Perasaan Jun 1

464 Kata
Hari ini barisan pekerja di rumah makan keluarga Kahoku sumringah (tepatnya heboh) dengan dua kejadian yang baru saja menimpa tiga orang dari rekan mereka. Kehebohan terutama dipicu oleh efek kemampuan biang gosip Rucira. Namun, kehebohan itu hanya menimpa diri mereka sendiri. Tiga orang bersangkutan yang dihebohkan justru malah tak banyak bicara. Terutama Brotho. Ia merasakan kejadian yang menimpanya adalah karma kibul-nya soal identitas Niken Lokatara pada Day. Ketiga orang teman Niken yang jadi pasangan double date-nya adalah atlet pro MMA. Badan mereka semua sangat besar seperti gaban. Apalagi yang bernama Fiski, cowok pasangan seorang teman Niken. Tinggi tubuhnya dua meter lebih dengan bisep dan trisep yang sangat besar serta padat. Dengan tinggi badan 150 cm dan berat tubuh 45 kg, diantara mereka, Brotho terlihat lebih seperti seorang kurcaci nyasar dari dunia dongeng Snow White. Sepanjang kencan, Fiski yang orang Batak itu berulang kali berkomentar soal besar tubuhnya, “Bah, kecil kali badannya. Mana kuat dia melawan Niken di ring yang berseprai. Hwahaha!” tawanya puasa. Disusul oleh tawa orang-orang yang lain. Niken sendiri akan jadi berlagak Batak juga kalau bicara dengan Fiski. “Bah, iyalah. Bakal aku training dulu dia nanti sebelum terjun ke lapangan,” Balasnya seraya mengacungkan jempol. Teman Niken, Andin, yang sebenarnya orang Jawa juga bicaranya jadi sok Batak, “Jangan sampai kalah tanding kau di ring. Malu-maluin Niken aja kau nanti.” Pengalaman seperti itu sebaiknya memang disimpan untuk diri sendiri saja. Sebenarnya para pegawai sangat penasaran pada kencan penumbalan ini. Untuk Day sendiri… karena merasa bersalah… memilih untuk bersikap sok tidak peduli. Rucira, Sarah, dan Cornelia tetap saja merasa penasaran. Berulang kali mereka membuntuti Brotho dengan pandangan penuh rasa curiga. Kelihatannya Niken adalah orang yang cukup agresif. Bisa jadi mereka sudah… ekhem! “Pergi kau semua!” usir Brotho tak nyaman. Bicaranya pun jadi sok beraksen Batak. Sesuai perjanjian Niken memang memberinya sejumlah uang. Namun, kalau boleh jujur. Sebenarnya Brotho merasa bahwa lebih baik ia tidak mendapat uang sama sekali. Daripada harus datang ke acara seperti itu lagi. Walau kisah Brotho dan Niken memang cukup menarik untuk diikuti. Yang jadi berita hot untuk para pekerja Kahoku tetap saja cerita soal “kencan” Jun dan Iida. Kalau ini yang jadi biang gosipnya Bright. Ia mengaku mobilnya baru kembali cukup malam. Apa yang mereka lakukan selama itu tak ada yang tau. Ekhem… Saat Jun berkomentar, “Tadi malam aku bawa mobil Bright ke apartemenku dulu. Makanya jadi sedikit lama.” Gosipnya malah akan berkembang semakin liar jadi, “Jun membawa Iida ke apartemennya sendiri itu kenapa mereka lama.” Saat Iida berkomentar, “Kunci mobilku itu habis hilang di restoran. Itu saja.” Gosipnya malah akan berkembang semakin liar jadi, “Jun memang sengaja berniat untuk mengantar Iida pulang. Makanya kunci mobil Iida dia sembunyikan.” Semua yang mereka katakan malah berdampak hiperbola pada anggapan orang-orang. Semua orang berharap Jun dan Iida segera jadian. Semoga setelah itu perangai penindas Iida bisa segera dijinakkan oleh sikap baik dan ramah Jun. Semoga. T B C ~
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN