Pagi hari ini Rumah Makan Keluarga Kahoku jadi lebih ceria timbang satu minggu yang sebelumnya. Salah satu koki andalan mereka telah kembali dari seluruh masa pemulihan dalam keadaan yang sehat wal afiat. Tidak ada yang berubah dari sikapnya. Hal itu membuat Matan Iida jadi semakin semriwing.
Bukan hanya Iida yang semriwing. Namun, untuk kali ini Cornelia juga. Bagaimana tidak semriwing? Pagi ini si bocah Aland datang bersama housemate-nya, Kishi Kai.
“Perkenalkan semuanya, nama saya adalah Kishi Kai. Saya merupakan teman serumah Aland,” ucap Night memperkenalkan diri dengan aura cowok gantengnya meluber ke mana-mana.
Day tidak tau jika Night akan datang. “Untuk apa kamu sampai ke sini?” tanyanya.
“Aku baru ingat kalau atasanku itu sangat suka dengan sambal goreng balado nuklir di rumah makan ini. Aku ingin membawakan itu untuk makan siang dia hari ini,” jawab Night. Ia membatin, sebenarnya aku hanya sedang menyiapkan modus. Kalau kamu ingin mendapatkan anaknya. Jangan lupa untuk dekati dulu bapaknya, we ke ke ke ke ke.
“Tempat ini baru saja akan buka. Siap-siapnya mungkin bakal cukup lama. Daripada kamu telat. Lebih baik nanti aku antar saja ke Ship Area,” beritahu Day mendorong punggung Night agar segera meninggalkan Rumah Makan Keluarga Kahoku.
Night malah tertawa, “O ho ho ho ho ho ho! Inilah enaknya jadi pegawai tetap, Aland. Tidak ada yang akan buang-buang tenaga untuk mengomeli kamu walau sesekali telat.” Adinata sudah pasti datang ke kantor telat tiap dua hari sekali masih baik-baik saja tuh hidupnya. Paling akan gawat kalau ketahuan oleh pengawas saja, sih, batin Night.
Cih, baru sekali naik pangkat saja sudah tinggi hati. Kalau sampai mereka bicara yang aneh-aneh di depan Night bisa mati aku, batin Day waspada.
“Kishi Kai,” panggil Jun tiba-tiba.
Kishi Kai pun kembali masuk ke dalam rumah makan dan menghampiri Jun. “Ada apa, Kak?” tanyanya.
Sebenarnya Jun melihat kapalan orang yang suka memegang wajan di tangan Kishi Kai. Sebelah tangan Jun mengayun mengajaknya memasuki dapur tanpa suara. Kishi Kai mengikuti apa yang Jun lakukan.
“Ada apa, Kak?” tanya Kishi Kai.
“Apa kamu mau belajar cara membuat sambal goreng balado nuklir yang enak?” tanya Jun. mereka hanya berdua di dalam dapur karena Bright masih di luar.
Night menganggukkan kepalanya cepat. Seperti anak anjing yang minta kepalanya dielus. “Mau, mau, mau!”
Jun menutup mulutnya menahan tawa. Membatin, imut sekali. “Kamu tau, Kishi Kai? Ayah dari perempuan yang kamu taksir itu pasti akan sangat tersentuh sampai tau bahwa kamu sendiri yang membuat masakan favoritnya.”
“Ah, b-begitukah? Oh iya, ehe he he he,” respon Night. Ya ampun, ternyata bukan hanya dengan Day. Pikiranku memang gampang ditebak oleh siapa pun, batinnya.
Day yang ingin mencegah Night semakin lama berada di sana segera dicegah oleh Bright. Ia mengintruksikan semua pekerja untuk tetap melakukan tugas mereka masing-masing. Ia bersiasat untuk membuat Kishi Kai jadi semakin menyukai Rumah Makan Keluarga Kahoku dengan membuatnya mengenal rumah makan keluarga itu lebih dalam.
He he he, let's captive the customer, batin Bright.
“Kak Jun tau soal itu semua dari mana?” tanya Kishi Kai di dapur. Ia penasaran segampang apa ia ditebak oleh orang lain.
“Laki-laki biasa tidak akan membelikan makanan untuk seorang bapak-bapak kecuali karena dua alasan: tahta atau wanita. Karena kamu sudah mendapatkan tahta (kenaikan pangkat). Berarti alasannya ya tinggal wanita,” jawab Jun.
“Ternyata begitu ya cara berpikir lelaki dewasa. Hmm,” respon Night memegang dagu.
“Seperti itulah. Kamu tidak boleh hanya berpenampilan seperti laki-laki dewasa. Pelajarilah juga bagaimana cara mereka berpikir,” nasihat Jun dengan sok kerennya. Dalam hati juga ia membatin, padahal aku sendiri juga cuma asal ngomong.
“Kebetulan yang aku gebet sekarang ini adalah seorang gadis dewasa. Aku khawatir akan jadi canggung atau kagok sampai membongkar identitasku yang sebenarnya,” beritahu Night.
“Bagus, dong. Kalau ceweknya lebih tua. Bersikaplah seperti anak-anak. Tapi, tetap jangan kekanak-kanakan. Buat dia berpikir bisa menguasai kamu. Padahal kenyaaannya kamu lah yang sedang berusaha untuk menguasai dia,” nasihat Jun.
“Buat perempuan jatuh cinta pada sisi feminim kita. Setelah itu taklukkan dia dengan sisi maskulin kita. Top!” respon Night sumringah. Ia sangat bahagia mendengar nasihat Jun. Jun ini sekilas seperti Adinata di tempat kerjanya. Dari luar terlihat bodoh, tapi di dalam sebenarnya serius dan bijaksana. Semacam itu lah. Asyik, nih. Kalau sama Day mana bisa aku dapat petuah keren seperti ini, batin Night bahagia.
Jun dan Kishi Kai pun memulai kegiatan memasak mereka. Obrolan mereka dalam sekejap mata menjadi sangat akrab. Dalam pandangan Jun. Ia menilai bahwa sepertinya Kishi Kai ini sedikit lebih muda daripada Aland.
Tapi, kenapa dia terlihat lebih menderita, ya… Tatapannya lebih kosong. Dan cara bicara serta cara pandangnya tidak seperti anak biasa.
Apa yang terjadi pada mereka, tanya Jun dalam hati.
T B C ~