Liberator

1226 Kata
Satu minggu lamanya telah berlalu setelah insiden penusukan Jun oleh Aland yang sedang menggalau kala itu. Beragam aktifitas di Rumah Makan Keluarga Kahoku pun telah beranjak kembali normal. Hari ini Jun telah dijadwalkan untuk bisa kembali bekerja seperti sebelumnya. Rasa paranoid Day akan hal yang sudah Night ucapkan memang perlahan mulai menghilang. Namun, pertanyaan heran mengapa Night melakukan itu semua. Belum juga sirna dari dalam kepalanya. Saat makan pagi di kediaman pribadi dua orang anak yatim piatu itu. Day tengah menunggu Night di meja makan. Ia selalu melakukan aktifitas itu jika sedang hari ceria. Hari ceria merupakan julukan yang Night berikan untuk pagi di mana ia sedang dalam mood baik untuk memasak. Kalau tidak sedang hari ceria biasanya mereka hanya akan makan sarapan instan. “Tadaaa!” sorak Night sumringah sambil mengangkat wajan dari kompor. “Nasi goreng beta karoten ala Chef Night yang super enak sudah siap,” ucapnya memberitahu nama makanan yang telah ia buat. Ia mulai menuangkan masakannya di piring saji utama. Day sendiri cukup tergugah ketika menyaksikan makanan itu. Semua pikiran negatif yang telah menghantui pikirannya sejak tadi tiba-tiba lenyap. Ia berkata, “Nasi goreng. Salah satu nama makanan yang sudah ada sejak berabad-abad silam. Tidak ada yang tau siapa pencipta makanan ini. Salah satu makanan dari Indonesianapolish yang pernah diakui sebagai makanan paling enak di dunia. Awalnya dipadukan dengan berbagai macam resep yang masih standar mengikuti zamannya. Seperti nasi goreng buntut, nasi goreng rumput laut, nasi goreng iga, nasi goreng mentega, nasi goreng seafood, nasi goreng ayam, nasi goreng sapi, dan lain sebagainya. Namun, varian nasi goreng terus bermanuver untuk menambah berbagai macam cita rasa dan kegunaan yang membuatnya jadi semakin variatif. Setelah Organisai Badan Makanan Enak Internasional merumuskan cara memberi rasa pada unsur. Masakan nasi goreng menambah variasinya menjadi semakin beragam. Diantaranya adalah nasi goreng oksigen, nasi goreng kalsium, nasi goreng H2O, nasi goreng klorofil, nasi goreng CO2, nasi goreng…” Night tersenyum mendengar Day yang selalu saja mengawali hari cerianya dengan penjelasan mendalam mengenai makanan yang telah ia masak. “Cukup penjelasannya, Day! Kalau kamu lanjut terus kita bisa tidak berangkat kerja hari ini,” ucap Night seraya menutup mulut Day menggunakan telapak tangan. “Oh, oke oke, baiklah. Aku hanya baru saja menyadari betapa aku suka memakan nasi goreng. Tepatnya nasi goreng buatan Chef Night, sih,” balas Day membalas senyuman ramah wajah Night. Night memangkukan dagunya di atas meja. Tersenyum bahagia mendengar pujian Day soal masakan keahliannya. “Aku jadi membayangkan kalau saja kita bertukar pekerjaan. Kamu yang bekerja di Ship Area. Sementara aku yang bekerja di Rumah Makan Keluarga Kahoku jadi koki. Sepertinya pasti akan jadi seru, ya.” “Jangan, Night!” respon Day histeris. Membayangkan “bayangan” Night barusan saja ia tidak berani. Soalnya masakan kamu yang enak tuh nasi goreng doang TT, batin Day. “Aha ha ha ha ha ha, tidak akan, kok. Aku cuma bercanda. Lagipula aku tidak akan bisa bekerja di tempat yang tidak banyak menggunakan hukum-hukum Fisika,” balas Night santai. “Night,” panggil Day. Pikirannya yang sempat teralihkan telah kembali waspada. “Iya,” respon Night. Memulai prosesi makan pagi dengan nasi goreng buatannya yang super enak. “Sebenarnya sudah beberapa lama aku penasaran soal hal ini. Kan kamu tau sendiri kalau aku adalah orang yang super paranoid dan anxiety disorder. Lantas… waktu itu kenapa kamu bicara seperti itu soal Aimery? Apa alasannya?” tanya Day. Pada akhirnya. Menyerah untuk takut mengambil jalan yang bisa jadi akan merusak hubungannya dengan Night. Ia tak ingin jatuh korban-korban selanjutnya di luar masalah pelik mereka. Seperti Jun contohnya. Untung saja dia orang yang sangat baik dan pengertian. Kalau yang Day tusuk orang asing yang tak ia kenal. Ia malah akan jadi semakin mudah didapatkan oleh orang-orang dari pihak Yayasan Aimery. Night meletakkan sendoknya di pinggir piring. Menjawab, “Aku tidak menemukan cara lain untuk memberitahu kamu apa yang mungkin saja terjadi. Tanpa membuat kamu merasa paranoid. Paranoid itu kan rasa waspada yang berlebihan. Semakin tinggi kewaspadaan kamu sama mereka. Bukankah itu akan jadi semakin baik. Apa efek paranoidmua akibat ucapanku terlalu bombastik?” tanyanya balik. Day menyipitkan kedua mata. Bombastik tidak, ya? Sudah jatuh satu korban yang nyaris mati karena perasaan paranoidnya. “Cukup bombastik, sih,” jawab Day. “Orang-orang yang ada di balik Yayasan Aimery itu sangat jahat, Day. Yang paling berbahaya. Mereka bukan hanya sangat jahat. Tapi, juga sangat pintar. Kalau suatu saat kamu harus berhadapan dengan mereka. Dengan sifat Day yang seperti itu. Kamu akan langsung kalah dalam sekali serangan. “Aku sama sekali tidak main-main soal ini. Mereka itu sangat berbahaya. Aku khawatir sampai terjadi sesuatu pada Day. Dan Day terlambat membunyikan alarm tanda bahaya. Lebih baik bunyikan alarm-nya sejak awal, ‘kan? “Sekalipun itu berat. Dan buat hati jadi terasa sekarat,” ucap Night pelan. Glek. “T-Tapi aku tidak akan bisa berubah secepat itu, ‘kan? Mungkin dari luar aku memang keras dan terlihat cukup kuat. Tapi, aku selalu tertutup oleh sesuatu yang lebih besar,” balas Day. “Kita berdua adalah orang-orang yang terjebak dalam perbedaan. Namun, perbedaan sekalipun tidak selalu buruk. Untuk menyetarakan posisi dengan yang normal. Kita akan membutuhkan banyak revolusi dan penyesuaian diri. Kita adalah liberator untuk diri kita sendiri,” kata Night mengutip ucapan seorang presiden digdaya dan jujur yang telah merubah negeri ini berabad silam. Kutipan dari seorang legenda. Day pun langsung menyadari hal itu. “Ucapan dari Lysander Kiral, ya. Sang presiden liberator negeri ini berabad silam. Sekaligus anak dari orang yang pernah dicap paling sinting di dunia.” Night tersenyum melihat pemahaman Day yang cepat. “Benar sekali, Day. Lysander Kiral adalah salah satu dari sejuta hal yang aku kagumi dari seorang Sky Rainier,” balasnya. Merasakan pikiran mereka satu frekuensi. Kekagumannya. “Sky Rainier adalah orang gila yang ingin mengembangkan peradaban manusia sampai luar angkasa di abad ke dua puluh satu. Padahal di jaman itu sumber daya yang ada di planet ini sama sekali belum mencukupi. Baik sumber daya manusia maupun sumber daya alam. Andai saja dia terlahir di abad dua puluh tiga seperti saat ini. Impiannya pasti bisa lebih mudah terwujud,” tambah Day. Kedua mata Night auto berbinar mendengar ucapan Day. Lupakanlah sejenak soal Aimery s****n yang hanya mencari keuntungan dari penderitaan dan kelebihan orang lain. Mari kita bicarakan tentang betapa mempesonanya Sky Rainier dana salah satu putranya, Lysander Kiral yang melegenda, “Padahal waktu itu dia sudah dibantu sama NASA yang memiliki pikiran sama mengenai konsep Terraform (istilah untuk ilmu yang mempelajari rekayasa planet). Tapi, tidak disangka kalau ternyata otaknya memang terlalu futuristik dan tidak bisa ditebak. Ilmu pengetahuan yang ada di dunia masa itu sama sekali belum sanggup untuk menampung semua pemikiran jeniusnya. “Sangat luar biasa, bukan…” Day tersenyum kecil melihat kekaguman Night pada dua orang itu yang luar biasa. “Jenius apanya? Dia hanya orang ‘gila’ yang terlalu banyak menonton film Sains Fiksi dan membaca subgenre retrofuturistik dari fiksi ilmiah seperti -punk.” “Orang jenius itu kan memang orang yang bisa memikirkan sesuatu yang tidak bisa orang biasa pikirkan, Day. Kamu juga seperti itu, ‘kan?” tanya Night. Masih sibuk menghalu dengan berbagai macam kekagumannya soal dua liberator yang membuat negara kelas dunia ketiga ini menjadi negara maju dan idaman bagi banyak orang. Ah, Day tidak akan pernah bisa menang kalau menyangkut soal kekaguman Night ada ayah anak super berprestasi itu. Maka ia berkata untuk menghentikan kehaluan Night sebelum mereka telat berangkat kerja, “Night…” “Iya? Apa? Bagaimana? Mengapa? Apa kamu…” respon Night cepat. berharap Day terus melanjutkan obrolan soal dua orang idolanya itu. “Kamu sering-sering lah memasak nasi goreng seperti ini. Nanti bakal aku bawakan banyak kebab,” pinta Day. “Setuju!” sahut Night ceria. Melanjutkan makannya. Kembali menyimpan kekaguman pada Sky Rainier dan Lysander Kiral. Sang liberator legendaris dari "tanah surga dunia yang dulu bernama Indonesia". Di lubuk hatinya yang paling dalam. T B C ~
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN