19. Bom Waktunya Meledak

1915 Kata

Ranis merasa malas jika harus kembali ke Jakarta, inginnya masih berlama-lama di sini. Ayla sudah kembali ceria, sudah dua hari ini juga masuk sekolah. Ayla semakin kelihatan bahagia karena selama dua hari ini Ranis menjemput dan mengantarkannya ke sekolah. "Nduk..., jadi balik ke Jakarta kapan?" tanya Halim saat sedang menghabiskan waktu sore bersama Ranis sambil menonton acara televisi.  "Loh bunda sudah mau ke Jakarta lagi? Ila ikut ya Nda ..." rengek Ayla saat mendengar Halim bertanya pada Ranis. "Ila kan sekolah," jawab Ranis dengan lembut tapi tetap tegas. Seperti biasa Ayla tidak lagi membantah, hanya menekuk wajahnya hingga terlihat cemberut. "Nanti malam aja pak, lepas Isya," jawab Ranis, mengusap rambut ikal milik Ayla yang sedang merebahkan kepalanya di paha Ra

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN