih untuk berdiri di belakang kamera dengan alasan, aku ini sama sekali tidak suka difoto. Aku ini seorang buronan, ucapnya dengan nada bercanda seperti biasa. Semua yang Matan Iida lakukan untuk mendekati Jun jadi selalu saja berbuah dengan kegagalan. Namun entah mengapa, ia tak bisa berhenti menyukai pria menawan yang baik hati dan juga lucu itu. How depressing... Kalau untuk Cornelia: anggapan itu sangat luar biasa salah besar sekali. Ia memang menjalin hubungan yang terkesan manis dan indah ala ala cerita n****+ percintaan remaja dengan Andi. Namun sebenarnya, dalam lubuk hatinya yang  terdalam. Ia sendiru merasa amat sangat hampa. Cornelia hanya mengagumi Andi sebagai sosok lelaki yang memang tidak diragukan lagi. Ideal. Di luar itu semua ia tak merasakan sepercik pun perasaan cinta. Semuanya putih kosong hambar seperti tabula rasa yang tak ada warnanya. Yang ada di dalam pikirannya ya hanya senyum manis sahabat Aland, Kishi Kai. Saat menelpon Andi, yang ia bayangkan ya sedang menelpon Kishi Kai. Saat sedang bersama dengan Andi dalam kencan atau candle light dinner super romantis, yang ia bayangkan yang sedang bersama dengan Kishi Kai. Saat melihat wajah Andi, yang terlihat ya hanya wajah Kishi Kai seorang. Semua hal di dunia ini yang berhubungan dengan Andi adalah tentang Kishi Kai. Dan ia selalu berharap yang mengisi posisi Andi adalah Kishi Kai. The one and only Kishi Kai. No offer. No doubt. Itu kenapa ia memutuskan untuk berubah dari dirinya yang dulu. Agar citra diri yang ia miliki di mata Aland menjadi baik. Ia tau kalau persahabatan antar cowok itu lebih kental dari darah. Jika Aland saja tidak suka padanya. Nyaris bisa dipastikan bahwa ia akan memberi stimulus tidak menguntungkan pada Kishi Kai. Karena itu sebelum mencampakkan Andi untuk mendapatkan Kishi Kai. Cornelia harus memperbaiki citra dirinya di mata Aland dan juga pegawai yang lain. Yosh! Cornelia tidak peduli siapa yang harus ia sakiti demi mendapatkan apa yang ia inginkan. “Kabarnya si Kishi Kai bagaimana, Aland?” tanya Cornelia sok akrab, sok manis, sok imut, dan sok perhatian pada Day. Day malah termenung menatap jalanan di luar kaca jendela. “Tidak tau, Mbak. Sepertinya dia sedang menyembunyikan sesuatu dari aku,” jawabnya. “Santai saja, Aland. Setiap orang yang hidup di dunia ini memang harus punya sesuatu yang mereka sembunyikan dari orang lain,” nasihat Cornelia, lagi-lagi, sok akrab, sok manis, sok imut, dan sok perhatian pada rekan kerjanya satu itu. Aland menoleh ke arah Cornelia. “Bahkan dari saudara dan keluarga mereka sendiri?” tanyanya. “Tentu saja, Aland. Dari siapa pun juga. Manusia itu terhubung dengan kenyataan melalui sebuah partikel yang seperti serpihan. Sebuah ether. Sekalipun menurut kamu kamu hidup di dunia kenyataan. Nyatanya kan kenyataan itu berjarak beberapa mili dari kamu,” nasihat Cornelia. Day mendengarkannya baik-baik. Memikirkannya baik-baik. Merenungkannya dalam-dalam. Cornelia melanjutkan, “Kishi Kai pasti ingin memberi tau itu untuk membuat kamu sadar bahwa kenyataan untuknya bisa jadi bukanlah kenyataan untuk kamu juga. Kamu hanya harus hidup sebagaimana kenyataan yang ia tunjukkan untuk kamu. Atau serpihan partikel yang ada diantara kalian akan lenyap,” pungkasnya. Ucapan Cornelia membuat Aland jadi merasa cukup tenang. Karena pada kenyataannya. Day sendiri juga memiliki beberapa macam hal yang ia rahasiakan dari Night. “Aku belum terlalu kenal sama Kishi Kai. Tapi, aku yakin dia tipe yang akan melakukan apa pun untuk kebaikan orang lain,” ucap Cornelia seraya memegang dadanya dengan raut yang benar-benar menentramkan hati karena keindahan dan kekalemannya. “Dia selalu saja memikirkan kebaikan orang lain. Tapi, sangat jarang memikirkan dirinya sendiri. Terkadang aku pengen bunuh dia karena itu,” balas Aland tersenyum kecil. “Aha ha ha ha, dasar. Kalau cowok mah pasti begitu,” balas Cornelia tertawa lembut. T B C ~
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN