Riordan adalah nama dari suatu panti asuhan yang secara khusus hanya mengasuh para anak-anak CP alias Child Prodigy (anak yang ajaib, anak yang luar biasa, anak yang spesial, anak yang memiliki kemampuan lebih timbang anak lainnya, anak-anak yang jenius, atau anak-anak yang istimewa secara tersurat dan bukan tersirat). Semua anak yang masuk ke panti asuhan itu akan diberi nama sesuai dengan saat kedatangan mereka.
Sebelum angkatan Day dan teman-temannya. Di panti asuhan Riordan terdapat dua puluh empat orang anak. Nama-nama yang diberikan untuk identitas mereka pun beragam. Empat anak dinamakan nama musim: Summer, Winter, Autumn, dan Spring. Dua belas anak dinamakan nama bulan: January, February, March, April, June, July, August, September, October, November, dan December . Tujuh anak dinamakan nama hari: Sunday, Monday, Tuesday, Wednesday, Thursday, Friday, dan Saturday. Terakhir satu anak diberi nama dengan nama kalender atau kidung gereja: Gregorian.
Saat anak tertua di angkatan Day masuk, Afternoon namanya, kedua puluh empat anak itu telah keluar dari panti asuhan Riordan. Panti asuhan Riordan memang pot yang disiapkan untuk tumbuh kembang anak-anak yang memiliki kemampuan spesial dibanding manusia pada umumnya.
Anak pertama datang saat sore hari. Maka panti asuhan Riordan memberi anak itu nama Afternoon. Setelah itu datang lagi seorang gadis kecil cantik dan jenius, namun tanpa identitas. Ia bergabung dengan panti asuhan ini di kala petang. Maka ia dianugrahi dengan nama Evening. Setelah itu datang lagi seorang anak lelaki. Ia datang berdekatan dengan waktu kedatangan Afternoon, namun sedikit lebih awal. Maka panti asuhan Riordan menganugrahinya dengan nama Day.
Afternoon dan Evening sudah jelas memiliki bakat bersinar dalam bidang penelitian saintek. Baru juga berusia empat tahun. Mereka sudah mampu melahap dan menguasai sangat banyak literatur ilmu pengetahuan yang ditinggalkan oleh ilmuwan-ilmuwan terkenal sejak zaman dulu.
Kala itu Day mulai merasa terasingkan dari anak-anak lain. Ia tak memiliki minat terhadap angka, perhitungan, maupun ilmu pengetahuan secara garis besar. Para pengurus Riordan sempat kebingungan pada tipe CP yang dimiliki olehnya.
Sampai ia bertemu dengan sebuah kanvas dan cat tradisional. Coretan-coretan yang tak bisa dimengerti oleh mata para pengurus panti asuhan Riordan rupanya memiliki nilai sangat luar biasa di mata para ahli seni.
Saat itulah ia memulai debutnya sebagai The Butterfly’s Breath.
Afternoon dan Evening telah berhasil mendapat kontrak dari badan penelitian internasional ketika usia mereka baru saja menginjak lima tahun lebih sedikit. Berbagai perusahaan di dunia sudah siap untuk mensponsori penelitian mereka berdua. Tesis, makalah, artikel, sampai buku-buku menyangkut ilmu pengetahuan yang mereka tulis. Dijadikan rujukan untuk berbagai institusi pendidikan maupun intitusi penelitian terkenal.
Day, seorang diri, hanya melukis, mendapatkan tawaran beasiswa penuh dari bermacam universitas seni di dunia. Berbagai museum besar sudah membuat kontrak untuk menyelenggarakan pameran tunggalnya. Para pecinta seni dari kalangan atas, dengan uang mereka yang melimpah, sudah antri membuat daftar tunggu jika pelelangan karyanya diselenggarakan lagi.
Inilah kekuatan seorang Child Prodigy yang dengan cermat ditangkap prospek bisnisnya oleh pendiri yayasan panti asuhan Riordan. Mereka adalah keluarga Aimery.
Kalau begitu… bagaimana dengan Night?
Anggota terakhir dari panti asuhan Riordan. Tiba di sana pada malam hari yang gelap dan suram. Dengan penampilan yang sangat menyedihkan. Hanya baju bagus yang ia kenakan. Namun, di balik pakaian itu tampak sebuah kengerian. Kulit yang lebam membiru di segala bagian. Dipenuhi bekas luka dan beragam sayatan yang sedang berusaha memulihkan diri.
Ia sama sekali tidak terlihat maupun terasa seperti seorang Child Prodigy. Ia tidak bisa menguasai segala macam materi sains dan teknologi tingkat atas seperti yang selalu jadi cemilan untuk Afternoon dan Evening. Ia tak memiliki tangan dewa yang bisa membuat lukisan yang seindah hasil karya Day. Yang ia lakukan di kelas hanya berteriak-teriak dan menangis ketakutan. Penampilannya tampak sangat mengerikan saat itu. Persis seperti anak jalanan kumuh yang tidak punya akal maupun pikiran. Membuat Afternoon dan Evening bahkan tak sudi untuk melayangkan pandangan padanya.
Namun, tidak begitu dengan Day. Ia melirik anak itu sekilas. Dua kilas. Tiga kilas. Merasakan empati yang tak berbekas.
Bu Kepala Panti Asuhan pun langsung mencurigai sesuatu. Anak kumuh, aneh, sinting, jelek, kotor, mengerikan, tidak beradab, dan i***t ini… apakah ia merupakan seorang Child Prodigy? Apakah ia tak sedang ditipu oleh pria yang membawanya?
Sampai suatu ketika. Akhirnya wanita itu pun menyadari kesalahan terbesar yang sudah ia lakukan. Kesalahan karena telah membiarkan anak anjing rabies kotor pinggir jalan itu bergabung dalam komunitas Riordan yang elit dan eksklusif.
Sejak saat itu pun Night menjadi bulan-bulanan bagi para pengurus panti asuhan. Setiap makanan yang baru ia telan akan dipaksa untuk dimuntahkan. Tubuhnya setiap hari nyaris habis menjadi samsak pukulan dan tonjokan para orang dewasa kelainan mental itu. Tubuh kecilnya yang ringkih dan tak berdaya terasa nyaris hancur.
Tepatlah jika ia diberi nama Night. Hidupnya memang gelap gulita tanpa setitik pun cahaya. Bulan dan bintang juga rasanya enggan menjamah hari-harinya.
Anak kecil itu tak bisa melihat atau mengharapkan apa pun. Ia hanya ingin terus tertidur lelap di dalam buaian awan yang membungkus langit malam.
Namun, semua hari-hari tak ubahnya mimpi buruk itu langsung berubah. Setelah ia bertemu dengan seorang Day. Seniornya di panti asuhan dengan pengurus-pengurus tanpa perikemanusiaan itu. Sosok Day kala itu tampak begitu pemberani dan gagah. Persis seperti pahlawan dalam kisah dongeng yang pernah ia baca.
“Cepat hentikan semua tindakan kalian pada Night!” teriak Day dengan lantang. Dengan keren. Jika Night perempuan sudah dipastikan ia akan jatuh hati pada pandangan pertama. Tak ada ragu tersirat di wajahnya yang tegas. Tangan kanannya erat menggenggam pergelangan tangan Night yang nyaris selalu saja gemetar oleh rasa takut, khawatir, dan ketidakpercayaan diri.
“Day sayang, kamu sama sekali tidak boleh terlalu dekat dengan anak yang seperti dia. Minggu depan kami akan membawanya ke panti sosial. Mau dia dibuang atau apa pun juga kita sudah tidak perlu peduli lagi, ya.
“Dia harus disingkirkan dari sini. Karena dia ini juga bukan bagian dari golongan kita,” ucap wanita kepala panti asuhan Riordan lemah lembut. Berusaha memberi salah satu anak asuhnya pengertian yang mendalam. Agar Day juga paham kedudukannya yang tinggi. Sama sekali tidak pantas jika harus bersama dengan makhluk malam jelek seperti Night.
“Kalau kalian membawa dia pergi dari tempat ini. Kalian harus membawa saya turut serta juga,” balas Day. Tetap dengan auranya yang kuat dan keren. Ia sama sekali tak terlihat seperti bocah kemarin sore yang sedang bersitegang dengan orang dewasa yang berumur lipatan kali dari usianya. Ucapannya, tatapannya, auranya, suaranya, kekuatannya, harapan yang ia pancarkan, semua menunjukkan bahwa ia setara. Bahkan tidak berlebihan jika lebih tinggi.
Perasaan kagum yang tak bisa dideskripsikan dengan kata. Tengah bermekaran di dalam d**a Night yang gelap. Titik titik bintang yang mulai muncul menghiasi kegelapan langit malamnya.
Apa lagi yang akan terjadi pada mereka? Sampai keduanya bisa sampai di masa depan yang sudah kita saksikan.
Entahlah. Semua hal bisa saja terjadi. Ikuti terus ceritanya!
T B C ~