Beberapa hari setelah kejadian itu. Demi menebus rasa bersalah karena telah menikam perut Jun tanpa alasan jelas. Day pun menawarkan diri secara suka rela pada Jun untuk memeriksa apartemen mewahnya. Setelah cukup lama ditinggal oleh pemilik tanpa pemberitahuan maupun input informasi. Biasanya sistem operasi komputer yang mengurus kebutuhan akun suatu IT’s Chamber System. Memang akan jadi sedikit eror atau lemot. Bahkan tidak jarang nge-hang.
“Waaah, senang sekali aku kalau ada yang menawarkan diri untuk itu. Aku benar-benar akan merasa sangat terbantu. Kalau begitu ini ya nama IT’s Chamber System di apartemenku,” girang Jun di saat menyambut tawaran murah hati Day.
Day tak berkedip menatap tulisan di atas lembar hologram yang Jun berikan. Itu adalah tipe tulisan yang paling tidak ingin ia ucapkan sepanjang hidup. Kalau bisa. Tulisan yang membacanya dalam hati saja bisa buat ingin muntah.
Namun, khusus untuk kali ini. Day secara terpaksa harus mengucapkan kalimat nyeleneh itu. Untuk membangun koneksi suara dengan IT’s Chamber System yang mengurus nyaris segala macam kebutuhan fisik dan akun apartemen Jun.
Huff… “A-A-A’a Zainudin Yang Gantengnya Sedunia Akhirat Naudzubillah Nggak Ada Duanya, disingkat jadi A Z Y G A N – S A N A N G A D U, perkenalkan nama saya Aland. Dan saya adalah teman dari Master Zainudin,” ucap Day.
“Ada keperluan apa ke sini?” tanya IT’s Chamber System apartemen Jun. kenapa terdengar berbeda sekali ya sikapnya dengan IT’s Chamber System di kediaman Day. IT’s Chamber System itu melanjutkan, “Jika saya tidak bisa menerima alasan yang Anda berikan. Saya tidak akan merasa segan atau menyesal untuk melempar Anda strike ke luar jendela saat ini juga,” ancamnya.
Sadis amat ini IT’s Chamber System. Bicaranya sangat kasar. Tapi, sepertinya menggunakan sistem yang lebih mahal, ya. Sehingga bisa membuatnya jadi seekspresif itu. By the way, ini lantai dua puluh tujuh, bung, batin Day tak percaya. Ia jadi penasaran. Seperti apa ya sikap Jun sehari-hari saat di rumah. Sampai bisa membentuk kepribadian kecerdasan buatan jadi seperti ini. No idea.
Benar-benar seorang manusia yang clueless ya si Kak Jun itu, batin Day.
“Ehmm… jadi sebenarnya Master Zainudin saat ini sedang ada di rumah sakit. Untuk menjalani serangakaian perawatan sampai beberapa hari ke depan. Dan sampai dia bisa kembali ke rumah. Dia memintaku untuk memastikan bahwa semua kebutuhan IT’s Chamber System di kediamannya tetap berjalan dengan normal,” jawab Day berusaha sesopan mungkin. Ia tidak mau sampai mengambil resiko untuk benar-benar akan dilempar dari ketinggian dua puluh tujuh lantai. Ia sedang tidak ingin membuang uang untuk biaya reparasi organ robot di tubuhnya.
“Master Zainudin sudah mengirimkan sinyal untuk kebutuhan akan itu semua ya, wahai anak muda. Dan Anda ini sebenarnya sama sekali tidak perlu untuk repot-repot datang ke sini. Merepotkan saja, cih,” balas IT’s Chamber System apartemen Jun datar dengan tampilan virtual wajah terganggu.
(ー_ー)
“Eh? Ah? Oh? Sou? B-Bagaimana?” Day jadi tergagap sendiri. Karena rumahnya memang tidak pernah kosong dalam waktu yang lama. Ia jadi belum pernah sama sekali memeriksa opsi pengaturan dari jarak jauh.
“Kau itu punya otak, ‘kan? Berpikirkan sendiri dan jangan minta otak buatan teknologi sepertiku juga yang menjawabnya. Dasar manusia t***l. Bodoh sekali, sih,” balas IT’s Chamber System itu sewot.
Day langsung memasang wajah yang sangat kesal, (-_-メ). “Kak Jun itu… sedang sakit juga sempat-sempatnya ya mengerjai orang,” geramnya emosi jiwa seraya menonjok-nonjok salah satu telapak tangannya.
Sementara itu Jun di rumah sakit.
"WA HA HA HA HA HA!!! Bagaimana ya kabarnya si Aland? Si Sujiwotedjo kan sudah aku ubah kepribadiannya untuk menyambut kedatangan anak itu. Tidak terbayang, deh. WA KA KA KA KAK!!!"
"Ah..."
T B C ~