Oke. Akan aku akui kalau aku memang adalah orang yang amat sangat bahkan cenderung ke luar biasa paranoid. Memang sedikit berlebihan. Tidak salah dibilang lebay. Tepatnya sih… dipenuhi oleh bermacam emosi negatif... mungkin? Yang ada di dalam otak besarku ini pun sering kali hanya berupa pikiran buruk akan segala sesuatu. Bermacam pikiran buruk tentang dunia. Bermacam pikiran buruk tentang orang-orang yang masih hidup maupun yang sudah mati. Bermacam pikiran buruk tentang diriku sendiri yang tidak jelas ini.
Semua itu seolah racun…
Bahkan ketika aku sedang bekerja di Rumah Makan Keluarga Kahoku. Dan memasang sikap seolah sok ceria dan biasa saja. Berlagak serta bertingkah seperti manusia pada umumnya. Sebenarnya itu semua salah. Aku tetap menyimpan ketersimpangan itu sendirian. Jauh di dalam lubuk hatiku. Relung jiwaku yang tanpa dasar ini.
Seharusnya aku tetap ingat bahwa aku bukan lagi seorang Day di dunia ini. Di dunia kehidupan sosial. Dunia di mana masyarakat luas tinggal dan bertahan hidup. Suatu tempat di mana orang-orang dengan segala penyimpangan dan keanehannya masing-masing. Memutuskan untuk menjadi sama rata tanpa perbedaan dengan orang lain.
Namaku adalah Aland. Hanyalah Aland. Bukan lagi Day dengan cahaya dan sinarnya. Aku hanyalah seorang pelayan rumah makan biasa yang sama sekali tidak istimewa.
Namun, rasanya memang sulit sekali untuk menerima semua hal itu dengan lapang d**a. Apalagi sejak Night mengutarakan kecurigaannya akan keterlibatan orang-orang yang berdiri di belakang nama Aimery. Dalam kehidupanku selama ini. Itu membuat di mataku… seolah semua orang jadi tampak mencurigakan dan penuh rahasia gelap. Persis seperti para Aimery yang b******k itu.
Matan Iida adalah seorang wanita yang memiliki sikap dewasa sebenarnya. Cerdas, pekerja keras, dan memang tidak bisa dipungkiri bahwa ia juga super duper menyebalkan.
Cornelia adalah seorang gadis yang cantik, masih muda dan menarik, sama-sama menyebalkannya dengan Mata Iida. Namun, walau menyebalkan sekalipun. Kalau tidak ada dia rasanya rumah makan akan jadi bagaimana gitu. Kekurangan sesuatu.
Sarah adalah seorang gadis dengan penampilan yang lumayan. Tidak begitu menonjol dari segi fisik seperti Cornelia yang memang sudah natural born bling bling. Sikapnya cukup pendiam. Lebih ke tipe pengikut mayoritas yang ada.
Rucira adalah seorang gadis dengan penampilan yang… cukup standar. Tidak terlalu cantik. Tidak terlalu buruk rupa. Tidak biasa juga. Yah, intinya standar, lah. Memiliki sikap yang berisik dan seru merujuk ke arah positif. Tidak seperti Cornelia yang memang berisik dan cukup seru, tapi cenderung ke arah menyebalkan.
Brotho adalah seorang pemuda yang memiliki sikap cukup iseng, jahil, penipu, dan sering mengerjai. Seperti umumnya laki-laki awal dua puluhan saja. Tidak ada yang aneh atau berbeda darinya.
Kristof adalah seorang pemuda yang sangat normal. Terkadang akan tergila-gila pada suatu hal. Tidak punya hobi mencolok seperti Brotho. Benar-benar tip orang yang biasa dan memegang prinsip hidup lempeng sepanjang zaman.
Bright adalah seorang pemuda asing yang normal dan cukup baik hati. Tidak pernah bersikap aneh lah di negara orang lain. Hasil kerjanya juga baik. Terkadang suka menceritakan kehidupan di tanah kelahirannya pada pegawai lain.
Jun adalah seorang pemuda lokal yang nyaris selalu bersikap santai serta cuek bebek. Sekaligus membingungkan di waktu yang sama saking clueless-nya. Suka bercanda dan mempermainkan orang lain. Tipe orang yang memegang prinsip untuk hidup sederhana dan apa adanya. Walau terkadang memang nyeleneh. Sangat patut untuk jadi tauladan bagi siapa pun. Terlihat memiliki banyak hal yang disembunyikan.
Namun, kini aku mulai berpikir bahwa itu semua hanya topeng. Semacam tirai tebal dan rapat yang berusaha untuk menutupi segala kebohongan. Serta semua kebusukan yang sudah mendarah daging. Aku tak akan pernah tau, bukan? Bagaimana… jika sebenarnya di antara mereka… terdapat mata-mata atau orang suruhan Aimery?
Siapa yang tau? Aku harus tetap bersikap waspada. Aku tak boleh mengendurkan sabuk pengaman. Perjalanang sang badai belum usai. Tak ada kata aman dalam hidup di dunia ini. Stay safe, Aland!
“Aland!” panggil Sarah.
Semua orang yang ada di dunia ini hanya penipu. Masing-masing mereka pasti memiliki berlembar-lembar wajah di balik yang mereka tunjukkan selama ini. Aku tak boleh terpengaruh atau tertipu oleh mereka. Aku tidak akan kalah dari permainan pikiran kalian, Aimery, tekad batin Day yakin.
“Aland!” panggil Sarah lagi.
Aku harus memikirkan cara terbaik untuk mengidentifikasi Aimery, batin Day lagi. Penuh dengan kerisauan dan kecanggungan. Tidak tau sikap macam apa yang harus ia tunjukkan pada para pegawai lain setelah ini. Aargh, memusingkan sekali.
“ALAND!” teriak Sarah tak bisa lagi bersikap sabar.
“Ah? Eh? Oh? M-Mbak Sarah, ada apa, ya?” respon Day pada akhirnya. Seperti ditarik paksa untuk keluar dari berbagai macam kekhawatiran yang tengah merongrongi kehidupan dan hari-harinya.
“Ada pelanggan tuh di meja nomor empat belas. Ini kan bagian kamu,” beritahu Sarah seraya menunjuk ke arah meja yang bersangkutan.
"Oke, Mbak. Kalau begitu aku akan pergi dulu, ya," balas Day. Sikapnya jadi sangat canggung kepada Sarah.
T B C ~